Ayok jadi temen

256 14 1
                                    

Dibalkon dengan pemandangan kota Nawaspraja, Ohm dan Perth menikmati nikotin. Tiap hembusan mereka hanya diam beberapa waktu dengan pikirannya masing-masing.

"Lo kenapa Ohm?"

"Maksud lo"

"Kayaknya badmood lo?"

"Ga ada tuh."

"Gue perhatiin nih ya, lo kesel sama Nanon. Ga pernah ngomong tapi sekalinya ngomong malah lo marahin anaknya. Lo ada masalah sama Nanon?"

"Ga ada. Gua Cuma kesel."

"Kesel karna apa? Gara-gara celananya kependekan?"

"Ck. Iya kali."

"Lo aneh. Ini kan rumah dia Ohm, suka-suka dialah. Gua di rumah malahan ga pake baju loh. Cewek lo yang kemaren aja lo kenalin ke gue pakaiannya minim banget tuh. Kok lo ga protes."

"Ck. Ngapain sih bahas itu. Bahas yang lain lah."

"Oke. Kalau gitu gue bahas ini, awalnya ga mau ikut campur ya. Tapi ini udah lama kita kenal, dan hanya lo sama Nanon yang ga pernah sama sekali ngomong. Lo nganggep dia temen ga sih Ohm?"

"Ga tau. Tanya dia lah, nganggep gue temennya atau bukan."

"Ya, lo ngomong lah berdua. Kalau kalian ada masalah, selesaikan lah. Ini lo ga mau ngomong sama dia. Kitanya yang ga enak liat lo berdua diam-diaman."

"Iya, nanti." Perth menghisap terakhir rokokya dan mematikan api pada puntung rokok yang telah pendek. Sedangkan Ohm malah membakar satu batang lagi untuk ia hisap.

"Gue mau kedalam. Lo sendiri dulu ya." Ohm mengangguk. Perth Kembali duduk pada sofa ruang tamu apart Nanon sedangkan Chimon, View, Racha dan Nanon masih mengobrol sambal tertawa.

"Iya gue tadi pas liat Nanon keluar dari kamar juga mikir, ni siapaa ya. Bukan Nanon kayaknya. Tapi Racha nih ga bilang apa-apa pas dia antar air."

"Gue malah ngira dia adeknya Nanon. Hahaha bocil banget keliatannya."

"Enak aja bocil. Emangnya gue harus dandan gitu ketemu kalian?"

"Nanon punya dua kepribadian kayaknya," ucap Perth yang ikut nyambung dengan obrolan mereka. Nanon dan Racha saling tatap.

"Ohm belum kelar ngerokok diluar Perth?" tanya Racha

"Belum. Ajak ngobrol gih Nan,"

"Ajak ngobrol gih Cha!"

"Yee kok gue Nan. Lo aja lah,"

"Lo lah Nan, kalian ga pernah ngobrol kan?"

"Okelah. Gue kesana dulu." Nanon berjalan menuju balkon. "Hy," sapanya pada Ohm yang masih menikmati nikotinnya.

"Hm," Lalu mereka sama-sama terdiam. Hanya suara kota saat malam yang terdengar diantara diamnya Ohm dan Nanon. Sampai kapanpun jika tidak ada yang memulai.

"Gue boleh tanya?" Ohm memulai obrolannya.

"Tanya aja Ohm." Ya, Ohm panggilan Nanon padanya, bukan lagi Paw. Tak ada lagi suara lembut yang memanggilnya Paw itu. Orang itu telah menghilang. Tapi Ohm penasaran apa yang membuatnya menghilang tanpa kabar. Maka ini kesempatannya untuk tanya apapun pada Nanon.

"Lo,, kenapa ga pernah nghubungin gue setelah lo pulang dari Bidaya?"

"Gue minta maaf tentang itu."

"Gue ga mau dengar permintaan maaf lo. Gue mau tau alasan lo. Apa nomor gue hilang? Lo bisa minta sama yang lain! Akh iya gue lupa. Kayaknya lo emang ga punya temen pas SMA, satu pun ga ada yang tau tentang lo. Haha aneh banget, orang yang dulunya ga punya temen satupun malah dikenal satu kampus."

Rainbow MistWhere stories live. Discover now