5

2.2K 126 15
                                    

Gemini mendorong Fourth hingga punggung lelaki manis itu menabrak dinding, mata lentik menatap seolah ketakutan. "apa yang kau pikirkan tentang ku? kau kira aku gay sepertimu?"

"Humm..." Dia menganggukkan kepala, seolah menantang sosok tampan itu menyalahi argumennya. Namun siapa sangka, Gemini hanya diam menatapnya dalam. Dia masih menunggu dalam bisu, ketika suasana semakin tak kondusif kala aroma mint dari nafas lembut menerpa wajahnya, Fourth cukup syok.

Tak ada yang bisa menikmati tatapan intens mereka. "Kamu benar-benar tahu cara membuatku menggila, bukan?" Dia menyeringai, membenamkan wajah ke leher putih itu. Gemini terus mencondongkan tubuh ke depan, bibirnya bahkan telah menyentuh telinga si manis, "Sekarang, kenapa kita tidak mencoba membuktikan ucapanmu?"

"Gem..." Fourth menahan bahu lelaki tegap itu, tangannya tak lebih kuat. "Apa... Maksudmu?"

"Bagaimana? Kau mau membuktikannya?"

"Gem.. hentikan..." Fourth merasa geli, bulu kuduk nya merinding. Nafas yang memburu yang ia rasakan bagai tak terkendali, tangannya masih meronta untuk terlepas dari Cengkraman Gemini.

Namun kini bibir keduanya menempel, memperbaiki detak jantung masing-masing tak ada yang melepaskan diri. Mata lentik disana lebih dulu memejam, meski cengkraman menjadi semakin kuat.

Seolah-olah hasrat mentah telah menguasai mereka berdua, Mau tak mau kini Gemini bertanya-tanya seberapa jauh dia akan melangkah. Apakah mereka akan menjadi sepasang kekasih? Atau apakah itu akan murni bersifat fisik? Tangannya mencengkeram leher Fourth, meremasnya pelan dan menarik diri.

"Gay sialan..." netranya memperhatikan gelagat tak nyaman sosok manis itu, seringai puas terlihat di wajah tampan nan sempurna. Bukankah Situasi ini sungguh menarik, Dia bisa mendapati Fourth merasa takluk pada dirinya.

"Gem.. hentikan"

"Ya.. ya.. ya.. sekarang kau sadar, kau gay..."

Fourth menggeleng, entah wajahnya menyiratkan kekecewaan karena apa. Dia berjalan meninggalkan sosok tegap, membawa rasa sukar bergandengan dengan ketidaknyamanan yang tiba-tiba muncul. Sial sekali, kenapa jantungnya berdebar? Hanya karena sentuhan Gemini yang tak sampai pada hal-hal yang sangat intens, itu hanya sekedar menggoda.

"Dia benar-benar membenci ku"

Tak ambil pusing, sosok manis benar-benar meninggalkan gedung kampus.

"Ckk.. sialan..." Gemini mengusap bibirnya dengan erangan pelan, rasa frustasi bercampur debaran hebat di jantungnya membuat situasi menjadi gila.

Bagai orang bodoh, dia menghentakkan kaki sepanjang jalan di koridor. Entah, rasa amarahnya bagai bisa terdengar se antero kampus. Mark sudah menunggu dengan wajah dongkol hampir dungu, mata Gemini memutar malas.

"Gila... Kau apakan Fourth? Kulihat dia pergi keluar dengan wajah memerah. Kau menamparnya?"

Gemini menepuk pundak lelaki itu dengan gaya kebapakan "tenanglah, aku tak melakukan apapun. Hanya sedikit pemanasan"

Mereka berjalan beriringan, tujuan saat ini adalah asrama kampus. Jarak yang cukup dengan mempermudah mereka melakukan aktivitas ini setiap hari, saling merangkul keduanya bertukar pembicaraan.

"Kalian baru pulang?" Winny keluar dari pintu kamar, menatap kedua lelaki tersebut "mana Fourth?"

"Apa aku pernah pulang bersamanya? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?"

"Ckk, Gemini... Apa kau lupa bahwa kalian sedang bersitegang. Dan kau salah, seharusnya kau mengajaknya berbicara saat di kampus dan mengajaknya pulang. Bodoh, tak ada inisiatif sama sekali"

Unspoken For Love [Geminifourth]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang