1 Sleeping Beauty

225 37 2
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Akhirnya kita masuk ke chapter 1 nya. Sebenernya jadwal up The Red Lady ini setiap hari minggu, tapi author lupa minggu kemaren karna update Baby Project. Jadi The Red Lady nya diupdate ke Kamis deh minggu ini. Tapi selanjutnya kembali ke hari minggu ya sesuai jadwal.

Nah sebelum baca jangan lupa VOTE dulu biar gak lupa dan tinggalin komentar juga ya biar kita bisa saling berinteraksi 😉

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Alan mengangkat tumpukan kardus untuk dipindahkan ke dalam mobil. Kardus besar itu memiliki bobot sekitar 5kg/dus. Dan Alan harus mengangkat 3 dus untuk segera dipindahkan ke dalam mobil untuk disalurkan ke toko-toko yang ada. Tak hanya itu ia juga harus mengangkat kardus jika ada opersasional lainnya.

Alan bekerja di sebuah gudang sebagai pekerja angkat berat. Dirinya yang tidak memiliki lisensi alat forklift membuatnya harus bekerja menggunakan fisiknya. Tapi pekerjaan seperti itu untuk seorang Alan Whitucker tentu bukan masalah. Alan memiliki fisik yang sangat prima dikarenakan dirinya pernah berada dalam militer, namun memutuskan untuk keluar.

Sudah 2 tahun Alan bekerja di sebuah gudang. Baginya pekerjaan ini cukup menyenangkan. Ia punya kesibukan yang membuatnya tidak memiliki beban pikiran mengenai hal lain. Ia tinggal sendiri di kota tanpa sanak saudara yang mengenalnya. Ayah dan ibunya sudah bercerai sejak dia masih balita. Ibunya merawat dan membesarkannya sampai terakhir 5 tahun lalu perempuan tangguh itu menikah dengan seorang pelukis dari kota lain. Alan memilih untuk tinggal terpisah dari ibunya, membiarkan sang ibu memiliki kehidupannya sendiri. Sementara ayahnya tidak pernah ia ketahui kabarnya sampai saat ini.

"Kerja bagus Alan," ucap temannya si supir truk.

"Antarkan dengan benar Theo," balas Alan memberikan jempol untuk temannya yang sudah menghidupkan mesin mobil.

Alan kembali memasuki gudang untuk mengambil sebotol air dan meminumnya. Baru beberapa teguk ia minum seorang pria berdasi memanggilnya. Itu Clark, bosnya.

"Alan! Ada telepon untukmu," ujar Clark mengangkat telepon seluler yang ia terima.

Alan segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang atasan. Diambilnya telepon seluler itu untuk segera ditempelkan ke telinganya.

"Halo," ucap Alan dengan suara beratnya.

"...,"

"Ya," jawab Alan lagi.

"...,"

"Maaf, apa yang baru saja kau katakan?" ucap Alan mengerutkan keningnya mendengar ucapan si penelepon.

"...,"

***

Disinilah Alan sekarang berada. Di sebuah kantor pengacara yang terletak di pinggir kota. Panggilan yang mengatakan kalau ia harus mengurus sesuatu terkait kematian ayahnya membuat pria itu mau tak mau ada di sini.

Ya, Alan baru saja mendapatkan kabar kalau ayahnya telah meninggal dunia kemarin siang. Ia bahkan tidak tahu harus berekspresi seperti apa karena sudah sangat lama tidak berkomunikasi dengan sang ayah.

"Jadi kau adalah Alan Whitucker?" tanya seorang pria dengan rambut putih.

"Ya," jawab Alan seadanya.

"Baiklah, kuakui secara pembawaan kau mirip dengannya, dari segi penampilan kau lebih baik tentu saja," ujar pria itu sedikit tersenyum.

The Red LadyWhere stories live. Discover now