12. Tanda Tanya?

59 34 9
                                    

Assalamualaikum temen-temen
ABS udah update nih! Siapa yang udah nungguin kelanjutannya?

Jangan jadi silent readers! Author akan sangat senang bila mendapat dukungan dari kalian, dan akan lebih semangat updatenya.

Follow dulu sebelum baca‼️

Happy Reading

12. Tanda Tanya?

Adhara kembali duduk dan menyantap ramyeonnya. Meski tak jadi mengambil air di dapur tadi, Adhara mendapatkan air ruang tengah.

"Gila, ni kopi pait banget," ucap Adhara kala mencicipi kedua kalinya. "Mana abis gue?" tanya Adhara pada dirinya sendiri.

Adhara tidak menyangka bahwa dia akan mencicipi americano buatan Jaemin langsung. Yang rasanya melebihi pahitnya kehidupan Adhara. Mungkin bagi Jaemin americano dengan 8 shoot itu enak, tapi enggak buat Adhara.

Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depan meja lesehan Adhara. Adhara menatapnya keheranan, "Ngapain?"

"Gue tau lo gak bisa abisin ini kan," Jawabnya sambil menunjuk kopi Jaemin tadi.

"Kenapa?"

Cowok itu tersenyum dengan menarik satu sudut bibirnya, "jujur aja."

Adhara menarik bibir dua sudut bibirnya datar, "iya sih," jawab Adhara sambil menganggukkan kepala dan memasang ekspresi bersedih.

Cowok itu langsung meminum kopi itu tanpa basa-basi. Langsung meletakkan gelas yang sudah kosong.

Adhara hanya melongo melihat kejadian itu, Adhara tau betapa wahnya rasa kopi itu, namun cowok itu dengan mudahnya menghabiskan dalam hitungan detik. Ya, meski kopinya emang udah agak dingin.

"Kalo gak suka, gak usah dipaksain. Nanti lambung lo gak kuat," ucapnya sangat ketus namun tampak perhatian.

Adhara tersenyum dengan manisnya, tampak otakknya terpenuhi dengan hormon endorfin.

Endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang merasa senang. (koreksi kalo salah)

"Nih, buat lo," ucap cowok itu sambil memberikan bingkisan berwarna biru tua bergambar kelinci yang manis, dengan pita biru muda di atasnya.

"Apa ini," tanya Adhara tak mengerti, mengapa tiba-tiba orang ini memberinya hadiah, "ulang tahun gue masih lama," lanjutnya.

"Gue gak tau ulang tahun lo, jadi gue kasih sekarang aja," katanya terus terang.

Adhara sangat tertawa, tertawa dengan lepas, yang ditertawai hanya menatapnya dengan perasaan yang campur aduk. Memalukan.

"Gak perlu, Na. Lo gak perlu kasih gue apapun. Cukup lo jadi Na Jaemin seperti biasa itu udah cukup kok," ucap Adhara dengan tulus.

"Emang gue biasanya gimana," tanya jaemin menggoda, sambil mengangkat-angkat alisnya.

Adhara pernah melihat ekpresi Jaemin era candy yang seperti ini di depan layar Hp, dan Adhara sangat terhibur melihatnya. Tapi setelah melihat ekspresi Jaemin yang seperti ini secara langsung, Adhara langsung merinding, takut dan geli menjadi satu.

"Jaemin lo gilaaa!" ucapnya sambil menutup mata dengan kedua tanganya.

Jaemin menghentikan aksinya, "Kenapa? Lo gak sanggup lihat kegantengan gue?" seperti biasa Jaemin selalu mengakui ketampanannya. Ya, mau bilang dia sombong, tapi emang bener kan dia ganteng?

Adhara perlahan membuka matanya, tersenyum kecut ke arah jaemin.

Plakkk!!!

"Sakit Anjir," kata Jaemin setelah Adhara memukul lengan Jaemin dengan sekuat tenaga, meski begitu Jaemin tak merasakan sakit sedikitpun.

Aku Bukan Sasaeng | Na JaeminWhere stories live. Discover now