[📗] CHAPTER :: 13

728 86 0
                                    

Hari esok telah tiba. Seperti hari hari yang lalu, [Name] telah siap dengan seragam simple miliknya. Kini ia tengah menunggu kedua sahabatnya menjemput.

Setelah kedua sahabatnya datang, [Name] langsung berpamitan dan pergi bersama dengan berjalan kaki.

Tiba di kelas, Yaya, Ying dan [Name] menyapa kedua sahabat laki laki mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah BoBoiBoy dan Gopal.

"Hai," ucap BoBoiBoy dan Gopal membalas sapaan tiga sahabat perempuan mereka.

"Wei Gopal! Dah selesai kerjakan tugas sekolah?" tanya Ying. Tak disangka Gopal menjawab bahwa ia sudah mengerjakan tugas, yang mana membuat Yaya Ying dan [Name] tersenyum puas.

"Cikgu mari! Cikgu mari!" seorang anak laki laki berteriak ketika matanya melihat kelas mereka kedatangan guru.

Dengan segera murid di kelas berhamburan menuju bangku masing masing. Yaya memberi aba aba agar kelas berdiri.

"Selamat pagi Cikgu Papa!" ujar anak kelas dengan serempak saat si guru memasuki kelas.

"Selamat pagi, murid murid!" Papa Zola yang sekarang menjadi guru itu membalas. Kelas pun kembali duduk.

"Sekarang, Cikgu Papa akan mulakan kelas dengan satu soalan Matematik!! Sedia?!" Cikgu Papa berujar dengan suara keras.

"Sedia Cikgu!"

"Cikgu punya 5 biji apel, kamu minta 3 biji. Berapakah biji kah yang tinggal?!!"

"2 biji, Cikgu!" sekelas menjawab dengan serempak.

"Salah lagi dipersalahkan!!!!" balasan dari Cikgu Papa ini membuat satu kelas terheran. Berdasarkan jawaban logis, jawabannya memang dua.

"Jawaban yang betul adalah 5 biji!"

"Aik? 5 biji? Bukan kita dah minta 3 biji, ke?" tanya Gopal.

"Aha, kamu cuma minta sahaja. Tak semestinya Cikgu bagi," lalu Cikgu Papa memakan apel yang entah datang dari mana.

BoBoiBoy bersikap seolah dirinya sedang pingsan, "ini kelas Matematik ke kelas apa ni?" tanyanya terheran.

"Ayo, bangkitlah wahai anak muda," [Name] menatap interaksi Cikgu Papa dan BoBoiBoy. Cikgu Papa mengulurkan tangannya yang langsung disambut baik oleh BoBoiBoy. Ia pun berdiri.

"Macam mana Papa Zola boleh jadi Cikgu ni?"

"Sebenarnya, menjadi guru adalah cita cita Papa sejak kecil lagi." [Name] memutar bola matanya malas dan menghela nafas ketika Cikgu Papa mulai bercerita tentang dirinya sewaktu kecil.

"— Lalu saya akan Aljibra kan kejahatan untuk mendapatkan kerja sama huruf Phytagoras yang sudutnya-"

"Sudah lah tu, Cikgu," ujar seorang murid dengan malas.

[Name] menumpukan kepalanya ke lipatan tangannya di atas meja. Kelas hari ini sudah membosankan, ia malas mendengar cerita panjang dari Cikgu Papa yang tidak ada habisnya itu.

"Sudah! Buka buku surat 54!"

[Name] menaikkan kembali kepalanya lalu mengambil buku dan mulai mengerjakan tugas yang baru saja diberikan itu.

✧✦✧

Hari ini adalah jadwal piket harian [Name]. Setelah selesai menyapu dan membersihkan kelas, ia langsung mengambil tasnya dan berjalan keluar.

Diluar kelas, ia bertemu dengan Yaya dan Ying yang sepertinya sedang menunggu dirinya selesai membersihkan kelas.

"Kenapa korang tunggu aku? Kan aku dah cakap tadi, korang balik dulu je." ujar [Name] saat tiba di hadapan kedua sahabatnya.

"Lah, iye ke? Kitorang lupa lah. Kau tak nak balik sama ke?" tanya Yaya kemudian.

"Tak lah, aku nak beli sesuatu kat kedai sana." Yaya dan Ying mengangguk paham. Mereka pun berjalan meninggalkan [Name] yang masih harus membuang kantong sampah.

"Ugh," ia mengeluh ketika hidungnya mencium bau busuk dari sampah sampah yang ada. Sungguh ia tak tahan. Maka dari itu, [Name] langsung melemparkan kantong sampah itu dan berjalan pergi. Tak peduli lagi dengan kantong sampah itu masuk apa tidak.

"[Name]." suara itu memanggil namanya. Ia menoleh dan menemukan BoBoiBoy yang mendekat kearahnya. "Jom balik sama,"

[Name] merenyit heran. "Aku kena pergi beli barang,"

BoBoiBoy tak mempermasalahkan itu dan tetap memaksa [Name] agar pulang bersamanya. Mau tak mau [Name] mengangguk mengiyakan.

Perjalanan menjadi sedikit canggung menurut BoBoiBoy. Oleh karena itu, BoBoiBoy membangun topik pembicaraan agar sedikit mengusir rasa canggung itu.

"Uhm, [Name] terimakasih ye."

Yang punya nama menoleh dengan sebelah alis yang terangkat. "Terimakasih untuk?"

BoBoiBoy menunjukkan gelang benang yang diberikan [Name] sebelum dirinya pulang kerumahnya enam bulan yang lalu.

"Cantek gelang ni," pujian dari BoBoiBoy itu membuat pipi [Name] sedikit memerah malu. "Hn, takde hal. Terimkasih juga dah pakai gelang tu," BoBoiBoy tersenyum sebagai tanggapan.

"Hah?!" BoBoiBoy berhenti berjalan tiba tiba, membuat [Name] ikut memberhentikan langkahnya. "Kenapa?"

"Kau tau rumah ni tak?" BoBoiBoy menunjuk sebuah rumah kosong yang terbengkalai. [Name] menggeleng dan mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

BoBoiBoy pun berjalan mendekati pagar besi rumah itu dan masuk kedalam halaman rumah yang tampak kotor tak terurus sebab sudah ditinggal pemiliknya.

Banyak pohon di halaman rumah tersebut yang tak ada lagi daunnya. Di tanahnya pun tak ada lagi rumput, benar benar kering.

"Seramnya tempat ni," ungkap [Name] jujur. Hawa di rumah ini pun sangat tidak mengenakkan. Membuat bulu kuduk [Name] meremang.

BoBoiBoy menarik lengan [Name] agar mendekat padanya. [Name] pun hanya mengikuti kemauan sang laki laki.

BoBoiBoy dan [Name] berbalik badan saat merasa sesuatu melewati belakang tubuh mereka, namun mereka tidak menemukan apa apa.

"Apa tadi tu?" gumam BoBoiBoy waspada, [Name] menggeleng pelan tanda tak tau.

Suara semak yang bergoyang seakan sesuatu bergerak disana membuat BoBoiBoy langsung melemparkan keris petir ke semak itu. [Name] perlahan mendekati semak dan membukanya.

Tidak ada apa apa disana.

"Apa benda tadi tu?"  tanya BoBoiBoy terheran.

"Entah, aku pun tak tau," sahut [Name]. "Haih dah lah, jom balik. Nanti kedai tu tutup," ia mendesak BoBoiBoy supaya cepat pulang. Ia pun malas berlama lama berada di luar rumah. Punggungnya sudah merindukan kasur empuknya.

"Yelah yelah, jom." BoBoiBoy dan [Name] berjalan beriringan keluar dari halaman rumah kosong itu. [Name] menatap kearah jendela pecah yang ada dirumah itu ketika merasa ia dan BoBoiBoy sedang diawasi. Dilihatnya sebuah mata merah menyala di jendela pecah itu.

[Name] menggelengkan kepalanya pelan agar tidak mempedulikan apapun itu yang dilihatnya tadi.




<<< TBC >>>

Short? I know, sorry guys (◞‸◟ㆀ)

Btw, banyak juga sidersnya 🗿🗿✌

Pencet tanda bintang di bawah jika kamu menyukai cerita ini! (^ω^)

Tertanda,
- Jane cantik pacar Kaizo 💐💗

BoBoiBoy x Reader'sWhere stories live. Discover now