058: (What if) Broken Home

1.7K 124 30
                                    

Hari ini tepat 17 tahun Haikal terlahir ke dunia, terlahir sebagai anak laki laki satu satunya dari pasangan Haechan dan juga Renjun. Terlahir sebagai anak laki-laki yang pundaknya sangat kokoh di terpa berbagai macam guncangan duniawi.

Malam ini juga Haikal di berikan perayaan ulang tahun oleh Haechan dan juga Renjun, dengan berulang tahun di hotel yang sangat mewah. Walau sudah berulang kali ia menolak acara ini karena menurutnya sangat tidak penting. Ia sebenarnya hanya ingin merayakan ulang tahun di kamar sendirian dengan sepotong kue dan satu puntung rokok menurutnya sudah cukup. Ia pun sudah cukup lupa kenapa anak sedini ia sudah sangat kecanduan dengan nikotin itu. Bahkan saat umurnya baru menginjak 14 tahun saja maksimal 3 Minggu sekali ia akan menyesap nikotinnya diam-diam. Ini semua berawal dari kekacauan keluarganya.

"Abang." Renjun memeluk tubuh Haikal yang bahkan sekarang sudah lebih besar dari tubuhnya yang sangat mungil ini.

"Kenapa baba?" Tanya Haikal. Tubuhnya hanya diam saja menikmati pelukan hangat sang baba.

"Anak baba sudah besar sekali, waktu berjalan begitu cepat ya Abang. Kyknya belum lama deh baba nangis-nangis karena testpack baba masih negatif. Usaha baba untuk dapetin Abang kedunia ini cukup besar ternyata. Abang, terimakasih ya nak sudah terlahir sebagai anak baba, maaf baba banyak salahnya, maaf baba banyak kurangnya. Maaf ya karena baba baru pertama kali jadi orang tua, baba belum banyak mengertinya." Sangat bangga Renjun dengan putra sulungnya. Haikal yang wajahnya sangat mirip dengan ayahnya, anak yang sangat pintar di bidang non akademik.

"Iya baba." Tak mampu kata - kata yang berada di otak Haikal keluar begitu saja dari bilah bibirnya. Lidahnya terasa kelu. Ia hanya bisa mengelus lengan Renjun yang masih memeluknya dengan erat seakan takut kehilangan.

Tangan Renjun beralih untuk menangkup kedua pipi Haikal. "Baba tau Abang ngerokok. Sedih banget rasanya tau anak ganteng nya baba ngerokok gini, Abang engga sayang sama paru-paru Abang sendiri ya?"

"Ba- baba tau dari mana?" Ucapnya gugup.

Renjun menggeleng. "Jangan banyak-banyak ya bang? Nanti paru-paru nya kasian, baba engga mau Abang kenapa-kenapa."

"Baba engga mau Abang kenapa-napa kan? Ayo ting-"

"Sayang? Kamu disini ternyata." Sebelum Haikal menyelesaikan kalimat nya, Renjun sudah di hampiri oleh suaminya yang sedang menggendong anak perempuan nya yang masih berumur 1 tahun.

"Kenapa, sayang? Aduh anak nya baba, sini nak, nih Abang." Renjun menghampiri sang dominan yang tengah menggendong anaknya. Bukan, itu bukan Haechan. Melainkan jaehyun, pria yang berhasil merebut hatinya dari Haechan, lelaki yang berhasil mengalihkan atensi Renjun dari anaknya untuk pria di hadapannya ini.

"Abang mau ke Yayah dulu, ba." Tanpa berkata apapun lagi, dan tanpa menolehkan kepala untuk melihat keluarga kecil itu lagi Haikal langsung berjalan dengan cepat menuju ayahnya.

Haikal tak mau melihat si dominan itu berada di hadapannya, ia rasanya ingin langsung mencabik-cabik si pria dengan lesung pipi itu.

Bruk...

Haikal langsung menubruk tubuh besar Haechan. Memeluk tubuh Haechan dengan erat agar bisa membagi semua kegundahan dan kerisauan hatinya.

"Yayah, Abang engga bisa."

"Abang mau pulang."

"Abang engga mau disini, Yayah kita jangan ketemu mereka lagi." Ucap Haikal dengan lirih.

Hanya dengan Haechan pria yang sekarang sudah berumur 17 tahun ini bisa merengek dengan ayahnya sendiri.

"Kenapa? Baba?" Haikal yang berada di dalam pelukan Haechan mengangguk.

"Abang engga mau lihat baba sama orang itu hiks." Beberapa tetes air mata Haikal pun bahkan sudah membasahi kemeja di bagian pundak ayahnya.

"Abang belum berdamai sama masa lalu Abang. Ayo pelan-pelan kita maafkan semua masa lalu kita. Abang, ini bahkan sudah 4 tahun. Gpp pelan-pelan kita coba maafkan dan lupakan ya?"

"Abang engga bisa, Abang inget banget orang yang Abang sayang malah pilih pria lain yang bahkan baru dia kenal. Yayah. Abang engga bisa." Kepala Haikal menggeleng - geleng sambil berusaha melupakan memori jelek yang berada di kepalanya.

Haechan mengelusi punggung Haikal, memberikan ketenangan pada buah hati semata wayangnya. "Abangnya tenang dulu, Abang jangan emosi gini. Mau Yayah ngomong sebanyak apapun engga mempan di kamu."

"Abang mau pulang, Abang engga mau ulang tahun kyk gini." Haikal langsung menarik kopernya dan kembali membukanya untuk memasukkan seluruh bajunya yang sudah ia masukkan di lemari hotel.

"Abang!" Haechan langsung menepis tangan Haikal yang dengan tidak sabarnya sudah memasukkan kembali beberapa pakaiannya di dalam kopernya.

"ULANG TAHUN ENGGA PENTING BAGI ABANG! YAYAH TUH ENGGA MIKIRIN PERASAAN ABANG ATAU AYAH EMANG LAGI DENIAL AJA? ABANG TAU YAYAH PASTI MERASAKAN HAL YANG SAMA! ABANG ENGGA SUKA BABA, ABANG ENGGA SUKA SI JUNG JAEHYUN SIALAN ITU!"

"Bawa Abang kabur dari Jakarta, Abang engga mau disini Yayah."














-Halo, selamat datang di Mas & adek! Jangan lupa kasih cinta yang banyak buat Mamas sama adek ya! Hihi- 💚🦋

Mas dan Adek (Hyuckren)Where stories live. Discover now