21: Anak

467 48 44
                                    

YOU POV

Tidurku nyenyak sekali sampai tak menyadari dua lelaki yang semalam bermain bersamaku ikut tertidur pulas di samping kanan dan kiri tubuhku. Keadaan kami masih bertelanjang bulat, walau kami bertiga telah mengganti sprei dan membereskan sisa permainan kami semalam hingga membuat lantai dan kasur yang kami tempati basah berkat cairanku.

Kepalaku terasa pusing, tubuhku rasanya seperti remuk terutama bagian selangkangan, kaki, dan pinggangku. Walau tubuhku rasanya seperti tak bisa digerakkan lagi, tapi perasaanku saat ini seperti diliputi rasa bahagia yang teramat sangat. Apalagi saat aku menoleh ke arah kiri, tepat ke arah Sunghoon yang memeluk tubuhku seperti sebuah guling. Ia gunakan tangan kiriku sebagai bantalannya dan pergerakanku yang ingin merenggangkan tubuhku tak sedikitpun membangunkan lelaki berkulit pucat tersebut.

Tanpa sadar, aku elus dengan lembut belakang kepala Sunghoon menggunakan tangan kiriku. Sebenarnya hanya untuk memastikan tanganku tersebut masih berfungsi atau tidak, karena semalaman dijadikan bantal oleh Sunghoon. Namun, Sunghoon yang merasa mendapat elusan di kepalanya malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku sambil bergumam pelan, "Kalau naik sepeda itu dikayuh". Sukses memecah tawaku saking randomnya ucapan Sunghoon saat lagi mengigau.

Tawaku ternyata tanpa sengaja membangunkan Sunghoon dari tidurnya. Sunghoon mengerjapkan matanya sambil ia fokuskan pandangannya pada wajahku di hadapannya. Perlahan senyuman terukir di wajah Sunghoon yang baru saja terbangun dari tidurnya, memancing diriku mengecup puncak kepala Sunghoon dengan lembut.

Aku bersumpah, Sunghoon tertawa dengan manisnya setelah mendapat kecupan di puncak kepalanya dariku. Sebelum akhirnya Sunghoon angkat bicara mengenai alasan senyuman di wajahnya itu, "Aku semalam memimpikan mu.." membuatku semakin penasaran. Tangan kiriku masih betag mengelus surai Sunghoon yang sangat lembut, sementara tangan kananku mengelus wajah Sunghoon di pelukanku.

"Bermimpi apa?" tanyaku. Sunghoon pun tersenyum lalu menjawab, "Aku dan kamu bersepeda di sebuah taman bersama seorang anak kecil yang sangat menggemaskan." cerita Sunghoon begitu antusias. Aku pun memberikan respon antusias yang sama sampai tersenyum lebar setelah mendengar penuturan Sunghoon.

"Anaknya laki-laki atau perempuan?" tanyaku, sambil terus mengelus belakang kepala Sunghoon.

"Perempuan, kulitnya putih bersih, senyumnya manis, matanya besar seperti matamu, bibirnya-" belum selesai Sunghoon bercerita penuh rasa antusias. Heeseung yang tidur di samping kananku dalam keadaan memunggingi kami pun bergumam pelan, "Anak kalian itu!" yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sunghoon. Sementara aku hanya tertawa pelan saat melihat tingkah dua lelaki ini.

Sunghoon pun menjatuhkan kepalanya lagi dalam pelukanku. "Aku suka saat ada yang mengelus kepalaku seperti ini." ungkap lelaki itu semakin menyunggingkan senyumku lebar. Semakin tak henti aku elus puncak kepalanya lalu menjawab, "Kau bisa bersikap manja seperti ini padaku, Hoon." memancing lelaki yang tertidur di sebelah kananku akhirnya membalikkan badannya.

"Kalau aku?" tanya Heeseung tak kalah menggemaskan dari Sunghoon. Tangan kananku pun terulur mengelus puncak kepala Heeseung sebelum lelaki itu ikut memeluk tubuhku dari sebelah kanan. Sempat Sunghoon dorong tubuh temannya tersebut menjauh dari kami tetapi Heeseung begitu kekeuh memeluk tubuhku. Membuatku tertawa pelan atas sikap manja mereka berdua, padahal semalam mereka lah yang memanggilku dengan sebutan baby.

Cukup lama kami melayangkan godaan satu sama lain sebelum Sunghoon mengajak kami bangkit dari kasur ini. Sialnya, kakiku benar-benar tak bisa digerakkan saking luar biasanya permainan kami semalam. Alhasil, setelah kami membersihkan diri dan mengenakan pakaian lagi, Sunghoon memanggil Niki untuk menggendongku dari kamar menuju ruang makan karena punggung dan pinggang mereka tak kalah sakit dari tubuhku.

HARIUMWhere stories live. Discover now