Hugo's Notes

15 1 0
                                    

Manhattan Avenue Apartments - 6.15AM

"Oh My God, jantung ku." Lena sesekali menebah dadanya pelan.
Jantungnya masih berdegup keras karena efek dari note itu. Lena membaca ulang isi note itu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Jangan kebiasaan tidur di luar.
Kau bisa sakit.
Dan jangan pernah berpikir untuk kembali padanya.
Aku tidak suka!

Hugo

"Come on Lena, pikir! Ingat lagi, mungkin Hugo itu salah satu teman SD, SMP, SMA, atau kampus. Tapi siapa?"

Lena terus berusaha untuk mengingat barangkali dia mempunyai teman lama yang namanya Hugo atau mungkin nama samaran nya. Tapi siapa?

"Pasti timpal-timpal¹ pas SD. Atau tetangga Kakiang. Tapi kok bise² mereka tahu apartemen rage³?"

Yaa, jangan heran jika Lena fasih berbahasa Bali.

Lena yang memang lahir dan menghabiskan masa kecilnya lebih memilih untuk menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Bali.

Di SDN 17 Dauh Puri, salah satu sekolah favorit di Bali kala itu.

Jadi, totalkan saja berapa tahun dia tinggal di Bali.

Dan supaya Savier Pereira -Daddy Lena- tidak sering bolak-balik Jakarta-Bali karena urusan pekerjaan, Daddy Lena memutuskan untuk pindah dan menetap di Jakarta, sedangkan Lena memilih untuk menetap dan tinggal bersama Kakek dan Nenek nya di Bali.

Back to topic, otak Lena sudah tidak bisa berpikir lebih keras lagi tentang siapa sosok misterius yang mengganggunya dari semalam. Biarkan saja toh dia juga tidak peduli.

Lena lalu bergegas merapikan tempat tidurnya sebentar, sebelum membersihkan diri. Lena malas berpikir dan berasumsi apapun pagi ini.

"Oh My God!!! Apa ini?"

Teriak Lena kaget begitu melihat lantai kamar mandi nya yang basah seperti baru di pakai mandi oleh seseorang dan juga jangan lupakan handuknya yang sebelumnya tertata rapi di samping wastafel sudah berpindah tempat ke gantungan baju di samping shower.

"Bisa-bisanya si Hugo sialan itu memakai kamar mandi ku! What the fu-... Apa lagi ini?"

Lena semakin kesal karena lagi-lagi dia menemukan note disamping gelas yang berisi sikat dan odol gigi.

Odol strawberry mu sangat manis.
Kau harus menyediakan satu sikat gigi lagi untuk ku.
Bajuku biarkan saja disini.
Aku pasti kembali

Hugo

"Bangke!! Emangnya gue pembantu apa?? Gue bakar beneran tuh baju."

Bisa kalian bayangkan seberapa kesal Lena pagi itu? Sudah dikagetkan dengan note di atas nakas di samping tempat tidur, sekarang malah ada note lagi di kamar mandi dan orang gila itu malah meninggalkan baju kotornya.

Lena melihat setelan baju serta celana yang berada di dalam keranjang baju di bawah wastafel.

"Bikin kesel aja pagi-pagi. Awas aja, gue dapat liat tuh orang hmm gue pites-pites tuh orang. Tak buatin sambel matah⁴ pokoknya." Geram Lena.

Wow!! Amarah yang sungguh luar biasa.

Tapi, walaupun Lena mengumpat atau apapun itu, dia tetap saja membereskan baju dan celana si pria misterius itu kedalam keranjang baju kotor lain dan tidak mencampurnya bersama baju kotor Lena yang lain yang akan di cucinya nanti sore.

***

Miller's Golden Elegance Company - 7.08AM

James tidak menggubris perkataan ataupun godaan lainnya lagi dari Arthur.

Love NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang