13. Makan Malam

46 35 35
                                    

Hai-hai, haaiii👋🏻 aku jarang update cerita Rey ya. Iya soalnya lagi malas... Hehe gak kok bercanda.

Jangan jadi pembaca gelap nanti mukanya gelap lohh😒🙏

Bismillah...

   Happy Reading 🌷

____Dunia Halu POV ✨____

Kini Rara sedang berada di mansionnya Rani.  Saat di rumah sakit hendak pulang itu Rani memaksa Rara untuk main. kalau Rara nolak juga gak enak apalagi sama orang tua.

Rara duduk di ruang tamu yang lebih luas dari rumahnya, Rara sedang mengobrol dengan Rani asik. Sedangkan Reyan main game onlinenya di handphonenya.

"Rara Tante mau ngomong sesuatu boleh?." Tanya Rani. Sampai Reyan yang sedang main game itu ia alisnya terangkat sebelah sambil melirik ke arah bundanya.

"Boleh Tan mau ngomong apa emangnya?." Tanya Rara balik.

"Boleh ikut tante dulu sebentar kebelakang." Pinta Rani.

Rara mengangguk mau. "Ayok ikut tante." Ajak Rani sambil menarik tangan Rara lembut. Dan berjalan beriringan menuju belakang mansionnya.

Reyan menatap punggung dua wanita itu hingga menjauh dari tatapannya. 'Bunda mau ngomong apaan, Sama tu cewek.' Batin Reyan kepo.

Setelah mengucapkan itu Reyaan melanjutkan memainkan game onlinenya.

Beberapa menit

Reyan sudah bosan dengan game onlinenya yang sudah menang hampir sepuluh kali. Ia beranjak untuk menghampiri Rani. Reyan berniat untuk keluar nongkrong di markasnya.

Reyan berjalan menuju belakang mansionnya itu, yang sudah terlihat dua wanita yang berbeda umur itu sedang mengobrol serius sampe Rani kelihatannya sedang menangis.

Reyan menghampiri bundanya. "Bunda, bunda kenapa?." Tanya Reyan khawatir berjongkok dihadapan Rani sambil memegang punggung Rani.

Rani menggeleng, mengusap air matanya dengan kedua tangannya. "E
E-enggak, bunda gak kenapa-napa, cuman kelilipan aja." Alibi Rani sambil mengucek matanya.

"Coba sini biar Andza tiup."

"Eh gak usah."

Rara memperhatikan interaksi Reyan pada Rani layaknya ibu dan anak yang saling mengkhawatirkan. 'kenapa tante Rani bohong.'

Rani beralih menatap Rara, tatapan seperti mengasih isyarat padanya. Lalu tersenyum tipis pada Rara.

Rara membalasnya dengan senyuman kaku.

"Yasudah kalian berdua kan belum ngobrol jadi kalian kalau mau ngobrol silahkan. Bunda mau istirahat dulu." Ujar Rani lalu berdiri dari duduknya.

"Eh, enggak-enggak bun. Reyan mau keluar soalnya." Tolak Reyan melirik sekilas kearah Rara.

Yang diliriknya itupun membalas dengan menunjukkan wajah sinisnya.

"Gak usah banyak alasan, bunda tau kalau kamu tu gengsi kaku sama cewek, makanya kalau jadi cowok gak usah sok jadi batu es deh nanti lama-lama nyair loh."

Rara yang mendengar ucapan Rani itu ia terkekeh kecil.

"Udah pokoknya kalian berdua ngobrol aja dulu. Nanti kamu Andza jam dua anterin Rara pulang, udah ya bunda mau istirahat." Setelah mengucapkan itu Rani berjalan meninggalkan dua remaja itu.

Reyan terus menatap punggung Rani yang menjauh dari tatapannya itu. Reyan beralih menatap kearah Rara yang sedang tertawa.

"Hahahah." Tawa Rara

Rey Dan RaaWhere stories live. Discover now