• ⟡ 「 𝟐𝟗 - 𝐊𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐊𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐓𝐞𝐫𝐭𝐮𝐚 」 ⟡ •

1.2K 140 11
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Uhm.. sebenarnya aku merasakan aura dan energi 'dia' disini! Aku yakin bahwa itu adalah 'dia' tuan!"

Deg!

Kedua iris ruby milik Reverse sontak bergetar saat MindBot mengatakan hal itu.

"Hah? Maksudmu 'dia' ada disini?" Tanya Reverse memastikan.

"Iya tuan! Aku yakin sekali kalo Tuan Halilintar sudah kembali!" Ucap MindBot sembari menekan dua kata.

"Tapi tak ada orang lain yang datang selain Al!"

"Al? Siapa itu?"

"Ah.. dia itu.."

• 「⟡」 •

"Ah.. jadi begitu ya?" Gumam MindBot mengerti.

"Ya MindBot!! Hm.. jadi apakah menurutmu dia itu adalah Lintar?"

"Uhh.. aku tidak yakin! Tapi aku tau bagaimana cara untuk membuktikannya!"

"Hm? Bagaimana caranya?"

"Kau tinggal membaca pikirannya saja tuan! Aku akan membantumu agar terhubung dengannya!"

"Owh? Baiklah.."

Singkat cerita,.MindBot pun sudah membantu Reverse agar ia bisa membaca pikiran Halilintar.

"Nah sudah! Sekarang anda tinggal membaca pikirannya!"

"Huft.. baiklah, tapi kurasa aku harus menunggu sampai besok pagi! Aku yakin sekali bahwa ia pasti sudah tidur sekarang!"

"Baiklah kalo begitu, sekarang kau juga sudah bisa kembali tuan! Kau bilang ada tumpukan dokumen yang harus segera kau selesaikan kan?"

"Ah iya! Baiklah MindBot, aku permisi dulu!" Ucap Reverse sembari keluar.

MindBot pun hanya berkedip untuk membalasnya. Ia kemudian kembali mengisi dayanya setelah Reverse pergi.

• 「⟡」 •

"Kaingggg!"

"Uhh.."

Halilintar seketika membuka matanya saat mendengar suara Thunderbird.

Ia pun kemudian mendudukkan badannya saat kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya.

Ia melirik Thunderbird yang sedang duduk manis di depan pintu dengan sebuah handuk hitam di paruhnya.

Melihat hal itu, Halilintar pun kemudian tersenyum tipis. Ia memang sudah biasa dibangunkan oleh Thunderbird jika saja ia telat bangun.

"Terimakasih!" Gumam Halilintar yang masih bisa didengar oleh Thunderbird.

Thunderbird pun mengangguk untuk merespon Halilintar, ia kemudian segera memberikan handuk yang ia pegang kepada Halilintar.

Setelah menerima handuk itu, Halilintar pun segera beranjak ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Setelah beberapa saat, akhirnya Halilintar pun keluar dari kamar mandi. Ia memakai handuknya di pinggang.

Rambut berwarna merah darah dengan beberapa helai rambut berwarna putih miliknya basah, sehingga ada beberapa tetes air yang masih menetes. Ia tak memakai apapun selain handuknya itu.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang