15. Mengundang Malapetaka

101 12 0
                                    

🌟🌟🌟

Sejak tadi di atas motornya Rin, sebenarnya perasaan Yura gak enak.

Ada empat motor sport lain di belakang sana, hanya berjarak beberapa puluh meter aja. Sudah seperti geng motor yang pernah Yura lihat di televisi.

Mereka TONGKRONGAN SENAR kan ya? Anjir, ngapain ngikutin segala sih?

Tepat di lampu merah, motor Rin berhenti. Lalu empat motor itu juga berhenti tepat di masing-masing sisi. Seolah motor Rin sedang dikepung sekarang.

Pim! Pim!

Pengendara motor hitam corak biru tua yang tepat berhenti di samping Yura baru saja membunyikan klakson, lalu membuka kaca helm hingga menampilkan matanya.

"Bro! Jangan sampai lecet boncengin cewek gue. Mahal dia. Kalau rusak, gak bisa dibenerin lagi!"

Yura melotot kaget. Si buaya blasteran sontoloyo! Lo ngomong apaan dah?!

Sedangkan Rin melirik saja pun tidak, fokusnya cuma ke jalanan depan menunggu lampu hijau.

"WIDIHH! SAINGAN KAISER NIH BOS, SENGGOL DONG!" Shidou seperti bensin yang ingin membuat api semakin besar.

"Nyaman banget lo duduknya, Yura!" Tak mau kalah, Aiku mengompori.

"Kaiser payah! Masa kalah sama cowok yang dadakan muncul sih! Dia aja bisa langsung buat Yura nangkring di motornya. Dia bisa langsung ngejar lo yang udah deketin Yura dari lama! Awas kesalip, brooo!" Otoya seperti menabur garam di atas luka.

Perihhh hati Kaiser. Harga dirinya terluka.

Karasu sih geleng-geleng kepala aja, malu, karena ditatap pengendara lain. "Bukan temen gue, bukan temen gue."

Tepat lampu hijau menyala, tanpa buang waktu, Rin mengegas motornya cukup kencang, lebih kencang dari sebelumnya bahkan menyalip beberapa kendaraan seolah ingin menciptakan jarak yang jauh dari motor TONGKRONGAN SENAR.

"RIINN!! GUE GAK MAU MATI! JANGAN NGEBUT!!" Yura yang kesusahan, dia ditampar angin hingga roknya beberapa kali nyaris terbuka. Yura sampai meremas tas Rin kuat-kuat.

Tapi Rin seolah tuli. Entah kenapa dia gak suka melihat gerombolan kakak kelasnya itu.

Di belakang sana TONGKRONGAN SENAR juga mengegas motor untuk menyusul, tak lagi jaga jarak, Kaiser paling pertama yang bisa mendekati motor Rin.

"LO BAWA CEWEK, GILA! KECEPATAN MOTOR LO BAHAYA!! TURUNIN!" Kaiser berteriak saat dia sudah berada di sebelah motor Rin, memberi tanda juga lewat klakson.

Sungguh, aksi kedua cowok itu sekarang membahayakan. Kaiser terlalu mepet, kalau gak bisa jaga keseimbangan dan kecepatannya pasti akan terjadi kecelakaan besar.

"Gila, mereka kayak mau balapan." Aiku sampai tak berani menyalip lagi, banyak mobil di jalanan sore ini. Celahnya sempit.

Shidou juga udah ketinggalan, dia sampai berjarak dengan motor Aiku di depan sana. "Bangke! Kesetanan semua, anjir!"

Kalau Karasu akhirnya tak mengegas motornya lagi, dia menjalani dengan kecepatan normal. Otoya yang gregetan.

"Su, buruan dih! Kita paling belakang!"

"Yang penting selamat, Toy!"

"Tapi gue kepo!! Mau lihat Kaiser yang ngejar Yura secara ugal-ugalan!!"

Karasu tetap pada kecepatannya, beberapa kali Otoya meninju pundak temannya itu. Jika Otoya bawa motor sendiri, pasti dia bisa menyusul Kaiser, karena Otoya yang paling jago soal balapan motor.

TONGKRONGAN SENARWhere stories live. Discover now