PROLOGUE

510 58 2
                                    

Hey Guys...!!! Welcome to my new story...!!!

Berhubung lagi banyak ide bermunculan jadi author langsung tuangin ke sini biar gak ilang. Dan jadilah satu karya bergenre fantasi misteri nih. Tentu saja ada unsur romantisnya, dan juga dewasa juga.

Jadi bijak-bijaklah memilih bacaan. Jangan diambil mentah-mentah dan dipraktekan sembarangan ya guys.

Oke, sekarang kita simak sama-sama prolognya. Pengenalan alur buat kita semua. Jika kalian suka langsung add ke library ya.

Sesuai vote di instagram, The Red Lady akan update setiap hari Minggu guys. Jadi kita udah full 6 hari update sekarang ya 😍

Yuk langsung aja. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

"Alan," panggil sebuah suara lembut.

Pria bermata tajam dengan alis tebal itu menatap ke sekelilingnya dengan awas. Setiap lirikannya menandakan seberapa tajam penglihatannya. Tapi entah kenapa tidak ada satupun orang di sini.

Sebuah hutan yang memiliki sedikit lahan kosong luas berisi salju. Entah kenapa Alan bisa berada di sini. Ia juga tidak mengetahuinya. Namun hal yang aneh adalah tidak adanya hawa dingin meskipun dia berada di kawasan bersalju seperti ini.

"Alan," lagi, suara itu datang lagi. Suara lembut yang terdengar begitu indah di telinganya.

Kaki panjang pria itu mulai bergerak menyusuri area hutan ini. Ia memutar tubuhnya berkeliling sambil mengawasi setiap hal yang ada di di sekelilingnya. Berusaha mencari dari mana arah datangnya suara lembut itu berasal.

"Alan," lagi suara itu menyapanya. Namun kali ini lebih jelas. Tidak samar seperti sebelumnya.

Pria itu langsung memutar tubuhnya untuk menemukan seorang gadis ada di sana. Berdiri tepat di belakangnya. Padahal sebelumnya tidak ada siapapun di sini. Entah darimana gadis ini berasal.

Gadis dengan rambut panjang bergelombang, memakai gaun merah yang sangat panjang seperti gaun pengantin atau putri kerajaan. Gaun itu tidak menutupi lengannya, juga menampakkan dada putih yang terlihat belahannya. Gadis itu tersenyum menatapnya.

"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu," ucap gadis itu dengan suara lembutnya.

Alan menatap gadis itu dengan wajah terpesona. Darimana datangnya gadis secantik ini? Mengenal namanya dan bahkan ingin bertemu dengannya?

Kedua mata tajam Alan sedikit melembut menatap gadis di depannya. Gadis itu begitu mungil dibandingkan dirinya yang memiliki tinggi 185 cm. Wajahnya juga terlalu cantik untuk ukuran seorang manusia yang biasa ditemuinya.

"Siapa kau?" tanya Alan pelan. Suaranya sangat berat dan dalam menegaskan sisi jantan dalam dirinya.

Bukannya menjawab, gadis itu justru tersenyum lembut menatap Alan. Ia sama sekali tidak mengatakan apapun  namun perlahan tubuhnya mundur dan menjauhi Alan.

"Tunggu, mau kemana?" tahan Alan yang bingung kenapa gadis itu justru hendak pergi setelah berulang kali memanggilnya.

"Sampai bertemu lagi Alan," ucap gadis itu lirih sambil tersenyum lembut.

Alan yang tidak mengerti pun berusaha melangkah untuk menahan gadis itu pergi. Namun sebuah angin kencang datang dan menghalanginya. Pandangannya langsung tertutup dan ia tidak bisa melihat apapun. Semakin lama angin itu semakin kencang hingga menghempaskan tubuh Alan.

***

Kedua mata itu terbuka dengan cepat diiringi napas tersengal. Mata yang baru saja terbuka itu langsung menatap sekelilingnya dengan awas. Ini adalah ruangan yang sering ia lihat. Tepatnya kamar yang ia tempati selama 5 tahun ini.

"Jadi itu tadi mimpi," gumam Alan dengan suara beratnya.

Pemuda itu langsung duduk dan beranjak mencari air untuk membasahi kerongkongannya yang begitu kering. Ia seperti habis berlari puluhan kilometer atau terhempas angin kencang?

Setelah meminum airnya, Alan duduk di kursinya. Ia kembali mengingat mimpi yang baru saja dialaminya. Mimpi itu terasa begitu nyata, tapi juga terasa seperti mimpi. Ia begitu heran karena mengingat mimpi yang dialaminya. Biasanya ia tidak pernah sekalipun mengingat apa yang diimpikannya saat tidur.

Apalagi ia bertemu dengan seorang gadis yang begitu cantik di dalam mimpinya. Sungguh demi apapun gadis itu adalah yang tercantik yang pernah dilihatnya. Yang lebih mengherankan adalah ia masih mengingat bagaimana wajah dan bentuk tubuh gadis itu dengan jelas. Apalagi suara lembutnya yang mengatakan sampai bertemu lagi dengannya.

Alan mengusap wajahnya dan bersiap untuk segera berangkat bekerja. Lama-lama berkutat dengan mimpinya hanya akan membuang waktu dan membuatnya terlambat. Ia tidak boleh terlambat karena bos tempatnya bekerja sangat cerewet. Ia bisa kehilangan pekerjaan kalau banyak berulah.

*
*
*

Gimana prolognya?

Ada yg penasaran sama kisahnya bakal gimana??

Kalo penasaran langsung aja add ke perpustakaan kalian masing-masing, bikin di reading list khusus kesukaan kalian ya. Tunggu updateannya setiap Minggu.

Jangan lupa VOTE dan kasih komen juga ya.

Ok. See you in the chapter 1...

The Red LadyWhere stories live. Discover now