Terlalu Lelah untuk 'Menolak'

125 35 55
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Pada kesempatan kesekian, aku lelah. Lelah untuk menolak segala sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan. Aku tak ingin mereka kecewa"
-Asy

Menutup mata, mencoba meredakan sesal yang sudah terlanjur terjalankan, berharap ketika kubuka mata dunia akan kembali baik-baik saja, seperti harapanku dan semua memang tak segampang itu.

"Seandainya dulu aku... "
"Seandainya aku berani... "
"Seandainya aku bisa menolak... "

Dan entah seandainya yang seperti apa lagi. Inilah diriku, dengan sebuah seandainya yang masih melekat pada setiap keputusan yang coba diriku selesaikan.

Menerima segala tantangan, menjalani walau dengan hati enggan, walau dengan keluhan, walau tanpa keikhlasan.

"Aku ingin menolak, namun aku tak enak"

Sebuah sifat manusia yang susah untuk dihilangkan bagi beberapa orang, takut dirinya melukai seseorang, membuat orang kecewa, membuat orang menjauh, membuat orang tak percaya dengan kita lagi.

"Hey!!! This your life!"

Dan terkadang pernyataan itu belum bisa membangunkan diriku dari ketakutan-ketakutan yang ada. Karna...

"Aku ngga bisa tanpa prespektif orang lain terhadap diriku sendiri"

Sebagian orang masih susah hidup tanpa prespektif positif dan pengakuan dari orang di sekitar, mereka masih mengumpulkan segala pendapat dari orang lain untuk mengukur seberapa jauh dirinya berkembang, tanpa disadari bahwa kemajuan bukan hanya dari pandangan dan pengakuan orang lain terhadap kita.

Akankah seorang penulis hanya akan dikatakan penulis jika bukunya sudah berada di rak bestseller? Akankah penulis bisa dikatakan penulis jika bukunya sudah terjual ribuan pcs? Pada dasarnya semua itu salah, seorang penulis walau hanya mengharap ada yang membaca karyanya dan merasa karyanya bisa menjadi kesadaran dan teman untuk pembacanya, itupun sudah bisa dikatakan penulis!

Namun, validasi dari orang lain masih menjadi metode beberapa orang untuk berkembang. Tanpa kita sadar bahwa, validasi itu ada pada diri kita sendiri, come on percayalah pada dirimu sendiri.

Back to topic

Dari segala perbincangan tadi, bisakah kita katakan bahwa "ketidak enakan tidak akan menjadi faktor utama untuk menolak, ketidak enakan tidak akan menjadi faktor utama untuk memberikan validasi positif dari semua orang."

Karna pernah ngga kalian berpikir dan mungkin merasakan, ketika kita mencoba memenuhi ekspektasi orang lain terhadap kita, dengan memaksakan apa yang tidak kita mampu, bukankah hal itu bisa menjadi sebuah hal yang menghancurkan sebuah hal dan menghancurkan impian utama yang kita miliki.

Oke, aku punya satu contoh supaya kalian bisa membayangkan apa yang aku katakan.

Ada satu saat di mana seorang penulis novel diberikan amanah untuk menulis artikel, teks berita dan karya tulis ilmiah. Sang penulis tak enak untuk menolak, karna hal tersebut merupakan pertama kali bagi dirinya menerima kepercayaan dan tantangan dari seseorang, pada akhirnya penulis novel itu menerima tawaran tersebut.

Dirinya mencari semua sumber mengenai tips menulis semua hal tersebut, ingat! Ini konteksnya dia penulis novel yaps. Pada dasarnya dirinya bisa, jika dipaksa dirinya bisa menyelesaikan itu semua. Namun, ada satu ketika di mana dirinya gagal dalam salah satu lomba yang diamankan dirinya untuk ikuti, ada raut kecewa dan tidak puas dari seseorang yang memberikan amanah tersebut.

Tanpa disadari, bahwa hal tersebut menjadi faktor sang penulis untuk down dan takut untuk mencoba kembali, takut membuat kecewa, takut membuat seseorang tak mempercayainya kembali.

Dan kembali lagi pada sebuah kalimat
"Aku lelah dengan diriku sendiri, yang sulit untuk mengatakan tidak pada seseorang."

Lebih singkatnya, kamu akan nyaman dan berkembang ketika kamu berada di lingkungan yang menempatkan dirimu pada hal yang kamu 'mampu' untuk lakukan. Ada masa di mana kamu mencoba, tanpa tuntutan hanya untuk melatih menuju sebuah hal yang lebih besar lagi.

"Ini bukan tempatmu, jika seseorang hanya ingin melihat suksesmu, bukan proses sukses yang kamu jalani sampai berdarah-darah. "

Sekali lagi aku katakan,

Validasi bukan satu-satunya sumber dirimu berkembang, bisa jadi itu adalah faktor untuk dirimu tumbang. Because, come on percaya terhadap dirimu sendiri! Peluk dirimu dan katakan 'kamu bisa, untuk dirimu!'

_🤍_

Sekian guys untuk bagian kali ini, i'm sorry kalo ngga sesuai dengan kalian yaps🤍
Buat kalian yang mengalami hal2 semacam ini dan ingin dibahas juga di part selanjutnya, bisa DM or cht ke aku yaps
Jangan lupa mampir di instagram aku di

Asy_Thisyourtime

I hope kalian bisa coment tulisan aku ya
Love to all and semangat untuk hari-harinya!!!

Tuhan, Aku Lelah dengan Diriku SendiriWhere stories live. Discover now