CHAPTER 31 : Rencana

1K 106 16
                                    

"Yah, aku nemuin ini di kamar Abang."

Lelaki itu menoleh dan mendapati sang istri datang membawa selembar kertas.

"Aku belum baca semua karena tadi mama udah di depan nunggu anak-anak," ujar Viona lagi. Tadi sang mama memang datang ke rumah untuk menjemput cucu-cucunya karena tahu Viona sedang kerepotan di rumah sakit. "Coba baca, Yah."

Dengan cepat Fahmi mengangguk, kemudian mulai membaca yang tertulis di dalamnya.

Keduanya beradu tatap usai membaca apa yang ditulis Bayu di dalam kertas tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keduanya beradu tatap usai membaca apa yang ditulis Bayu di dalam kertas tersebut. Menyakitkan sungguh. Fahmi ingat, Bayu pernah terang-terangan mengatakan padanya bahwa dia merasa minder karena Wil mampu membelikan segalanya untuk sang bunda. Sementara Bayu? Sekalipun uang jajannya selama berbulan-bulan ditabung untuk membelikan sesuatu, tetap terlihat kecil di mata bundanya.

Mario dan Wil selalu memberikan pesta kejutan yang mewah untuk Anggia, mungkin itu alasan mengapa Bayu membubuhkan kalimat ‘setelah gue kaya’ pada bagian teratas deret rencana yang ditulisnya. Karena selama ini, hanya kemewahan yang membuat Anggia silau. Harta yang membuat senyum perempuan itu merekah sempurna sampai melupakan putranya sendiri. Fahmi tahu, harapan-harapan itu semata karena Bayu ingin diingat sebagai orang yang pernah membahagiakan bundanya.

"Itu apa?"

Tegar yang datang bersama rombongan orang tua teman-teman Bayu langsung bertanya melihat raut sedih Fahmi dan Viona sembari memandangi selembar kertas. Tanpa permisi, pria itu mengambilnya.

Lelaki itu menyunggingkan senyum kecut melihat apa tertulis, lalu berkata, "Dia bahkan masih mengingat ibunya seperti apa pun keadaannya. Tapi, Anggia malah ingin Bayu menghilang dari hidupnya. Ini definisi tolol yang sebenarnya. Dia enggak tahu sebesar apa penyesalan yang mengekor di belakang seandainya dia kehilangan anak seperti Bayu."

"Tapi, sepertinya cuma itu yang sangat ingin Bayu wujudkan. Karena dalam kondisi terburuk pun apa yang dipikirkan hanya kebahagiaan Anggia."

"Nanti saya bicara sama yang lain. Kalian jangan memikirkan apa pun. Shila bisa membuatkan kue secara cuma-cuma, Hana bisa membantu membeli bahan-bahannya. Istri saya bisa membelikan dress dan tas yang Anggia inginkan. Milly dan suaminya sanggup membeli sepatu sebanyak apa pun yang Anggia mau. Kalian hanya harus fokus merawat Bayu selama dia di sini. Jangan sampai Bayu lepas lagi dari pengawasan kita."

"Maaf kami selalu merepotkan," ujar Viona dengan kepala tertunduk.

"Bayu putra kami juga. Kami akan melakukan apa pun supaya dia bahagia. Tapi mungkin sedikit sulit mewujudkan dua keinginannya, makan dan foto bersama dengan Anggia. Perempuan itu hatinya keras sekali. Bahkan, setelah tahu Bayu sakit pun, dia sama sekali enggak merasa terketuk untuk bersikap sedikit lebih baik."

Rumah Untuk Bayu | JJKWhere stories live. Discover now