Gadis Yang Terkapar

49 6 0
                                    

Rosita segera memanggil semua pegawai di rumahnya sebelum Riswan pulang, dan membuat pengumuman baru pasca kepergian Naina.  


Dengan tegas, Rosita meminta mereka semua untuk sepakat mengatakan jika Naina sengaja kabur meninggalkan rumah atas keinginannya sendiri, bukan karena diusir olehnya.


Rosita juga mengancam kepada siapa pun yang berani memberi tahu kejadian sebenarnya untuk dipecat dengan embel-embel membayar denda berupa uang yang jumlahnya tidak sedikit, yang praktis membuat nyali para pegawai itu seketika ciut untuk mengadu kepada Riswan.


Demi meyakinkan alur cerita sesuai keinginanya dan sang mama. Vita bahkan juga meminta kepada sang adik, Tika, untuk menuliskan surat yang seolah-olah itu ditinggalkan oleh Naina.


"Wah, pinter kamu, Dek. Mirip banget tulisan kamu sama Naina." Vita memuji hasil pekerjaan adiknya yang memang punya bakat tak biasa untuk menirukan tulisan bahkan tanda tangan orang lain. Tidak terkecuali tulisan tangan Naina. "Kalau gini, papa pasti percaya anak itu milih kabur dengan sendirinya. Ya, kan, Ma?"


Rosita mengangguk dan ikut tersenyum senang melihat hasil pekerjaan anak bungsunya. "Berarti sekarang, kita tinggal tunggu papa kalian pulang. Dan semoga dia akan percaya."


"Papa pasti bakal percaya lah. Orang ini sama persis kayak tulisan Naina. Aku aja nggak akan bisa bedain kalau nggak lihat Tika nulis sendiri." Vita coba meyakinkan dengan begitu percaya diri dan juga gembira.


Lalu ketika akhirnya Riswan pulang pada pukul sepuluh malam, ketiga orang itu langsung kompakan untuk mulai bersandiwara.


Didahului Rosita, yang menghambur ke pelukan Riswan sembari menangis tersedu-sedu membawa serta surat yang tadi dituliskan oleh Tika untuknya.


"Pa! Naina kabur!" adu wanita itu di sela isakan tangis yang terdengar penuh sesal. Serupa orang yang betul-betul kehilangan dan berduka.


"Gimana bisa dia kabur?" Riswan menerima surat itu dan membaca isinya.


Di sana menyatakan jika Naina ingin mencari sang mama kandung, Nina. Dan meminta kepada orang rumah untuk tidak mencarinya, karena Naina tidak ingin ditemukan oleh siapa pun demi bisa tinggal dengan mama kandungnya. 


"Tadi dia pamit jalan-jalan sebentar kepada Siti." Rosita kembali menjelaskan. "Mama juga sih yang salah, nggak ngawasin dia karena tadi masih mandi. Eh, pas Mama mau ngajakin dia makan malam bareng, kata Siti, dia belum kembali dari jalan-jalan, dan ponselnya mati nggak bisa dihubungi sampai sekarang."


Tidak lantas berkomentar, Riswan meremas surat di tangannya dan menatap geram ke arah depan.


"Dasar anak nggak tahu terima kasih. Udah bagus tinggal terjamin di sini. Malah cari wanita nggak jelas itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cinta untuk si BisuWhere stories live. Discover now