3. 𝙈𝙖𝙪𝙫𝙖𝙞𝙨

666 111 41
                                    

=================================

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

=================================

Kini suasananya menjadi sangat menegangkan, mereka semua harus bertarung dengan patung batu raksasa.

"Pria tadi sepertinya hunter level D, tapi dia bisa mati begitu saja dalam satu kali tebas..." kata (Name) miris.

Jin-woo seketika berpikir dengan keras setelah mendengar perkataan dari (Name). "Tunggu dulu... Seharusnya ini adalah dungeon level D, aku gak tau kalau monster sehebat ini ada di tempat ini"

"Semua patung yang ada disini bisa bergerak... Jangan bilang yang itu juga?!" kata paman song yang menatap patung batu raksasa.

Keadaan krisis yang pernah Jin-woo alami bukan hanya ini saja. Di raid pertama nya, dia terpisah dari (Name) dan rombongannya lalu tersesat. Punggungnya di lukai monster kecil level E yang membuatnya terbaring 4 hari di rumah sakit, berkat teh anget UKS dari (Name) membuatnya pulih lumayan cepat dan tidak berlama-lama di rumah sakit. Jin-woo juga pernah kehabisan makanan saat terjebak di labirin. Dungeon level rendah sekalipun, baginya bisa menjadi peristiwa yang meregang nyawa.

Orang lain akan mengganti uangnya dengan senjata jika dapat kristal sihir agar bisa mengalahkan lebih banyak monster dan mendapatkan lebih banyak upah. Tapi Jin-woo tidak bisa begitu, dia harus membiayai rumah sakit ibunya dan adiknya yang masih sekolah. Jadi Jin-woo selalu dengan tangan kosong saat melakukan raid, lagipula jika membeli senjata nggak jelas akan cepat rusak. Asal ada healer, luka di tubuhnya juga bisa sembuh asalkan tidak terluka parah. Satu demi satu... Ejekan yang Jin-woo terima itu dia tetap tahan biarpun makin hari dirinya makin hancur, sembari terus melakukan hal yang memangkas masa hidupnya. Beruntungnya ada (Name) yang selalu menyemangati dan membantunya. Mungkin karena itu Jin-woo sangat paham soal ini.

Bola mata patung batu raksasa yang menyala itu mengeluarkan asap, sepertinya sebentar lagi dia akan mengeluarkan sesuatu dari mata nya. Jin-woo yang peka akan hal tersebut berteriak memperingatkan mereka semua tentang bahaya yang akan terjadi.

"SEMUA TIARAP!"

Dan benar saja, cahaya laser(ya gak sih? Aku bingung deskripsiin nya gimana) yang keluar dari bola mata patung batu raksasa tersebut melesat ke arah belakang mereka semua seolah-olah memberi peringatan. Berkat teriakan Jin-woo tadi, mereka semua tiarap dan bisa menghindar dari kematian awal tapi tetap saja ada korbannya. Cahaya laser tadi berhasil mengenai dinding ruangan sampai ada tanda bergaris miring.

"Korbannya nggak cuma satu, dua orang"

"Kita nyaris kena kalau si Sung nggak teriak, bisa jadi kita semua jadi korban"

"Ukh... Juhee!"

"Juhee! Juhee!" (Name) memeluk tubuh Juhee yang terlihat gemetar, (Name) berusaha untuk menenangkan Juhee saat ini.

"SEMUANYA DIAM DI TEMPAT! JANGAN ADA YANG BERDIRI!!! KALAU BERDIRI DIA AKAN MENYERANG LAGI!!"

"Pak Song..."

𝐂𝐚𝐥𝐚𝐦𝐢𝐭𝐲 | 𝐒𝐨𝐥𝐨 𝐋𝐞𝐩𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 |Where stories live. Discover now