• ⟡ 「 𝟑𝟎 - 𝐋𝐮𝐤𝐚 」 ⟡ •

1.1K 142 6
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

"Huh? I-ini darah siapa?!" Gumam Reverse setelah menyadari bahwa tangannya itu menyentuh darah.

Ia pun segera memperhatikan sekitarnya. Lalu irisnya pun tak sengaja melihat beberapa bercak darah yang menuju ke arah pintu keluar. Melihat hal itu, kedua iris ruby miliknya pun membulat sempurna.

"Apakah.."

• 「⟡」 •

Tapp..

Tapp..

Tapp..

Halilintar saat ini sedang berjalan di koridor menuju ke ruang pelatihan. Ia berjalan pelan karena kaki kanannya sedang terluka.

Tadi saat piring yang ia pegang jatuh, Halilintar tak sengaja menginjak pecahan piring itu. Ia terlalu panik sehingga tak memedulikan pecahan piring yang tertancap di kaki kanannya.

Tadi Halilintar sebenarnya pakai sepatu ya. Tapi karena tadi ia masuk ke dapur, jadi mau tak mau ia melepaskan sepatunya.

Di sini, semua orang yang mau masuk ke dapur, wajib melepaskan alas kakinya. Dengan alasan untuk kebersihan dapur.

Terus pas tadi Halilintar sedang menata piring di meja kantin. Ia tidak sempat memakai sepatunya kembali. Jadi ya gitu, kena deh.

Lalu sekarang ia sudah memakai kembali sepatunya tanpa melepaskan pecahan piring yang masih tertancap di kakinya.

"Ughh.." Ringisnya pelan.

Tetapi ia sudah tak peduli lagi pada kakinya. Ia hanya ingin melakukan apa yang baru saja kakaknya itu perintahkan.

Ia sudah lama tak bertemu dengan kakaknya itu. Jadi sebisa mungkin ia pasti akan menuruti semua perintahnya.

Jika kalian bertanya mengapa Halilintar tidak menggunakan sihir tipe penyembuhan miliknya. Maka itu adalah karena ia sudah berpikir untuk tidak menggunakan sihir ataupun kuasa petirnya disini.

Ia mungkin bisa menggunakan sihirnya itu dengan mana yg sedikit. Tetapi karena ada banyak Power Shpera dan sumber energi disini. Maka bisa saja mana milik Halilintar tertarik dan mentidak stabilkan sihirnya. Sehingga ia berkemungkinan besar akan ketahuan.

Halilintar tak mau mengambil resiko hanya untuk hal itu. Jadi ia pun memutuskan untuk tak menggunakan sihirnya.

Untuk soal kuasa petirnya gk usah ditanyakan. Itu karena ia tak mau kakaknya itu merasakan energi petir miliknya.

Apalagi kakaknya itu kan sama-sama pengguna elemen petir seperti dirinya. Jadi seharusnya ia lebih sensitif dengan energi dari kuasa petir.

Halilintar pun terus berjalan perlahan.

Sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang berlari mengejarnya sambil meneriakkan namanya.

Tapp..

Tapp..

Tapp..

"AL!!"

Setelah beberapa saat, Halilintar pun akhirnya sadar bahwa ada seseorang yang sedang memanggilnya.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang