7. 𝙉𝙚𝙖𝙧𝙩

602 97 26
                                    

================================="Sisik yang tidak bisa di tembus dengan pedang, dengan tinju pun pasti nggak mempan" batin Jin-woo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

=================================
"Sisik yang tidak bisa di tembus dengan pedang, dengan tinju pun pasti nggak mempan" batin Jin-woo.

Monster ular melesat ke arah Jin-woo berada, dengan kemampuannya Jin-woo bisa menghindar dan menyerang monster ular meskipun sisik nya sangat tebal dan pasti sulit untuk membunuhnya. Tapi dia tetap berusaha untuk terus menyerang monster ular tersebut dengan pedangnya yang sudah patah.

(Name) sendiri duduk di tangga melihat aksi Jin-woo yang terus menyerang, dirinya tentu masih mengaktifkan skill benang cahaya miliknya. Tapi semakin lama cahaya dari benang tersebut memudar, sepertinya mana yang dia miliki akan segera habis. Terlihat dirinya yang menahan lelah karena terus menerus mengaktifkan skillnya.

Maupun terkena serangan monster ular, Jin-woo masih terus menerus untuk menyerang ular tersebut setidaknya dia bisa tetap bertahan karena ada (Name) yang selalu memberikan stamina tambahan untuknya dari skill yang dia punya. Tapi di satu sisi Jin-woo juga khawatir melihat keadaan (Name) saat ini yang mulai sedikit pucat dan benang yang cahaya nya mulai memudar, sepertinya mana temannya itu mulai habis. Dia harus secepatnya melawan monster ular yang ada di depannya.

"Aku harus kuat. Aku di titik ini untuk jadi kuat" batin Jin-woo.

"Jin-woo...." (Name) menatap Jin-woo sendu, dirinya ingin membantu. Tapi di sinilah Jin-woo mulai menjadi kuat. Jadi dirinya akan membantu sebisanya saja.

"Aku harus jadi lebih kuat..." kata Jin-woo dengan matanya yang menyala dan aura dirinya yang sudah berbeda.

Sampai akhirnya Jin-woo berhasil membunuh monster ular dengan tangan kosong dan sekarang dirinya bersender di mayat monster ular tersebut sambil berbicara sendiri. Sekarang kek nya hobi Jin-woo bicara sendiri, ya itulah pikir (Name).

"Hahaha... Kayaknya aku sudah sedikit lebih kuat kan?"

"Iya kamu sudah kuat, sekarang Jin-wo yang dulu tampak berbeda dengan sekarang" kata (Name) yang sudah berdiri di depan Jin-woo dan mengulurkan tangannya, dengan senang hati Jin-woo menerima uluran tangan dari (Name).

"Bajuku rusak, pedang yang aku dapat juga hancur. Ukh... Badanku nyeri, tapi aku dapat yang lebih bagus dari pedang paman kim Sangshik. Belati ini dibuat bukan dari tulang tapi dari gigi, kekuatan serang nya jadi dua kali lipat! Bisa bikin kawan lumpuh dan pendarahan" kata Jin-woo yang melihat belati yang dia pegang.

"Kamu bisa menggunakan belati itu untuk membunuh monster kedepannya... Minum ini" (Name) menyodorkan teh anget UKS ke Jin-woo dan Jin-woo langsung menerimanya laku meminumnya.

"Terimakasih, (Name)"

"Tentu saja~"

Setelah itu dungeon instan langsung menghilang begitu saja menggantikan dengan stasiun Hapjeong yang tampak kembali semula. Saat sudah keluar dari stasiun Hapjeong tiba-tiba ada tentara menghampiri mereka berdua.

𝐂𝐚𝐥𝐚𝐦𝐢𝐭𝐲 | 𝐒𝐨𝐥𝐨 𝐋𝐞𝐩𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 |Where stories live. Discover now