14 : Piala Kemenangan

1.2K 205 81
                                    


Begitu sampai di rumah King, Soojae dan Yuna langsung disuguhkan hidangan makan malam yang lezat. Padahal Soojae baru saja makan dan perutnya menjadi keroncongan lagi gara-gara mencium aroma menggugah dari dapur. Jungkook pasti sedang memanggang daging.

King sudah berganti pakaian dengan kaus T-shirt putih dan celana jins longgar, menyambutnya di ruang makan sambil tersenyum puas. Soojae tidak membalas senyum pria itu, justru mendelik sebal ke arahnya.

"Duduklah."

"Terima kasih, King."

"Tentu saja, manis."

Yuna tersipu-sipu saat King menarikkan kursi untuknya. Bocah itu sepertinya jatuh cinta dengan King, dan Soojae tidak menyalahkannya. King memang perayu ulung, dulu sekali ia pernah tergila-gila pada pria itu. Padahal sebelumnya ia tak pernah benar-benar berniat ingin terlibat hubungan asmara dengan King.

"Di mana Jungkook?"

"Aku tuan rumahnya, mengapa kau justru mencari Jungkook?"

"Mau tahu saja."

"Aku di sini, Sayang!"

Terdengar Jungkook menyahut dari jauh. Wajah Soojae langsung cerah, senyumnya lebar. Soojae memastikan agar King melihat ekspresi di wajahnya sebelum pergi menyusul ke dapur, King langsung mengekorinya seperti banteng marah. Soojae sengaja menghampiri Jungkook dengan memeluknya dari belakang. Jungkook tertawa berikut saat Soojae berjinjit untuk mencium pipinya.

"Hai! Maaf karena belum sempat menemuimu lagi."

"Tidak masalah."

"Kau baik-baik saja kan?"

"Ya, tentu."

"Hidungmu merah."

"Ya, ini pasti karena air sungai yang dingin. Aku mungkin terjangkit flu," katanya sambil melirik King. Pria itu melipat tangan di dada, benar-benar kelihatan tidak senang.

"Jadi, apa yang kau masak untuk makan malam?"

"Steak, kentang goreng, salad dan beberapa makanan tambahan."

"Kelihatannya enak."

Soojae menyenggol rusuk Jungkook seperti seorang sahabat, King marah sekali waktu Soojae berbalik untuk menatapnya.

"Kau juga harus berikan ciuman untukku."

"Aku tak punya alasan untuk mencium kekasih orang."

"Kekasih? Aku tak punya kekasih."

Alis Soojae terangkat. "Oh ya! Begitu cepatnya kau lupa dengan nona Haneul."

"Haneul cuma teman."

"Teman yang kau sebut sayang."

King tidak peduli andaikan di sana ada Jungkook, tanpa berpikir panjang langsung mengurung Soojae di pantry. Gadis itu secara spontan menahan napas, King menatap bibirnya.

"Berikan aku ciuman yang sama atau aku yang akan menciummu."

Kalau King menciumnya, Soojae tahu itu pasti ciuman bibir dengan lidah. Soojae tak ingin dicium seperti itu di depan Jungkook, ia tak ingin dianggap sebagai wanita murahan atau sebagainya. King tidak bisa memperdayanya.

"Jadi?"

Soojae berjinjit, cepat-cepat menyapukan kecupan di pipi pria itu. King mengangkat alis, lalu tersenyum.

"Puas?"

"Terima kasih. Aku tidak masalah diseleksi."

Jungkook berbalik sambil menyeringai. Kedua pria itu bertatapan penuh persaingan, Soojae merasa linglung dan lemas. Apakah kedua pria itu sedang bersaing memperebutkannya? Yah, Soojae tak mau terlihat terlalu percaya diri, tetapi orang bodoh pun akan menyadari bahwa kedua pria itu bersemangat untuk membuktikan siapa di antara mereka yang paling pantas untuknya.

Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ  Where stories live. Discover now