Chapter 105 ♗

173 30 5
                                    

Zia duduk tentram di tempatnya di sebelah Valias. Kedua tangan memegang sebongkah biskuit dan mulutnya dia biarkan terus menempel pada biskuit dengan giginya membuat goresan-goresan sedikit demi sedikit pada luaran permukaan biskuit selayaknya seekor kelinci. Atau mungkin juga akan lebih lucu jika dikatakan mirip dengan seekor kelelawar berkat jubah hitamnya. Hanya menyesap-nyesap sari manis si biskuit seolah dia tidak rela untuk membiarkan biskuit itu habis termakan dalam waktu singkat. Padahal Frey dan Valias sudah sama-sama menunjukkan kalau masih ada banyak yang tersedia di piring dan Zia juga bisa meminta lagi untuk lebih jika dia merasa kurang.

Membiarkan Zia asik dengan biskuitnya sendiri itu, Valias berpindah bicara pada Frey. "Yang Mulia. Anda punya rencana untuk berkeliling Hayden?"

Frey mengerutkan kening tidak mengerti.

"Huh? Maksudmu?"

"Saya kira jika ingin membuat rencana tentang pertahanan Hayden, saya perlu terlebih dahulu mengenali Hayden secara keseluruhan," kata Valias. "Saya berencana untuk mengitari Hayden. Saya pikir ada baiknya jika Anda turut ikut."

Frey masih tidak mengerti. "Kapan?"

"Saya belum tau. Hari penobatan Anda sudah dekat, dan setelah itu kita tetap harus mengikuti rencana kita."

"Mungkin, di bulan Achstein nanti?" ucap Valias.

Itu bulan pertama di tahun baru 1769 nanti. Mengetahui itu Frey jadi melihatnya sebagai sebuah waktu untuknya liburan sedikit. Kedua matanya berbinar. "Aku mau."

"Bagaimana rencanamu? Siapa saja yang akan kau buat ikut?"

"Cukup kita berdua saja, Yang Mulia."

Frey melongo dengan kernyitan di kening. "Berdua, tapi tetap dengan Alister dan ksatriaku, kan?"

"Itu akan terlalu menarik perhatian," Valias berkata. "Kita akan berpenampilan seperti sepasang kakak dan adik saja."

Frey menganga. Pergi keluar? Tanpa siapapun dan hanya dengan Valias?

Aku bisa mengurus dan menjaga diriku sendiri, tapi apakah Valias bisa? Bagaimana jika sesuatu terjadi dan aku gagal menjaganya? "Tidakkah kau memikirkan resikonya?"

"Juga, jika hanya berdua saja dan tanpa mage, bagaimana kita menyembunyikan ciri mencolok kita?" lanjut Frey.

"Saya tau caranya. Kita bisa mencobanya kapan-kapan."

Frey mengerutkan kening, dia kira Valias akan melanjutkan kata-katanya memberitahukannya cara yang dia maksud itu, tapi Valias justru malah diam tidak melakukannya. "Sungguh? Pastinya kau akan memastikan caramu itu tidak akan memberikan efek samping."

Valias mengangguk. "Saya percaya itu alternatif yang bisa kita andalkan."

Sejenak ruangan itu hening tanpa siapapun di dalamnya membuat suara. Tapi baru juga sekitar sepuluh detik berlalu Frey sudah merasa tidak nyaman dan akhirnya bicara lagi memancing sebuah topik obrolan antara dirinya dan Valias. "Aku punya sebuah pertanyaan."

"Kau tidak tampak memberikan petunjuk kepada mereka," katanya. "Kau hanya sekedar memberitahu kemana mereka harus pergi dan kau langsung membiarkan mereka terjun bebas ke tempat itu. Siapa yang bisa menduga yang akan mereka temui di sana."

"Kau juga tidak membuat mereka menyamar sama sekali. Apakah kau sengaja?"

Valias tersenyum mengetahui Frey menyadarinya. "Iya."

"Kenapa?"

"Tapi Anda sudah membekali mereka perkamen dan alat tukar, Yang Mulia."

"Iya...." Frey menggerutu. "Kau tau apa yang kumaksud."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now