Mogok

22 3 0
                                    

"Pulang" ucap Zeyu. Lieza mengernyit bingung "Gue kesepian dirumah"

"Lo gak salah, Zey?" Lieza tersenyum mengejek. Apa Lieza tidak salah dengar? Zeyu kesepian tidak ada dirinya?

Zeyu memutar bola matanya kesal, lalu menarik tangan Lieza.

"Ehh! Zey!" ujar Lieza, tangannya terus ditarik oleh Zeyu. Dia dibawa menuju mobil Zeyu yang terparkir di parkiran rumah sakit. "Li Mei bye!!" teriak Lieza sambil melambaikan tangannya kearah Li Mei. Li Mei tidak membalas lambaian tangan Lieza, matanya masih menatap nanar kepergian Zeyu dan Lieza.

Li Mei tersenyum kecil, tentu itu senyum yang dipaksakan. Hatinya rasanya sakit melihat Lieza diperlakukan seperti itu oleh Zeyu. Apa dia cemburu kepada hantu?

Apa dia kalah oleh seseorang yang sudah mati?

Dan itu terus terputar di kepala Li Mei

••••

Zeyu berdecak kesal. Dia terus mencoba menyalakan mesin mobilnya yang tetap saja tidak mau hidup. Padahal mobilnya sudah sampai di dalam area kompleks perumahan tempat rumah Zeyu berada. Zeyu terus mencoba, tapi hasilnya tetap sama.

Langit mulai gelap. Jam-jam segini nih, yang membuat Zeyu merinding. Jam-jamnya 'mereka' keluar. Mungkin biasa saja bagi yang tidak bisa melihat makhluk itu, tapi menyeramkan bagi Zeyu.

"Kenapa, Zey?" tanya Lieza bingung karena melihat Zeyu terlihat kesal.

"Mogok." jawab Zeyu tanpa menoleh, dia masih fokus untuk menyalakan mesin mobilnya. Zeyu menyerah, mobil ini tetap tidak mau hidup. Tapi kenapa harus mogok di jam-jam segini!

"Terus gimana?" tanya Lieza terlihat gusar. Matanya terus menatap keluar jendela, takut dengan sosok-sosok di luar sana yang terus menatap Lieza dan Zeyu yang ada di dalam mobil.

"Jangan diliatin." kata Zeyu datar. Mata Lieza tetap menatap keluar, tangannya sudah bergetar ketakutan. Zeyu berdecak kesal. Sudah tau takut, masih saja diliatin. Zeyu memegang dagu Lieza, memutar kepala cewek itu hingga berhadapan dengannya. "Gue bilang jangan dilihatin!" ucap Zeyu.

Lieza tertegun.

"Turun" ujar Zeyu yang sudah siap membuka pintu mobilnya, dengan cepat Lieza menahan tangan Zeyu. "Kenapa?" tanya Zeyu.

"Lo tau kan jam segini hantu-hantu pada keluar, gue takut, Zey" Protes Lieza tidak mau keluar.

"Kalau lo takut, tunggu gue aja di rumah. Gak usah ikut-ikutan jalan sama gue." ujar Zeyu. Lieza mendengus kesal. Sebenarnya Lieza bisa menghilang begitu saja dan langsung sampai di rumah Zeyu, tapi dia tidak tega membiarkan cowok itu berjalan sendirian di saat seperti ini. Lieza tau, pasti Zeyu ketakutan juga, hanya saja Zeyu pintar mengatur ekspresi.

"Gue gak bisa." ucap Lieza

"Kenapa?"

"Gue gak bisa ninggalin lo sendiri"

"Tenang aja, gue udah biasa sendiri." ujar Zeyu kemudian turun dari mobil. Zeyu berjalan dengan langkah lebarnya, mengabaikan semua tatapan menyeramkan dari hantu yang ada di sekitar. Makhluk itu ada yang di atas pohon, yang duduk di bangku taman, yang diam di bawah lampu jalan, dan masih banyak lagi.

"Gak takut diliatin kayak gitu?" tanya Lieza yang tiba-tiba berada di samping Zeyu. Cowok itu tersentak kaget, lalu menatap Lieza tajam. Sudah tau keadaan sedang tegang seperti ini, Lieza malah mengagetkannya. Lieza nyengir lebar, senang sekali melihat Zeyu ketakutan seperti ini. "Gapapa kok, Zey Gue udah agak kenal sama mereka-mereka." ujar Lieza enteng.

Zeyu memutar bola matanya. "Terus tadi kenapa lo takut?" tanya Zeyu sinis.

"Gue takut aja sama hantu yang tadi ngeliatin kita di luar."

"Yang tadi ngeliatin banyak kali."

"Itu loh, yang ada di pohon mangga itu!" Lieza menunjuk ke belakang, tepat dimana pohon itu berada.

"Jangan ditunjuk!" Zeyu menarik tangan Lieza. Lieza terkekeh.

"Seneng deh liat lo ketakutan kayak gini." ejek Lieza masih dengan kekehannya. Zeyu fokus saja pada perjalanannya, yang Zeyu mau sekarang ingin cepat-cepat sampai rumah.

"Lo gak tau aja gimana ketakutannya gue waktu pertama bisa liat hantu." ujar Zeyu pelan, matanya menatap lurus jalan. Kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana. Lieza menatap lekat Zeyu dari samping. Zeyu menghentikan langkahnya, kini Zeyu menatap Lieza. "Dan lo tau hantu pertama yang gue liat waktu itu siapa?" tanya Zeyu.

Lieza menggeleng pelan.

"Nyokap gue." ucapnya kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Lieza masih terdiam ditempat, merasakan kesedihan yang Zeyu alami. Lieza mengejar langkah Zeyu yang berjalan mendahuluinya. Cewek itu mencolek bahu Zeyu jahil, alhasil Zeyu menoleh, namun tidak ada siapapun di sana karena Lieza sudah berpindah ke sisi lainnya.

Lieza kembali mencolek bahu Zeyu yang satunya lagi, kali ini Zeyu tidak menoleh, sudah tau dengan kejahilan Lieza. Lieza mendengus cowok itu tidak mempedulikannya, dia terus berjalan.

Bukan Lieza namanya jika mudah menyerah, dia terus akan mencoba. Lieza kembali akan menjahili Zeyu dengan mencolek bahunya, dirinya sudah memberi ancang-ancang untuk menjahili cowok itu. Tangannya sudah melayang diudara.

Dengan gerak cepat, Zeyu menarik tangan Lieza. Membuat Lieza tertarik ke depan, sehingga dirinya bertubrukan dengan dada bidang Zeyu. Sebenarnya Lieza kaget bukan main ketika Zeyu tau bahwa dirinya akan menjahili cowok itu. Terbukti dengan mata Lieza yang melotot kaget, ditambah dengan berada di dekat Zeyu sedekat ini.

Tatapan mereka bertubrukan. Tangan Lieza masih dicekal oleh Zeyu.

"Mau apa hm?" ucap Zeyu tersenyum miring. Dan Lieza ingin rasanya menghilang dari dunia ini.

____________________

Tunggu part selanjutnya....

My Beautiful Ghost حيث تعيش القصص. اكتشف الآن