10: Manis

835 62 14
                                    

YOU POV

Aku terbangun dalam kondisi tubuh yang sangat segar berkat waktu tidur yang aku habiskan sangatlah panjang. Jam dinding masih menunjukkan pukul lima subuh saat aku bangkit dari kasur dan berjalan perlahan menuju kamar mandi. Niat hati ingin mencuci wajah saja, tetapi aku malah mengisi bathtub menggunakan air hangat dan melarutkan sebuah bath bomb yang tersedia dalam kamar mandi tersebut.

Setelah menyikat gigi dan mencuci wajahku, aku menoleh ke arah sebuah cctv yang berada di dalam kamar mandi ini sambil menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhku. Percuma saja merasa malu, toh master yang tak lain adalah mantan kekasihku itu sudah mengekspose tubuhku sejak kemarin sore.

Pilihannya sekarang hanya tenggelam dalam rasa sakit dan sedih yang ia ciptakan atau berusaha menerima keberadaan ku di dalam lingkungan ini. Tak bisa aku pungkiri kalau aku sangat menyukai seks, tapi bukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan. Aku ingin sekali menjalani hidup seperti manusia normal, namun sayangnya tuhan sepertinya masih menginginkan aku menjadi boneka Minho.

Ya, boneka, karena sampai kapanpun lelaki itu tak akan melepaskan diriku begitu saja. Ia akan terus menghancurkan, mempermainkan, bahkan mengatur segala aspek dalam hidupku, seperti dahulu. Namun, berkat terungkapnya identitas Minho malah menjadi boomerang untukku yang membuat seluruh anggota dalam lingkungan ini pasti menyangka diriku sengaja ingin dimasukkan sendiri bersama mereka.

Padahal, aku sama sekali tak memiliki niat jahat itu. Aku murni terjebak dan sepertinya sepanjang hidupku, aku tak akan mungkin lepas dari perangkap seorang Lee Minho. Aku sangat menyesal dapat mengenalnya hingga menjalin hubungan serumit ini, tapi yang jelas aku akan memilih untuk menikmati segalanya mulai dati sekarang. Percuma saja jika aku memberontak, tak akan menyelesaikan masalah.

Aku masuk ke dalam bathtub lalu merendam tubuhku yang penuh dengan kissmark ke dalam air hangat. Berharap dalam menghilangkan seluruh kesedihan dan rasa sakit di tubuhku, namun yang aku dapatkan hanya perasaan ikhlas yang perlahan mulai memenuhi. Rasanya aku hanya ingin berserah saja sekarang, tak ada niatan lagi ingin lepas karena aku yakin benar tak akan ada jalan keluar dari kegelapan ini.

Aku bawa wajahku untuk tenggelam sempurna dalam bathtub ini sebelum ku dengar samar suara pintu kamar mandi yang dibuka perlahan. Langsung aku naik ke permukaan untuk menghirup udara sebanyak mungkin. Lelaki bersurai cokelat itu memandangku terkejut sebelum ia berkata, "Aku pikir, nuna berusaha mengakhiri hidup. Maaf aku sembarangan masuk ke dalam kamar mandi ini, nuna!".

Memang tergambar jelas kekhawatiran di wajah Jungwon saat ini, namun aku yang merasa hal tersebut sangatlah lucu malah bertanya, "Bagaimana tidurmu Jungwon, apakah nyenyak?" yang tanpa aku sadari malah memancing lelaki itu mengungkapkan perasaan mengganjal yang sejak semalam ia rasakan.

Aku tahu dan sadar benar atas hasrat yang anak itu berusaha tahan agar tak terlihat buruk di mataku. Tapi di satu sisi anak itu terus mencari kesempatan agar lebih dekat denganku. Seperti yang terjadi saat ini.

"Aku tak bisa tidur, rencana ingin mengecek keadaan nuna tapi ternyata nuna sedang berendam air hangat di kamar mandi. Jika keadaan nuna belum terasa membaik, jangan mandi lama-lama ya." ungkap Jungwon mampu membuatku tertawa pelan. Aku coba ajak anak itu mendekat ke arahku dengan, "Tolong bawakan sabun itu padaku, bisa kan?" pintaku yang langsung Jungwon turuti sambil melihat arah tanganku yang menunjuk ke arah sabun mandi.

Dengan ragu Jungwon mendekat sambil sedikit memalingkan wajahnya agar tak melihat tubuh telanjang ku yang begitu terekspose dalam bathtub ini. "Ini nuna!" Jungwon berikan sabun itu padaku, namun malah bukan sabun itu yang aku raih. Melainkan tangan Jungwon yang dingin sambil sedikit menarik tubuh lelaki itu mendekat ke arah bathtub.

HARIUMWhere stories live. Discover now