Limerence 48: Bella's birthday

57.6K 2.7K 6
                                    

Kediaman William begitu ramai.

Sore itu adalah hari bahagia bagi mereka. Sang nona muda tengah berulang tahun.

Bella meniup lilin dan riuh tepuk tangan mengiringinya.

“Terimakasih daddy, terimakasih mommy. Bella sayang kalian," ucap anak itu.

Pukul delapan malam, acara perayaan ulangtahun Bella pun selesai. Tamu berangsur-angsur pulang dan tinggallah keluarga besar itu.

“Terimakasih, granny, grady!” Bella melompat kegirangan dengan kado-kado yang kakek-neneknya berikan.

“Sama-sama sayang. Sebentar lagi Bella akan masuk sekolah dasar, jadi kami memutuskan untuk membeli itu semua." Ucap Vero.

Bella pun membuka kado-kado dari orangtuanya. Dia begitu bahagia karena semua kado yang dipilih Mayra adalah barang-barang yang dia inginkan.

“Terimakasih daddy, terimakasih mommy!” Dia memeluk keduanya.

“Tumbuh yang baik, sayang. Daddy menyayangi mu," ucap Malvin memeluk erat putrinya.

Mayra tersenyum dan membalas pelukan Bella. Anak itu menempelkan telinganya di perut Mayra.

“Mommy, Bella mau adik. Bella tunggu ya, mom," ucap anak itu penuh harap. Itu adalah doa harapannya di ulangtahun nya yang ke enam itu.

Mayra tersenyum dan mengangguk.

“Hadiah ulangtahun yang terbaik adalah mommy Mayra. Jangan tinggalkan Bella, ya mom? Bella sayang sama mommy." Anak itu memeluk erat Mayra dan tidak ingin melepasnya.

Pukul sepuluh malam.

Para pelayan masih sibuk membersihkan rumah. Mayra turut membantu mereka tadi. Kini dia ke dapur dan meminum air karena sangat haus.

Setelahnya, Mayra menaiki anak tangga dan menghampiri Bella yang terlelap. Dia ikut berbaring dan memeluk erat anak itu.

“Kamu bukan anakku, bukan dari rahimku. Tapi kenapa aku begitu menyayangi mu? Mommy menyayangi mu, Bella."

“Mayra," panggil Malvin. Dia berdiri di depan pintu dan melipat tangannya.

“Ya?”

“Tidur bersama ku. Aku sudah menunggumu sejak tadi," ucap Malvin.

“Berbaringlah. Kita tidur bersama," balas Mayra.

“Tidak. Aku tidak mau," tolak Malvin. Dia menggendong tubuh Mayra dan membawanya ke kamar mereka.

“Bella tidak bisa jika tidak ada kamu. Begitu pula dengan ku.” Malvin membaringkan tubuh Mayra dan memeluknya erat.

“Kamu tidak akan pergi kan?" tanya Malvin.

“Apa?”

“Aku takut. Aku tidak bisa membesarkan Bella seorang diri," ucap Malvin.

“Dan aku tidak mau kehilangan lagi. Cukup sekali, aku tidak mau lagi. Aku tidak mau lagi, Mayra. Jangan pergi," lirih pria itu.

Mayra terdiam. Malvin benar-benar bersikap aneh akhir-akhir ini. Itu membuatnya khawatir.

“Jawab aku Mayra, jawab aku," pinta Malvin.

“Aku mencintai mu, Malvin. Apa ada yang kamu ragukan dariku?” tanya Mayra.

“Aku takut kamu pergi meninggalkan ku dan Bella. Sama seperti yang Viona lakukan dulu.”

“Malvin begitu mencintai Viona.” Mayra membatin.

--o0o--

Malvin bangun dari tidurnya dan mencari-cari Mayra. Hal yang sama pun dilakukan oleh putrinya yang baru bangun juga.

Mereka turun ke lantai satu.

“Dimana Mayra?" tanyanya pada para pelayan.

“Nyonya Mayra mengantarkan tuan dan nyonya pulang." Mereka menjawab.

“Sudah berapa lama?” tanya Malvin lagi.

“Sekitar tiga jam yang lalu, tuan."

“Dan belum pulang juga?" Malvin khawatir sendiri. Dia pun menelpon Mayra berulangkali.

“Mommy!" Bella langsung berlari memeluk Mayra yang baru pulang.

“Mommy, Bella takut mommy pergi. Kenapa mommy lama?" tanya Bella.

“Darimana saja kamu, Mayra?!” tanya Malvin marah.

“Aku mengantar mama dan papa. Aku ada sedikit urusan juga,” jawab Mayra takut-takut. Malvin benar-benar bersikap aneh menurutnya.

Malvin mendengus dan langsung menghampiri mereka.

“Maaf," ucapnya pelan. Dia memeluk Mayra dan mencium kening istrinya itu.

Bella menatap daddynya takut-takut. Pria itu benar-benar membentak sang mommy dibalik pertanyaannya tadi.

Bella berdiri di balik Mayra dan memeluk kaki wanita itu.

“Bella sayang?" panggil Mayra mencoba meraih Bella. Suaminya belum melepaskan pelukannya.

“Bella takut. Mommy tidak akan pergi karena daddy marah, kan?" tanya Bella pelan membuat Malvin melepaskan pelukannya.

“Bella, daddy tidak marah. Daddy khawatir karena mommy pergi," ujar Malvin.

“Benarkah?" Bella muncul dan akhirnya memeluk Malvin.

“Jangan marah sama mommy ya, dad?”

Malvin mengangguk dan mencium putrinya.

“Maaf, Mayra. Aku lepas kendali,” ucap Malvin pelan.

Mayra pun mengangguk.

============
Hy Ezeng, ini Tania Ssi.

Terimakasih sudah mampir ◠⁠‿⁠◕

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak vote dan komentar ya. Notifikasi dari kalian yang buat author semangat, mwehehehee^^

Oh ya..., author mau nanya. Disini ada yang punya pengalaman horor, kah? Mau riset untuk Close Your Eyes 2: Unseen. Cerita dongggg....... (chat atau di kolkom)

Have a nice day and love you♡
=============

LIMERENCE Where stories live. Discover now