Capther 1

99 16 2
                                    


Hai ketemu lagi sama cerita Kiara
Ini adalah kisah Kiara yang ke dua

*
*
*
Happy Reading







Setelah kematian Aksa Delvin Arion, sosok Kiara yang dulu dan sekarang berubah drastis. Dulunya yang memiliki sifat ke kanak-kanakan, kini lebih menjadi pribadi yang dewasa dan disiplin, namun sifat keras kepala nya memang masih ada.

Gadis itu kini sudah berhasil mencapai cita-cita nya yaitu Dokter, sudah banyak rintangan yang ia lalui tanpa Aksa. Dengan kerja kerasnya nya yang bisa di bilang sempat membuat nya depresi bahkan sampai ingin menyerah kini tercapai juga.

Pikiran nya yang sempat berfikir untuk menyerah tiba-tiba saja menghilang saat kembali mengingat sosok Aksa, nasehat-nasehat yang dulu Aksa lontarkan masih teringat jelas oleh Kiara.

Dia selalu membuang jauh kata menyerah, jika belum di coba maka tidak akan tau akan berhasil atau tidak.

Kini gadis itu tengah berada di salah satu rumah sakit jakarta selatan, ia kini tengah sibuk mengurus para pasien nya. Memang saat ini pasien sedang padat-padatnya, bahkan gadis itu sering terlambat untuk tidur dan kelelahan.

Namun tak apa, pikiran lelah nya ia tempis jauh. Se keras apapun ia akan menolong orang itu, karena memang itu tujuan utama nya menjadi seorang dokter, menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan bantuan nya.

Gadis itu sekarang ber umur 21 tahun.

"Kaka dokter" panggil salah satu pasien anak kecil.

"Bagaimana keadaan mu, el?" tanya Kiara lembut pasien anak kecil perempuan.

Pasien itu bernama Ellena, gadis cantik ber umur enam tahun yang memang sudah bisa di bilang akrab dengan Kiara, karena sangking seringnya mengunjungi rumah sakit.

Ellena di diagnosis memiliki kangker otak setadium tiga.

"Masih sama" jeda Ellena "El, kan gak bakal bisa sembuh lagi" ujar Ellena kelewat santai.

Kiara yang mendengar kata itu terucap dari mulut Ellena pun mulai menggeleng pelan, memang sudah seringkali gadis itu berucap seperti itu.

"El, bisa sembuh kok" jeda Kiara "Tapi dengan satu syarat"

"Apa dok"

"Ellena, harus minum obat teratur dan mau terapi sesuai jadwal" ujar Kiara sembari tersenyum manis ke arah Ellena.

Ellena yang mendegar itu mulai menundukkan kepala, ia mulai memainkan jari jemari nya.

"Tapi El, capek minuman obat terus" ujar gadis itu pelan namun masih bisa si dengar okeh Kiara.

Kiara mulai mendekat kan dirinya ke arah Ellena, tangannya mulai terangkat untuk mengusap kumpluk pink yang gadis kecil itu kenakan.

"Semangat dong, masa sedih gini sih" ujar Kiara menyemangati.

"Katanya mau buktikan ke ayah kalau El, tuh gak lemah" Kiara mulai memeluk tubuh kecil Ellana.

"Iya, El bakal sembuh!" jeda Ellana "Ellana mau buat ayah berubah, buat ayah sayang sama, el" perkataan Ellana tadi sontak membuat Kiara terdiam, Kata-kata itu membuat nya teringat dengan janji nya dulu.

Selain ia ingin menjadi dokter, Kiara juga ingin merubah sifat papanya dan membuat papanya sayang dengan nya. Namun ia gagal, tapi semoga saja Ellana berhasil.

Gadis kecil itu memang bernasib sama dengan nya, bedanya ayah Ellana membencinya karena sering sakit-sakitan.

Ibunya sudah meninggal sejak ia berumur tiga tahun, ayahnya sibuk bekerja karena itu Ellana sering sendirian di rumah sakit.

Kadang-kadang kalau Kiara tidak memiliki jadwal padat, ia akan menemani Ellana bermain.

"Hari ini, ayah datang gak" tanya Kiara lembut.

"Kayaknya datang" jawab Ellana polos.

Kiara hanya mangut-mangut saja, gadis itu kembali bermain bersama Ellana. Hingga waktu istirahat pun tiba.

Setelah memberi kan makanan dan obat untuk Ellana, Kiara pun memilih kembali ke ruangan nya. Saat dia tengah berjalan menuju ruangan nya, Tiba-tiba saja ia menabrak seseorang.

"Maaf, saya tidak sengaja" ujar Kiara sembari menatap laki-laki itu, namun Kiara kaget saat melihat sosok laki-laki yang tadi ia tabrak. Laki-laki itu hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Kiara.

"Aksa?" tanya gadis itu lirih pada dirinya sendiri, ia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat tadi.

Akhirnya Kiara sampai di ruangan nya, baru saja gadis itu mendudukkan dirinya di kursi HP nya berbunyi.

"Assalamu'alaikum tante, ada apa ya" tanya Kiara sopan.

"Waalaikumsalam, maaf ya nak kia kalau tante ganggu kamu" jawab seseorang dari sebrang sana.

"Enggak kok, tante" ujar Kiara apa adanya, toh memang benar kan gadis itu sedang santai sekarang, karena memang hari ini tidak terlalu banyak pasien.

"Tante cuma mau bilang, kamu bisa gak nanti malam datang kerumah tante" tanya orang itu lagi.

"Bisa kok, memang nya ada apa ya, tan" tanya Kiara ke heranan, pasalnya tidak mungkin kan mengundang seseorang jika tidak ada alasan nya, apakah ada sesuatu penting yang mau di bicarakan.

"Tante mau nyambut anak tante yang baru pulang dari Jepang, dengan makan keluarga" jeda orang itu "Nah tante, mau kamu juga hadir"

Anak? Bukan nya anak tante Gina itu cuma Aksa, ya yang menghubungi nya itu adalah mama nya Aksa. Namun yang membuat Kiara bingung itu adalah anak yang di sebut Gina.

Setau gadis itu Gina hanya memiliki anak satu yaitu Aksa.

"Bagaimana nak, kia" tanya Gina memastikan.

"Ehh... Iya tan, kia bisa kok" mendengar itu Gina pun senang, Kiara masih melamun dan memikirkan perkataan mamanya Aksa.

Sebenarnya ini ada apa, tadi ia melihat sosok yang sangat mirip dengan Aksa. Entah itu pasti halusinasi Kiara saja karena kecapean.









Hai RAIDERS, gimana-gimana awalnya
Kira-kira siapa ya yang Kiara tabrak tadi.

⚠warning⚠

Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kisah ku, Kiara's story 2 ini piyur aku ngarang, kisah ku cukup sampai di cerita KIARA saja.

Terimakasih jangan lupa vote ya bye ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ








Kiara's story 2Where stories live. Discover now