𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟏𝟏: 𝐇𝐚𝐧𝐚

86 8 0
                                    

# 𝟐 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧

Sejak kehamilan Oikawa yang mau masuk tiga bulan, Oikawa lebih sering di rumah ibu mertuanya. Oikawa gak mau sebenarnya, takut ngerepotin Shera katanya.

𝙉𝙤𝙩𝙚: 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙖𝙢𝙖 𝙞𝙗𝙪 𝙄𝙬𝙖𝙞𝙯𝙪𝙢𝙞 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙙𝙞 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙩𝙞𝙣, 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙥𝙖𝙣𝙜𝙜𝙞𝙡 𝙎𝙝𝙚𝙧𝙖 𝙖𝙟𝙖.

Tapi balik lagi ke Iwaizumi sama Shera. Mereka gak mau terjadi apa-apa sama Oikawa kalau di tinggal sendiri. Padahal di rumah mereka ada pembantu dan yang lain. Tapi ini juga usulan dari Shera, jadi mau gak mau Oikawa nurut aja.

Semakin hari Iwaizumi semakin protektif kepada Oikawa terlebih Oikawa lagi mengandung anak pertama. Jadi ia sangat memperhatikan apa yang Oikawa lakukan.

Contohnya sekarang, Oikawa cuma bawa tas kecil tapi langsung di ambil sama Iwaizumi dan Iwaizumi lah yang membawanya. Bahkan Oikawa belum boleh keluar dari mobil kalau bukan Iwaizumi yang membuka pintu mobil.

Oikawa yang membawa tas langsung diambil oleh Iwaizumi dan lalu menyandang tas tersebut.

"Hajime..... Biar aku sendiri yang bawa, kan gak berat." Ucap Oikawa yang sudah mulai lelah dengan sikap berlebihan dari Iwaizumi.

"Sudah tidak apa-apa, biar aku saja. Kau gandeng saja tanganku." Oikawa menghela nafas lalu menggandeng tangan Iwaizumi, sungguh capek Oikawa dengan calon bapak satu ini.

Mereka memasuki gedung bak istana itu. Yap, bener Iwaizumi mengantar Oikawa kerumah Shera sebelum berangkat kekantor. Sudah seminggu Oikawa dirumah Shera kalau Iwaizumi pergi kerja.

Saat sudah masuk kedalam rumah, tampak seorang wanita yang sedang duduk di sofa ruang tamu sedang berbicara dengan Shera. Shera yang nampak Oikawa dan Iwaizumi masuk kerumah terseyum kepada keduanya dan menyuruh mereka duduk.

"Tooru, kenalin ini Misaki Hana anaknya teman mama." Shera mengenalkan Oikawa kepada wanita yang berbicara dengannya tadi.

"Hana, kenalin ini menantu tante Iwaizumi Tooru." Shera balik mengenalkan Oikawa kepada Hana.

Keduanya berjabat tangan dan tersenyum. Tetapi Hana seperti tersenyum remeh kepada Oikawa sedangkan Oikawa membalas senyum itu dengan tulus. Oikawa tau, orang yang berada di depannya ini tidak suka dengannya tapi dia biasa saja.

"Ma.... Tooru, aku berangkat kerja dulu." Ucap Iwaizumi.

"Iya, hati-hati dijalan." Jawab Oikawa. Lalu Iwaizumi mengusap kepala Oikawa dan mengecup kening istrinya.

"Ma, jaga Oikawa sama anak aku. Aku berangkat dulu." Setelah izin pamit pergi, ketiga wanita itu berbincang ria walau hanya Oikawa lebih banyak menyimak.

# 𝐊𝐞𝐝𝐢𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐨

Yaku pagi-pagi sudah di buat rusuh oleh suami dan anaknya yang baru lahir beberapa bulan lalu. Anaknya yang rewel dan suaminya yang gak kalah rewel.

Yaku merasa memiliki dua bayi yang tentunya satu lagi adalah bayi jadi-jadian.

"Sayang...... Apa kau melihat dasi ku?" Suara teriakan itu berasal dari kamar nya dan tentu saja kalian tahu siapa yang berteriak. Yap benar bapak Kuroo Tetsurou, bapak beranak satu.

"Ada di atas kasur, tadi aku sudah menyiapkannya."

"Tidak ada sayang..... "

Yaku memutar matanya malas, sungguh pagi yang ribut. Setelah menyusui anaknya, Yaku berjalan ke kamar mereka masih dengan baju piyama tidurnya.

Sungguh tak terbayang oleh Yaku kalau dia sudah berumah tangga dan memiliki satu buah hati mereka yang baru lahir beberapa bulan lalu. Walau kadang suaminya suka bikin emosi, tetapi Yaku bahagia karenanya.

"Awas kalau aku menemukannya, ku pukul kau!" Ucap Yaku yang baru saja sampai depan pintu kamarnya. Kuroo hanya cengengesan ke arah Yaku yang berjalan mendekat kearahnya.

Yaku menyibakkan selimut di atas kasur yang belum ia rapikan. Dan di sana terdapat dasi berwarna hitam yang sudah ia siapkan untuk sang suami.

"Ini apa? Kalau cari barang itu betul-betul, jangan cuma ngasal, yang teliti kalo nyari barang." Pagi-pagi Yaku sudah mengomel karena suaminya. Kuroo hanya cengengesan lalu tiba-tiba ia melingkarkan tangannya pada pinggang kecil istrinya saat sang istri berbalik badan. Sontak Yaku terkejut karena perlakuan Kuroo.

"Iya-iya, lain kali aku bakal le bih teliti." Kuroo menopang dagunya pada pundak Yaku. "Tapi..... Aku gak nyangka lho kita jadi keluarga seperti ini."

"Hah? Maksud kamu gimana?" Yaku bingung dengan pernyataan dari suaminya.

"Gak nyangka kalau salah satu murid ku di Fakultas aku ngajar merupakan istriku yang sekarang." Ucap Kuroo lalu mengecup pipi Yaku yang bisa di bilang gembul dan bikin Kuroo gemas ingin menggigitnya.

"Owh..... Tapi menurutku waktu masih kuliah, kau adalah dosen yang paling menyebalkan." Balas Yaku lalu mengusak rambut Kuroo. Kuroo yang mendengar balasan Yaku hanya cemberut.

"Tapi......" Ucap Yaku.

"Tapi....?" Kuroo penasaran dengan sambungan kalimat Yaku.

"Aku senang karena kau yang menjadi suami ku." Ucap Yaku lalu menangkup pipi Kuroo dan mengecup bibir Kuroo sekilas, itu membuat si empu senang. "Kalau ayah tidak menjodohkan kita, mungkin kita sekarang tak di sini." Yaku mengucapkannya dengan tulus dan hati senang.

Kuroo tersenyum lalu menangkup wajah sang istri dan menghujami wajah Yaku dengan kecupan di setiap inti wajah sang istri. "Terikasih telah menerima ku apa adanya." Kuroo menempelkan dahinya di dahi Yaku.

𝘏𝘰𝘦𝘬.......... 𝘏𝘰𝘦𝘬.........

Tiba-tiba terdengar suara bayi dan itu menghentikan kegiatan romantis mereka. Lalu mereka saling pandang dan tersenyum. Sungguh waktu berlalu begitu cepat dalam kehidupan mereka.





𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠................

Keknya ini bab lebih dominan ke KuroYaku daripada IwaOi😭😭😭. Maaf kalo ngaur, gaje, banyan typo, gak nyambung. Soalnya ini hampir mati ide. Untung dapat pencerahan walau kagak nyambung, yang penting bisa.

𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Where stories live. Discover now