15 : Tempat Tidur

1K 174 118
                                    


Setelah sekian purnama, akhirnya bisa nyempetin updte si King. Maaf udah bikin kalian nunggu lama. Jangan lupa komen dan vote ya sayang, biar aku semangat berkarya. Buat yang selalu nunggu ini, love sekebon 🥺❤️

❤️❤️❤️

Badai datang, kali ini tidak lebih besar dari sebelumnya. Tentu saja, tak peduli sebesar apa pun badai yang menerpa wilayah itu. King yakin, badai gairah yang menerpanya jauh lebih besar dari apa pun. Hampir saja ia melakukan kesalahan lagi.

Jika saja Jungkook tidak mengetuk pintu serta menengahinya dan Soojae. Ia yakin akan membawa Soojae ke tempat tidur sekarang juga, dan esok Soojae akan sangat membencinya.

King benar-benar akan membuat hubungan mereka tanpa harapan. Entah harus bersyukur atau marah. King tak tahu. Sekarang, ia harus menerima konsekuensi dari perbuatannya. Ia tidak akan bisa tidur sementara bayangan dari payudara Soojae mengisi pikirannya. Soojae bukan lagi gadis remaja yang seneng mengekorinya dulu, melainkan seorang gadis dewasa yang telah matang dan siap akan sentuhan laki-laki. Tubuh yang dulu masih lugu dan polos itu, kini mekar dengan lekuk tubuh wanita dewasa.

Sial!

King sangat bergairah. Bagian bawah tubuhnya keras seperti batu, dan sejak tadi King membayangkan tangan mungil Soojae mengelusnya.

"Tidurlah, King! Kau tidak boleh melewati batas. Jangan lakukan hal bodo lagi."

Mau bagaimana pun, King lemah terhadap gairahnya sendiri jika itu berhubungan dengan Soojae. King tidak bisa berhenti membayangkan rasa bibirnya yang lembut itu. Selalu ingin lagi dan lagi untuk mencicipinya. King tidak bisa menyingkirkan bayangan indah dari puncak payudara Soojae yang tercetak jelas dari balik gaun tidurnya.

King membayangkan menyentuhnya sementara mereka berciuman, menyentuh dengan hati-hati. Sementara Soojae mengelusnya. Tubuh King semakin mengencang. Soojae sama sekali tidak bersalah.

Ia adalah pelaku sekaligus korban sejak 4 tahun lalu. Jadi ia tidak akan menyalahkan Soojae jika gadis itu membencinya.

"Aku sudah mengantuk. Ada yang perlu kulakukan besok." King berdiri.

"Aku juga."

"Aku mau tidur di sofa."

"Kau yakin? Sofanya terlalu kecil."

"Memangnya kau pikir aku mau berbaring bersamamu di tempat itu? Tidak, terima kasih."

Jungkook menyeringai. Memahami bahwa sampai detik itu King masih marah padanya.

"Baiklah, selamat malam Tuan muda."

King merengut, memperhatikan Jungkook pergi ke jendela untuk memeriksa keadaan di luar sebelum berbaring di kasur lantai. Hanya dalam beberapa menit, napas Jungkook sudah teratur dan lelap. King iri dengan kemampuan Jungkook yang satu itu. Sementara badai berlangsung, mereka main kartu dan membicarakan beberapa hal seperti pria pada umumnya. King yakin obrolan mereka dapat didengar oleh Soojae yang mungkin juga tidak bisa tidur.

Gadis itu melarikan diri darinya dengan mengunci pintu rapat-rapat.

Soojae memang harus bersikap waspada. King tersenyum. Bukan hanya dia yang terpengaruh oleh semua daya tarik ini, tetapi Soojae juga. Mereka berdua merasakan hal yang sama. Tarikan gairah tak tertahankan.

"Baiklah, aku akan berhenti bermain-main sekarang."

King tidak mau membuang waktu lagi. Sudah cukup, ia tidak mau menggoda Soojae lagi. Kali ini, ia akan menyakinkan gadis itu untuk menerimanya. Menerimanya sebagai apa? Suami, mungkin? King ingin gadis itu jadi istrinya. Tentu saja keputusan ini diambil jauh sebelum hari ini tiba. Sejak dulu, ia memang sudah jatuh cinta dengan gadis itu.

Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ  Onde histórias criam vida. Descubra agora