Comfortable

11 3 0
                                    

Miller's Royale & Luxury Mansion, Manhattan – 11.47PM

James mengumpat kesal karena lagi-lagi tidurnya diganggu oleh ketukkan pintu yang berasal dari luar kamar pribadinya.

Dia sangat malas membuka pintu untuk saat ini. Tidurnya sudah terlalu nyaman. Dia tidak mau di ganggu lagi.

Pria itu tumben sekali merasa tidurnya malam ini begitu nyaman sama seperti beberapa waktu lalu saat dia tertidur di kamar Lena.

Pasalnya, sepulang dirinya dari mansion utama keluarga Miller, James menyuruh Arthur untuk singgah ke apartement wanitanya untuk sekedar mengecek apakah Lena sudah berada di sana.

Tapi ternyata, wanita itu belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.36PM saat itu.

Kemana dia? Batin James

James akhirnya memilih untuk menunggu kepulangan Lena. Sebenarnya dia sudah malas untuk bersembunyi seperti ini dari Lena.

Ralat. Bukan bersembunyi, hanya saja James yang selalu saja tidak tepat waktu saat dirinya hendak menemui wanita itu.

James memutuskan untuk menunggu Lena di kamar wanita itu. Lagian, buat apa dia menunggu di sofa yang hanya akan membuat pantatnya sakit karena duduk terlalu lama.

James lalu membaringkan tubuhnya keatas tempat tidur milik wanitanya. Tempat tidurnya saja sudah membuat James begitu nyaman, apalagi Tuannya.

Setelah beberapa menit tertidur, James membuka matanya berharap jika wanita yang di tunggunya sudah pulang.

James melirik sebentar jam tangan mewah yang melingkar di tangan kirinya. 11.00PM

Kemana dia? Apakah dia nginap di rumah temannya? Batin James cemas.

James akhirnya memutuskan untuk pulang ke mansion pribadinya.

Sesampainya di mansion, James langsung bergegas ke kamar pribadi miliknya.

Dia sudah merasakan kantuk yang luar biasa. Dan itu pun tumben James tidur lebih awal dari biasanya.

"ADA MASALAH APALAGI ARTHUR!!!" Teriak James kesal dari atas tempat tidur. Suaranya yang sangat keras itu sampai membuat Arthur terlonjak kaget di depan kamar James.

"Maafkan saya Tuan. Apakah saya bisa masuk sebentar?" Arthur menjawab cepat pertanyaan Tuan Mudanya itu walaupun masih dalam mode kaget. Dia tentu tidak mau di bunuh James saat itu juga kan?

"Buka saja pintunya sialan!" Teriak James lagi.

Arthur lalu membuka pintu kamar James dan melangkahkan kakinya masuk.

Dia merasa khawatir karena melihat Tuannya yang masih berbaring di tempat tidur dengan mata yang masih terpejam dan setelan kerja yang masih lengkap dengan sepatu.

"Apakah anda sakit, Tuan?" Tanya Arthur dengan raut dan nada suara yang terdengar sangat khawatir.

"Jangan mengulur waktu, sialan! Cepat katakan hal apa yang membuatmu mengganggu ku lagi!!" Bentak James

"Begini Tuan, menurut informan ku, pria itu sempat dilihat berada di sekitar tempat kerja Miss Pereira beberapa waktu lalu. Pria itu hanya melihat tempat kerja Miss Pereira dari luar sekitar 20 menit tapi dia tidak masuk ke dalam café. Dari gelagatnya, sepertinya ada yang aneh Tuan." Lapor Arthur.

"Karena gelagatnya yang aneh itulah aku menyuruhmu untuk mengawasinya terus. Jangan sampai kelalaian mu dan juga orang-orang mu membuat gadisku terluka. Kalian akan aku bunuh saat itu juga jika sampai aku menemukan adanya lecet di tubuh gadisku. Paham?"

Love NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang