CHAPTER 36: Evolusi

1.3K 150 14
                                    

Chapter 36 | Kilas Balik

•••

Wanita bersurai sebahu duduk di kursi pribadi miliknya di dalam ruangan bernuansa putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita bersurai sebahu duduk di kursi pribadi miliknya di dalam ruangan bernuansa putih. Bu Deana menghembuskan napasnya pelan penuh pertimbangan.

Sorot mata tajam itu kini berubah sendu, terlihat lingkaran hitam di bawah mata yang membuktikan kelelahan dalam dirinya.

Berselang beberapa detik kemudian, ganggang pintu ditekan oleh seseorang. Pak Rian memasuki ruangan dengan membawa beberapa berkas di tangannya.

Tumpukan berkas dengan map berwarna merah itu dihadapkan ke arah Kepala Sekolah.

Pak Rian berdehem sebentar, "Sesuai permintaan Bu Helen, Bu. Alfandra akan didrop out," ucap Pak Rian.

Ada keheningan yang terjadi seperkian detik, bersamaan dengan tatapan sulit diartikan dari Bu Deana.

"Saya tidak bisa mengeluarkan anak itu dari sekolah ini, Pak."

Jelas, ada raut wajah penuh tanda tanya dari Pak Rian setelah lontaran kalimat Bu Deana.

"Ada apa Bu?"

Gelengan diberikan oleh sang Kepala Sekolah, "Biarkan dia tetap di sekolah ini, Pak. Temani saya untuk membuat video klarifikasi."

Tentu bukan ini yang diharapkan. Ada ketidakpuasan setelah mendengar jawaban dari Bu Deana, namun Pak Rian mencoba memahami itu.

"Tolong setting kamera Pak. Saya akan menjelaskan sedetail-detailnya, tentang apa yang belum publik ketahui," ujar Bu Deana penuh keyakinan.

Pak Rian mengangguk, kemudian mempersiapkan kamera ponsel Bu Deana untuk merekam.

Setelah Pak Rian memberikan aba-aba dan mulai merekam, Bu Deana mengucapkan salam dan kalimat pembuka.

Kilasan masalalu seperti membawa Bu Deana pergi ke 7 tahun sebelumnya.

"Jakarta, 15 Juni 2017."

Bu Deana memulai kilas baliknya sembari memejamkan mata sejenak.

"Saya, pernah memiliki seorang putra," jelasnya dengan setenang mungkin di depan kamera.

"Tujuh tahun lalu, dia duduk di bangku kelas enam SD. Dan jika dia masih hidup, seharusnya ia sudah kuliah tahun ini."

Bu Deana menarik oksigen ke rongga paru-parunya meski terasa mencekik kala dipaksa mengingat.

Bukan Kelas Unggulan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang