CHAPTER 3: Sifat Koligatif Larutan

3.8K 364 19
                                    

Chapter 3 | Pro atau Kontra?

•••

Pagi hari ini, hari kedua sekolah di tahun ajaran baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini, hari kedua sekolah di tahun ajaran baru. Sheyna tiba di sekolah ini dengan perasaan campur aduk, kini pandangannya terhadap SMA Widitama berubah total. Dulu, ketika ia tahu dirinya lolos menjadi murid di SMA ini, ia senang bukan main. Dan kini ia mengetahui fakta, bahwa mungkin saja orang tuanya juga membayar uang bangku yang diberi tahu Alfandra tadi malam.

"Shey, hai. Kenapa melamun?"

Sheyna seolah kembali ke dunia asli. Sedari tadi ia sibuk melamun, hingga tak sadar teman sebangkunya; Eyilie, memanggilnya sedari tadi.

"Eh, sorry, Lie. Gue gapapa kok," balas Sheyna terkekeh.

Eyilie meletakkan tas nya di bangku, ia baru saja tiba dan belum sempat menaruh tas nya.

"Pasti gara-gara yang semalem, ya?" tebaknya dan ikut duduk di samping Sheyna.

Sheyna hanya tersenyum getir, lalu mengangguk, "Apa ortu gue juga bayar uang itu?"

Eyilie menopang dagunya di atas meja, matanya menerawang ke depan, melihat langsung orang orang yang sedang berlalu-lalang di depan pintu masuk kelas.

"Gue mau kasih liat lo sesuatu," ucap Eyilie tiba-tiba membuat gadis bersurai sebahu di sampingnya menoleh.

"Kasih liat apa?"

Eyilie mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas nya. Ketika kertas itu terbuka dan ditunjukkan kepada Sheyna, gadis itu memasang ekspresi terkejutnya.

"Ini surat yang dimaksud Alfandra semalem?" tanya Sheyna memastikan dan diangguki oleh Eyilie.

Sheyna membaca surat yang sudah ditanda tangani materai itu dengan seksama.

"Iya, gue bongkar laci meja Papa gue semalem, demi ngebuktiin omongan Alfandra. Dan ternyata bener ortu gue juga bayar uang bangku itu."

Penjelasan Eyilie membuat Sheyna menutup mulutnya dengan tangan, ia tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Wait, apa mungkin semua walimurid anggota XII IPA Unggulan juga bayar ini?" terka Sheyna.

"Bukan walimurid XII IPA Unggulan doang gue rasa, tapi semua walimurid yang anaknya sekolah di sekolah ini juga bayar uang itu," jawab Eyilie sambil berbisik.

Dan yang lebih membuat Sheyna tidak bisa berkata-kata lagi adalah, di kertas itu tertulis.

Uang Bangku Sekolah: Rp, 150.000.000

•••

Abeel berlari sekuat tenaga menuju gerbang SMA Widitama. Kurang dari 1 menit lagi gerbang akan ditutup.

Bukan Kelas Unggulan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang