13 : King Sang Pemaksa

1K 235 164
                                    

Target 300 komen dan 160 vote, besok malam aku updte lagi. Setuju?

❤️❤️❤️

Sepanjang perjalanan pulang, Soojae menyadari bahwa tubuhnya masih meremang bahkan setelah 30 menit King pergi meninggalkannya. Saat Soojae sampai di rumah setelah meminta izin pulang lebih awal.

Paman dan bibinya diketahui pergi ke kota sebelah untuk menjenguk saudara yang baru saja melahirkan. Padahal cuaca sedang tidak menentu, Soojae butuh perlindungan dan teman untuk mengalihkan diri, tetapi ia justru ditinggalkan sendirian.

Teganya mereka, pikir Soojae sebal. Takut karena ia sendirian King akan berbuat semaunya dan ia tak punya seseorang untuk dimintai pertolongan. Bagaimana kalau King mencoba memerkosanya lagi? Hah! Tidak mungkin. Kalau King benar-benar melakukannya ....

Tidak, kalau King melakukannya. Itu bukan sebuah perkosaan, tapi Soojae ragu ia bisa menolak.

Astaga! Soojae, kau membencinya kan? Tentu saja.

"Oh dasar King sialan!"

Soojae merasa bodoh karena ketakutan sendiri begitu teringat ucapan King beberapa waktu lalu, "Punyaku lebih tebal dan lebih keras daripada punyanya!"

Soojae tahu itu, meskipun belum pernah melihatnya. Soojae tahu pasti yang dikatakan King bukan sekadar bualan. 4 tahun lalu, saat King menciumnya di mobil dengan begitu bernafsu seolah ia adalah makanan penutup. Ia merasakan benda yang besar dan keras itu menekan perutnya, begitu menantang dan panas. Waktu itu King bermain-main dengan ereksinya, setiap mengingatnya perut Soojae mual dan tubuhnya meremang.

Bukan! Bukan karena Soojae tidak suka, tetapi justru karena ingin merasakannya lagi.

Bajingan sekali! Soojae mengumpat pada diri sendiri. Setelah membuka pintu dan meninggalkan selopnya di depan, Soojae langsung pergi ke dapur. Berpikir bahwa mengutuk orang membutuhkan banyak energi.

Hal pertama yang Soojae inginkan adalah air dingin. Selesai melepas dahaga, gadis itu menemukan catatan kecil di atas meja yang mengatakan bahwa kemungkinan besar paman dan bibinya akan menginap selama semalam, di dalam catatan itu Soojae juga diberitahu tentang makanan-makanan yang ditinggal di lemari pendingin serta meminta agar Soojae menghangatkannya jika lapar.

Rumah menjadi begitu sepi, rasanya horor sekali membayangkan King mendadak muncul dan pria itu menyerangnya gara-gara ia kabur setelah memberi janji kencan. Soojae merasa sangat sebal karena mendadak takut. King pasti akan mencarinya, tapi Soojae tidak akan bersembunyi di rumah seperti babi yang hendak dijagal. King tidak akan bisa menakutinya lagi.

Sementara menghangatkan makanan, Soojae menyiapkan keranjang piknik dan pergi mengganti pakaian. Hanya dalam waktu singkat semua makanan dihangatkan dan Soojae sudah selesai dengan persiapan makan sorenya. Soojae tidak akan bersembunyi, tetapi dia hanya akan mencari tempat yang tenang.

Beruntung hari ini matahari bersinar terang, memang agak lembab tetapi jauh lebih nyaman karena tanah-tanah yang basah terkena hujan sudah mengering kembali. Soojae suka sekali menikmati angin menerpa tubuh saat melewati ladang-ladang yang sudah panen.

Para petani kebanyakan sedang sibuk menjual hasil panen mereka dan tidak menyadari kehadirannya. Cepat-cepat Soojae menyusup masuk ke dalam hutan, berjalan memutari sungai untuk mencari tempat singgah yang cocok. Tempat yang aman dan terkena cahaya cukup.

Soojae memilih sebuah batu besar, bukan batu lama yang sering ia gunakan untuk merenung. Ia naik dan duduk bersila setelah meletakkan keranjang pikniknya di atas sebuah batu datar. Hutan ini tidak menakutkan, justru terasa sangat akrab dengannya.

Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang