Bab 13 - Baru Saja Pindah

133 7 0
                                    

"Sungguh? Apa itu benar?"

"Aku tidak akan memberitahumu tentang ini dengan panik jika tujuanku untuk berbohong,"

"Ehh.. Mengapa seperti itu?"

"Tanah Tiuma ini adalah tanah perjanjian antara dua negara! Apa kau baru mengetahui nya?"

"Aku.. Baru saja pindah ..."

—###—

"KAKAK !!!"

Anne membuka pintu rumah dengan kasar, menutup kembali pintu rumah kemudian berlari kecil menghampiri Hendra yang duduk membaca buku dikursi dekat jendela.

"Kenapa in—" tanya Hendra namun, terpotong.

"Kakak yakin akan tetap tinggal di sini !?" sosor Anne mendubrak meja yang Hendra gunakan untuk membaca buku.

Hal itu membuat Hendra kebingungan, menatap Anne sinis, "Memang ada apa? Berceritalah dengan tenang terlebih dahulu!" tutur Hendra.

Anne duduk dikursi yang berhadapan dengan Hendra, "Tadi, aku sedang membeli sayuran ini!" Anne menunjuk tas belanjaannya. "Setelahnya, aku menemukan gerombolan ibu-ibu sedang mengobrol, aku menghampiri mereka lalu bertanya.." Anne menjeda kalimatmya, "Sedikit demi sedikit pertanyaan yang aku lontarkan, aku mulai diberitahu kalau sebentar lagi Tiuma akan diledakkan karena perjanjian antar dua negara, Gertin dan Ornero!" lanjut nya.

"Perjanjian antar dua negara?" Anne mengangguki nya.

"Kau percaya?" tanya Hendra yang diangguki oleh Anne lagi. Hendra menghela napas nya, "Tidak semua kabar dari orang-orang itu benar adanya, lihatlah! Orang-orang di luar tidak ada yang panik, kan? Tidak ada pertanda akan terjadi ledakan, Anne." tegas Hendra pada adik nya.

Anne melihat ke luar jendela, ucapan kakak nya ada benarnya. Akan tetapi, bagaimana jika ternyata itu benar terjadi?

"Kakak.. Aku takut itu benar-benar akan terjadi, apa kakak yakin tidak ingin berpindah negeri lagi?" tanya Anne.

"Jika itu adalah rumor palsu, maka tindakan tersebut sama saja seperti kita membuang-buang harta. Percayalah, tidak akan terjadi apa-apa." ujar Hendra. Namun, itu tidak membuat perasaan khawatir Anne mereda, Anne masih takut jika nanti akan ada ledakan yang meledakkan seluruh tanah Tiuma. Jika begitu, sama saja seorang 'Florencia' akan mati hanya saja dengan alur yang berbeda. Jika tubuh Florencia mati rasa dengan jiwa seorang gadis remaja, sama saja gadis remaja itu yang akan mersakan maut.

"Sudahlah, Ren, tidak perlu dipikirkan, kau juga tidak ingin hal itu terjadi bukan?" Anne hanya bisa manatap Hendra gelisah, Anne memiliki firasat buruk tentang itu.

"Memanjat pohon mangga.."

Tiba-tiba ada suatu hal yang melintas dipikiran Anne untuk menenangkan diri.

"Mangga ...."

—###—

"ANNE !! KAU YAKIN—"

Belum sempat Claire menyelesaikan perkataannya, dari atas pohon sudah ada mangga yang menjatuhi wajah nya. Yang membuat perkataannya terpotong.

"Diam !!!" sosor Anne.

Anne sengaja menjatuhi wajah Claire dengan mangga, jika tidak begitu orang lain ada yang mengetahui jika dia sedang mencuri mangga dipohon mangga milik Gresto, seorang kepala desa.

Claire mengehela napas sebal kemudian, mengambil mangga yang baru saja Anne lemparkan ke wajah nya. "Bau nya enak, sih.." gumam Claire saat mencium aroma dari mangga itu.

Anne mengambil satu persatu mangga yang sudah matang dari pohon, dan melemparkannya pada Claire. Awalnya Claire bingung ingin mengadahkan mengga-mangga itu ke mana. Tetapi, karena dia ingat ditas kecil nya ada kresek hitam yang lumayan besar, Claire pun mengambil kresek itu dan mulai mengadahkan mangga-mangga beraroma sedap itu ke kresek.

Dan setelah beberapa waktu, akhirnya Anne turun dari pohon mangga.

Bruuk!

Anne meringis kesakitan, "Aduh punggung ku ..!" keluh Anne mengelus-elus punggung nya yang sakit.

Claire membantu Anne berdiri, "Ayo segera lari! Nanti ada yang mengetahui keberadaan kita!" ujar Claire langsung menarik Anne yang punggung nya masih kesakitan.

Tanpa mereka sadari, Geru, selaku anak kepala desa mereka saat itu sedang melihat tingkah laku Anne dan Claire yang baru saja mencuri mangga dari pohon mangga rumah nya.

"Mangga dipasar sudah habis, ya?"

—###—

Claire membuka pintu rumah nya, sepi. Sejak dari ia berusia 17 tahun, Claire sudah ditinggal oleh kedua orang tua nya karena, kesalah pahaman antara keduanya. Maka sejak dari itulah, Claire menjaga peternakan milik ayah nya dahulu dan perkebunan milik ibu nya dahulu untuk bertahan hidup memenuhi kebituhannya sendiri.

"Hehe !!! Ayo kita makan-makan mangga !!!!" seru Anne langsung berlari menuju dapur rumah Claire untuk mencuci buah mangga. Claire yang melihat kelakuan temannya hanya bisa menggeleng.

Sesudah mencuci mangga-mangga curiannya, Anne mengambil piring dan pisau untuk mengelupas kulit mangga dan mengadahkan isi mangga.

"Hmm.. Dari aroma nya saja sudah lezat ..!" tak pakai lama Anne mulai mengelupas kulit mangga yang ia pegang. Sambil mengelupasi kulit mangga dengan pisau Anne sesekali membuka topik agar tidak terlalu hening, "Claire kau tahu tidak? Kata ibu-ibu dipasar tadi, Tiuma akan—"

Claire memotong ucapan temannya, "Aku sudah dengar itu, tadi saat aku jualan hasil berkebun dipasar aku tak sengaja mendengar percakapan orang-orang mengenai itu.. Itu membuatku takut. Akan tetapi, aku masih tidak mempercayai hal itu, lagipula aku tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perjanjian antara dua negara." ujar Claire dengan mulut lebar.

Anne hanya mendengarkan sambil mengelupas kulit dari mangga ke-3 yang dia pegang, "Ambil saja kalau ingin memakan duluan!" ucap Anne.

Claire mengambil 2 potong mangga, dan benar saja rasanya seenak itu. Anne bisa melihat ekspresi puas dari wajah Claire, membuatnya semakin semangat mengelupas kulit-kulit mangga berikutnya.

"Anne, apa kau sudah tau berita tentang kekaisaran Eleeroslandia yang telah dijajah oleh kekaisaran Jiinkar?"

"Hah !!?"

-oOo-

Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!Where stories live. Discover now