Kebohongan Mengerikan

33 10 1
                                    

Pada akhir pekan, Ais datang ke rumah Riswan seorang diri demi memenuhi janjinya kepada Vita beberapa hari sebelumnya.


Sambutan hangat tetap diberikan Vita kendati Ais tidak meminta maaf atas perilakunya yang tidak menyenangkan tempo lalu.


Bahkan demi mengikuti saran sang mama yang telah memberinya banyak nasihat agar mau bersabar memenangkan hati Ais, Vita rela menunjukkan sikap seolah sama sekali tidak pernah terjadi insiden menyebalkan di momen pertemuan pertama mereka.


Beragam menu makanan ala restoran mewah kini terhidang menggugah selera di atas meja makan marmer yang mengisi bagian tengah ruang makan kediaman Riswan.


Semua anggota keluarga Riswan terlihat begitu antusias menyambut momen istimewa tersebut, tetapi sang tamu sesekali malah celingukan mencari-cari keberadaan sang pujaan hati yang tidak ada disana. Sampai-sampai Ais tidak begitu peduli dengan apa pun yang dilakukan keluarga Riswan demi bisa membuatnya terkesan.


Entah di mana Naina berada. Semenjak tadi, hanya ada Siti dan Lasmi yang bergantian keluar masuk untuk menyiapkan segala keperluan makan malam, tanpa ada bantuan dari Naina yang sebelumnya telah diklaim sebagai anak pembantu di sana.


"Gimana rasa menunya, Nak Ais? Apa cocok di lidah?" tanya Riswan setelah sang calon menantu lebih sering hanya mengangguk dan mengiyakan apa saja yang dia ucapkan sedari tadi.


"Semua ini sudah lebih dari cukup, Om. Rasanya sangat enak dan lezat." Ais mengangguk-angguk antusias.


"Kalau gitu, ayo dihabiskan. Silakan nambah, nggak usah sungkan-sungkan."


Ais kembali mengangguki saran tersebut di sela kegiatannya mengunyah. Sembari mendengarkan Riswan yang terus berbicara setelah itu sehingga lambat laun, obrolan di meja makan antara mereka kian intens. Dengan pembahasan tak jauh dari dunia bisnis beserta isu-isu kesehatan yang sedang menggeliat saat ini.


Rosita dan Tika sesekali ikutan menimpali keseruan dua pria itu. Namun tidak demikian dengan Vita yang malah jadi cemberut.


Tentu saja, itu karena topik obrolan mereka bukan termasuk yang Vita sukai. Bahkan tidak ada sedikit pun minat darinya untuk bergabung di tengah keakraban mereka meski sekadar untuk basa-basi meramaikan suasana.


Bagi gadis dua puluh tiga tahun yang semenjak awal masuk jurusan farmasi pun sudah merasa terpaksa itu, sang papa hanyalah pengganggu yang menyita waktunya untuk bisa mengobrol bersama Ais saja.


Sudah menjadi rahasia Vita seorang, jika selama ini, dia hanya mengikuti kemauan sang mama mengambil jurusan farmasi demi bisa membuat Riswan terkesan. 


Alasan terbesarnya pun jelas karena Rosita tidak ingin melihat Naina mewarisi bisnis papanya. Sebab wanita itu sejak awal memang hanya menginginkan kedua putrinya yang kelak memiliki seluruh harta warisan Riswan berikut semua aset yang dia miliki. Tanpa ada bayang-bayang nama Naina yang rencananya akan ia depak bila waktunya sudah tepat. 

Cinta untuk si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang