Lia, gadis yang selalu positive vibes ini kini melangkah memasuki swalayan yang dekat dengan kost Yoshinori. Ia berniat untuk membuat suki-suki bersama Yoshi nanti. Sementara Yoshi sedang asik memilih bahan makanan, Lia sibuk memilih bumbu.
"Mending kuah tomyum apa kari?" tanya Lia, mencoba menyesuaikan dengan lidah Yoshi.
Yoshi terdiam sejenak kemudian menjawab "Tomyum enak kayaknya Li."
"Oke!" Lia segera memasukkan bumbu instan itu ke dalam ranjang "Yosh itu apa ngga kebanyakan seafood nya?"
Yoshi menggeleng "Aman Li, ini bisa buat Junkyu sama yang lainnya juga."
Iya, Yoshi masih satu kost dengan Junkyu.
Setelah sampai di depan kasir, saat Lia mengeluarkan uang untuk membayar, tangannya langsung ditahan oleh Yoshi. Lelaki itu mengeluarkan kartu debitnya.
"Waa... kapan bikinnya Yosh?" Lia terkesima melihat itu.
"Baru kemarin Li, gue akhirnya ke terima kerja tapi nanti masuknya pas udah lulus."
Karena ingin mendengar cerita lebih lanjut, mereka segera membayar dan berjalan menuju kost.
"Junkyu! Jihoon!" panggil Yoshi ketika sudah berada diambang pintu.
Tidak ada sahutan.
Yoshi mengecek kamar temannya satu persatu.
Tidak ada orang.
Jadi, hanya menyisakan ia dan Lia.
Yoshi menoleh ke samping "Li, ngga ada siapa-siapa di kost. Ngga apa-apa?"
Lia menatap Yoshi heran "Iya terus kenapa? Ngga apa apa kali, kita kan cuma mau masak."
Yoshi terlihat kikuk, ia membiarkan Lia jalan mendahuluinya ke dalam dapur.
Kegiatan masak ini terbagi menjadi dua bagian, Yoshi mencuci bahan masakan sementara Lia menyiapkan bumbu.
"Tau nggak Li, gue kemarin akhirnya keterima kerja di tempat PKL yang waktu itu." Yoshi memulai pembicaraan. "Gue nggak nyangka bisa dipanggil lagi."
Lia meja makan tersenyum bangga "Alhamdulillah Yosh, udah rezeki lu itu."
"Iya Li, semoga gue bisa jemput nyokap biar ngga terus-terusan kerja."
Lia menoleh ke belakang "Kalau boleh jujur, gue sebenernya agak takut lo bakal pergi ke Jepang tau."
Mendengar itu, tangan Yoshi yang sedang mencuci jamur terhenti. Ia membalas senyuman Lia.
"Gue nggak akan kemana-mana Li. Kalau gue masih bisa nyari uang disini, gue akan tetap disini."
Sekilas, Lia merasa tatapan Yoshi berbeda. Sorotan itu, sangat tulus. Ucapan Yoshi benar dari dalam hati. Tidak ada kebohongan.
"Gue juga nggak bisa jauh dari lo, Li." lanjut Yoshi "Gue bisa apa kalau nggak ada lo?"
"Jadi, hubungan kita ini apa Yosh?"
Kini Lia berdiri dari duduknya.
"Gue nggak mau lo ninggalin gue. Lo juga nggak bisa pergi jauh dari gue."
Yoshi mengeringkan tangannya kemudian melaju beberapa langkah ke arah Lia. Tubuh mungil gadis itu ia rengkuh ke dalam dekapannya.
"I love you, Lia."
Kalimat ini, kalimat yang ingin sekali Lia dengar. Dan baru sekarang Yoshi baru bisa mengungkapkannya.
"I love you too, Yosh. Kenapa setelah tiga tahun baru sekarang ngomongnya?" kepala Lia muncul dalam dekapan Yoshi. Kedua tatapan matanya seakan meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TKJ 1 - cheerful
FanfictionCerita tentang sekelompok anak yang terjebak dikerumitannya kabel UTP. "Lu straight kan?" "Pak pake Debian atau Ubuntu?" "Pak kok saya gagal terus?" "Hyunjin! Jangan ganggu!"