24. Bahan Untuk Debat

1.9K 387 62
                                    

Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, pondok pesantren an nadwah memiliki tiga acara besar. Bulan lalu ada acara haul yang bertempat di pondok induk yang diasuh oleh Husein dan Sanah. Lalu malam ini ada acara haflah akhirussanah sekaligus khataman di pondok 2 yang diasuh oleh keluarga Faisal. Dan acara terakhir adalah acara yang tak kalah besar, hajatnya Abah Khalid yang akan melangsungkan resepsi untuk Faisal dan Acha sepuluh hari yang akan datang.

Sebelum naik panggung pelaminan, terlebih dulu Faisal ikut naik ke panggung khataman sebagai salah satu khotimin yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz dengan bacaan metode qiroat sab'ah bersama ke-tujuh belas santri lain. Faisal mengkhatamkan hafalannya untuk pertama kali ketika mondok bersama Atta. Lalu setelah dia sudah tidak terlalu aktif di pondok setelah lulus kuliah, Sang abah menawarkan untuk memulai quran-nya lagi dengan metode itu. Lalu Setelah enam tahun lebih ikut kelas sab'ah, akhirnya Faisal bisa menyelesaikannya tahun ini.

Acha yang tidak pernah absen mengikuti acara malam ini dari awal tentu merasa bangga dan beruntung sekaligus. Mendapatkan suami yang luar biasa bagi dirinya yang belum bisa maksimal. Terlebih lagi ketika Faisal maju ke podium untuk memberikan sambutan mewakili teman-temannya dan secara tegas menyebut nama Acha.

"Yang terakhir, saya sangat bersyukur karena Allah menciptakan seorang wanita bernama Achadiya Divyan Malik—istri saya," Faisal menjatuhkan tatapannya pada Acha yang duduk di deretan kedua bersama kakak-kakak Faisal. "Allah menitipkan semangat untuk saya di dalam diri Ning Acha, bahkan jauh sebelum dia baligh. Terimakasih, Ning Acha."

Bersamaan dengan teriakan gembira pada pasangan pengantin baru yang menggema dari hampir seluruh orang yang hadir, Acha menahan senyumnya. Selama ini—sampai sebelum menikah, berharap di-notice oleh Faisal hanya ada dalam angan-angan saja. Lalu sekarang, setelah menikah Faisal sering memberinya perhatian ataupun ucapan yang mengejutkan. Seperti yang malam ini pria itu lakukan, Acha tidak tahu menahu tentang sambutan itu karena sejak kemarin Acha tidak banyak berinteraksi. Selain karena efek pertemuannya dengan Rehan di kampus dan berujung membuat Faisal marah, juga karena mereka ikut sibuk menyiapkan acara malam ini.

Karena sebelumnya tidak tahu Faisal akan berbicara di depan, Acha tentu penasaran dengan kalimat Faisal yang menyebut dirinya adalah semangat bagi Faisal bahkan dari sebelum baligh. Niatnya sudah bulat untuk mengejar penjelasan dari suaminya nanti ketika sudah ada waktu berdua. Lumayan untuk bahan debat manja, pikir Acha. Karena belum tentu Faisal mau menjelaskan panjang lebar lalu dirinya akan terus mengejar jawaban. Seperti debat-debat manja sebelumnya, yang terjadi hanya karena hal sepele.

"Sejak nikah, Faisal kok jadi beda ya?" ucap Nada yang duduk di samping Acha persis membuat perhatian istri Faisal itu teralihkan.

"Beda bagaimana, Mbak?"

Nada menggeleng. "Aku malah baru sadar ternyata dia bisa tertawa," ucapnya lalu tertawa geli sendiri.

Acha ikut tersenyum, sedikit berbangga diri. "Memang dulu tidak, Mbak?"

"Jarang. Dulu ketika baru diajak abah ke sini, anaknya diam saja, aku kira memang tidak bisa bicara." terang Nada. "Melihat bagaimana sikapnya waktu awal-awal di sini, aku selalu suudzon kalau cepat atau lembat dia bakalan kabur. Tak taunya, sampai sekarang masih bertahan, malah jadi kesayangan Abah banget. Sampai iri aku,"

Nada memang tertawa ketika bercerita, namun Acha cukup peka bahwa memang itu yang benar-benar dirasakan oleh anak kedua abah. Sekarang Acha bisa perlahan memahami kenapa sikap kakak-kakak Faisal itu terkadang tidak hangat pada Faisal. Acha juga pernah mendengar suaminya mengeluh tentang dirinya yang harus selalu siap siaga untuk mengurus kerepotan keluarga ini.

Dalam analisa Acha, mungkin ketiga anak kandung abah itu merasa iri dan khawatir bahwa Faisal akan menjadi anak yang paling dominan padahal statusnya hanyalah anak angkat. Jika benar begitu, maka Acha bersedia bersaksi bahwa tidak mungkin suaminya mempunyai niat dan rencana untuk mendominasi semua yang ada di sini. Acha pernah mendengar sendiri Faisal mengatakan bahwa apapun yang terjadi, dia tidak akan pernah mendahului kakak-kakaknya jika itu menyangkut urusan pondok ataupun apa-apa yang orang tua mereka miliki, harta contohnya.

Hitam Putih Dunia PesantrenWhere stories live. Discover now