19. Sakit

107 8 0
                                    

This my first story'

Happy reading

Tak terasa malam sudah tiba di iringi dengan sinar bulan serta bintang yang gemerlap menyinari indahnya malam, semua mata terpesona dengan keindahan langit malam. Begitu juga dengan Luvi Anastasya yang sedang bersantai di balkon kamarnya ditemani dengan sebuah coklat panas guna menghalau rasa dingin yang mengucur tubuhnya.

"Dingin juga ya."gumam Asya seraya menggosok kedua tangannya agar terasa sedikit hangat.

Drtt, drtt

Tiba-tiba saja hp android miliknya berdering yang berada di saku celananya. Dengan segera ia mengambil hp itu dan tertera nama 'anak kecil 🙊'

"Ck, ni bocah mau ngapain sih? Ganggu aja."

"Paan"

"Halo Vi"

"Lah? Mala?"

"Iya ini gue"

"Ngapain nelvon?"

"Bantu gue Vi"

"kenapa?"

"Ini bang Aksa tiba-tiba aja sakit, dia gak mau makan padahal udah bunda paksa tapi tetep aja gak mau Vi. Siapa tau dia mau makan kalo sama Lo."

"Lah kok sama gue sih?"

"Plisss lah Vi mau yaa, bang Aksa juga masih belum minum obat"

"Tolong ya Viii"

"Ck, iya gue ke sana"

Tut!

Dengan terpaksa Asya pergi ke rumah Aksa. Asya hanya menggunakan Hoodie warna krim dengan celana panjang.

Memang saat Aksa pulang dari mengantarnya langit sedikit mendung dan mengeluarkan gerimis kecil, tetapi hanya sebentar dan kembali panas seperti semula. Mungkin Aksa memang mudah sakit meski hanya terkena gerimis kecil.

"Loh mau kemana Sya?"tanya Sisil saat melihat putri semata wayangnya yang nampak sedikit rapi

"Mau ke rumah Aksa, Bun"sahut Asya.

"Ngapain?"celetuk Arya yang berada di samping Sisil

"Aksa gak mau makan"

"Asya pamit Bun, Yah"

"Hati-hati"

Dengan susah payah Asya mengeluarkan motornya dari kandang. Saat sudah berhasil ia langsung meluncur meninggalkan pekarangan rumahnya

Membutuhkan beberapa menit untuk sampai ke rumah Aksa.

"Assalamualaikum."ucap Asya seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, sebentar"sahut Mala dari dalam rumah

"Eh, Vi makasih loh udah mau dateng. Lo langsung aja lah ya"

"Iya"

Mala berjalan ke arah kamar Aksa dengan di ikuti Asya yang berada di belakangnya. Saat sudah sampai Mala langsung saja membuka pintu Aksa.

Nampak seorang laki-laki dengan wajah pucat yang sedang dipaksa agar mau makan oleh wanita paruh baya yang tak lain adalah Dwi bunda dari Aksa.

"Makan dulu Sa"

"Gak mau Bun"

Aksa menatap Asya yang mulai berjalan ke arahnya dengan wajah datar. Apa yang ingin gadis itu lakukan?

"Biar Asya aja Bun,"ucap Asya

"Tolong ya Sya"pinta Dwi seraya memberikan semangkok bubur yang masih banyak seperti tak di sentuh sama sekali.

"Iya"

Mala dan Dwi keluar dari kamar Aksa agar Asya lebih leluasa membujuk Aksa untuk makan.

"Makan"titah Asya seraya menyodorkan satu sendok bubur ke mulut Aksa, tapi sang empu masih enggan membuka mulut tak mau menerima suapan dari Asya

Aksa menggeleng tanda tidak mau"gak mau."

"Makan atau kita gak pernah lagi ketemu!"ancam Asya dengan tatapan tajam seolah tak mau di bantah

"Ihh jangan Ay, jangan tinggal aku"Aksa langsung saja mengeluarkan air mata. Ia menganggap ancaman Asya itu sangatlah serius padahal hanya sebuah ancaman semata.

"Kok nangis?"tanya Asya bingung saat melihat buliran air yang keluar dari pelupuk mata cowok di depannya.

"K-kamu mau t-tinggalin aku"lirih Aksa

Asya terkekeh melihat Aksa yang sangat mudah dibohongi.

"Udah jangan nangis. Gue cuman bercanda tadi, sekarang makan ya?"titah Asya

Aksa menggangguk dan itu membuat Asya merasa lega. Ia langsung saja menyuapi Aksa dengan telaten hingga bubur tersisa setengah.

"Aku udah kenyang"

"Oke, sekarang minum obat"ucap Asya seraya menaruh mangkok bubur di nakas dan beralih mengambil obat yang ada di nakas serta segelas air putih. Asya menyodorkan obat serta air itu pada Aksa.

"Pait Ay"cicit Aksa saat melihat beberapa butir obat yang berada di telapak tangannya.

"Gak pait,"ucap Asya meyakinkan

"Beneran?"tanya Aksa polos seolah percaya dengan perkataan Asya.

Asya mengangguk"iya."

Aksa langsung menelan obat itu secara bersamaan dan yang ia rasa bukanlah manis melainkan pait yang luar biasa. Melihat ekspresi Aksa yang seperti ingin memuntahkan kembali obat itu Asya langsung saja membekap mulut Aksa dan langsung saja ia sodorkan air di mulut Aksa agar obat itu segera turun.

"Aaaa pait banget Ay, kamu bohongin aku"rengek Aksa saat obat itu berhasil ia telan namun rasa pait itu masih menjalar di lidahnya

"Lo lakik! Seharusnya bisa nelen obat pait. Lo lakik apa bencong!?"ejek Asya

"Aku lakik ya bukan bencong"elak Aksa, ya kali ia jadi bencong cuman karena gak bisa nelen obat.

"Gak yakin gue"

.....
Gaje ya?
Typo bertebaran 🙏
Penulisan masih berantakan ✍️

See you 👋
Next

ASYAKSA [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora