Bab 33

36 7 0
                                    

Neon masih berhadapan dengan laptop, di ruang tengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Neon masih berhadapan dengan laptop, di ruang tengah. Televisi masih menyala karena Sage masih menonton salah satu tayangan kartun barang bicara-maklum sudah semester 6. Alih-alih menyelesaikan tugas metode penelitian, Sage mulai explore hobi baru. Hobi yang sedikit ... agak terlalu tiba-tiba, padahal sebelumnya tidak suka. Entah tiba-tiba ingin main balapan, pergi ke warnet, dan yang paling sering adalah nonton kartun ini. Semuanya Sage nonton. Dan pasti harus mengajak dia.

Mungkin, setelah kelas pertama di semester pendek besok, dia akan segera menyusul lelaki itu untuk mencari hobi baru.

Namun, Neon tidak memilih berkomentar, bahkan saat suara televisi sengaja Sage perbesar. Begitu sesi belajarnya selesai-hanya memahami konsepnya dulu saja, sih-Neon beralih pada aplikasi chating.

Tidak ada pesan apa-apa dari Fuchsia setelah terakhir kali mereka bertemu. Pesan darinya pun belum dibalas. Entah sudah dibaca atau belum, karena setahunya gadis itu masih mematikan informasi bacanya. Jadi, dia masih mencoba mengirim pesan lagi. Kali saja pesan dari Neon tenggelam?

Neon
Fuchsia, semuanya baik-baik aja, kan?

"Green jemput di kampus. Lo besok beres kelas jam berapa?" tanya Sage, kakinya mulai selonjoran di sofa. Sementara Neon duduk di karpet. Lelaki itu meminta bantal lebih dulu pada Neon. "Bantal, dong-Oh, iya, jangan bawa motor. Bawa ganti baju juga sekalian biar cepet."

"Iya."

Neon melempar bantal berwarna navy yang berada di bawah pahanya ke wajah Sage lumayan keras. Ada jeda sebentar setelah Sage meringis dan mengumpat gara-gara itu, lalu membalasnya dengan memukul punggung Neon bantal. "Singkat amat."

Jadi, Neon hanya memanjangkan huruf vokal, "Iyaaaa."

Sage berdecak. "Jam berapa!?"

"10."

Dia hanya ada satu mata kuliah saja hari ini. Pengambilan SKS Semester Pendek hanya dibatasi sampai 6 sks. Tidak terlalu banyak per harinya. Hanya dua mata kuliah juga yang dia ambil. Jadi, pagi ini, dia sudah bergegas masuk ke ruangan. Kampus tidak terlalu ramai seperti biasanya. Hanya beberapa ruangan yang dibuka.

"NEOOOON!"

Ketika di lorong, dari arah berlawanan, ada Kemal yang melambaikan tangan sambil berlari cepat menghampirinya.

"Ngampus di sini?" tanya Neon heran.

Kemal menarik sudut bibirnya. Selama satu divisi, mereka jarang sekali mengobrol. Hanya sesekali saat ada beberapa kesempatan bekerja sama dengan media, yang harus dia sampaikan lebih dulu pada PJ Media dari Acara.

"Parah, baru tahu." Keduanya berjalan bersisian memasuki ruangan. "Lanjut kepengurusan Noona gak?"

"Nggak."

Kemal menoleh sebentar. "Gara-gara skandal itu?"

"Mungkin. Lo lanjut?"

"Gue gak percaya. Gas aja."

Switch-CaseWhere stories live. Discover now