KetigaPuluhEnam

790 78 7
                                    

. Note, rindu pitbabe;( jadi ingin menyiksa PoohPavel di cerita ini😃😃

Sesal dan kekesalan telah menjadi sahabat setia Naren selama beberapa tahun terakhir. Setiap hari, dia merenungkan tentang segala kesalahan yang telah dilakukannya, segala pilihan yang mungkin bisa diubah, dan segala konsekuensi dari tindakannya yang menyakitkan. Baginya, hidup terasa seperti menghadapi badai tanpa akhir, di mana setiap langkah yang dia ambil tampaknya hanya membawanya ke dalam pusaran keputusasaan yang semakin dalam.

Dia merasa telah mencoba ribuan cara untuk menenangkan hatinya yang telah menjadi keras oleh serangkaian pengalaman pahit. Namun, meskipun telah berusaha keras, Naren masih merasa sulit untuk menggambarkan kompleksitas perasaannya dalam kata-kata atau bahkan dalam ucapan. Begitu banyak rasa penyesalan, kesedihan, dan keputusasaan yang bergulir di dalam hatinya, tetapi dia tidak bisa menemukan cara untuk mengekspresikannya dengan benar.

Dalam benaknya, pertanyaan terus berputar: Apakah dia hanya lemah dalam menghadapi masalah yang mungkin terlihat kecil bagi orang lain? Apakah dia pantas merasa hancur seperti ini? Apakah hidupnya masih memiliki arti? Dia terjebak dalam spiral pertanyaan tanpa jawaban yang jelas, dan itu semakin membebani pikirannya.

Meskipun dia mencari hiburan dan dukungan, tampaknya dia tidak bisa menemukannya. Teman-teman yang dulu bisa diandalkan sekarang terasa jauh, dan keluarganya tampaknya tidak memahami betapa dalamnya perjuangannya. Dia merasa kehilangan haknya sebagai manusia, terlepas dari haknya untuk diperlakukan sebagai individu yang layak.

Naren merasa bahwa tidak ada orang yang benar-benar memahami atau berempati padanya. Namun, di sisi lain, dia juga tidak ingin disayangkan oleh orang lain karena dia merasa bahwa dia tidak cukup kuat untuk menanggung itu. Dia merasa bahwa dirinya tidak pantas mendapat perhatian dan kasih sayang, tetapi ketika seseorang yang selalu mengapresiasi dirinya tiba-tiba terluka karena tindakannya yang impulsif dan tidak waras, Naren merasa semakin terpuruk.

Rasanya seperti semakin jauh dia mencoba untuk mencari dukungan, semakin dalam dia terjerumus ke dalam kegelapan. Tetapi di tengah-tengah semua rasa putus asa itu, ada juga keinginan yang tumbuh di dalam dirinya, keinginan untuk menemukan jalan keluar dari kegelapan yang menghimpitnya. Meskipun dia mungkin tidak tahu bagaimana atau kapan itu akan terjadi, dia masih berusaha keras untuk tetap bertahan dan mencari sinar terang di ujung terowongan.

Matanya terpejam setelah dibius oleh dokter pribadi Kasiel, mengikuti keputusan yang diambil setelah Naren mengamuk beberapa waktu lalu. Tin dan Naren ditemukan oleh Kasiel karena Tin tidak menjawab panggilan dari Kasiel, yang membuatnya khawatir. Sekarang, keduanya sedang ditangani oleh dokter yang bekerja di ruang pribadi Kasiel, bukan di rumah sakit.

Naren terbaring di tempat tidur dengan mata terpejam, tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang jelas. Wajahnya pucat, dan napasnya teratur menandakan bahwa dia dalam keadaan tidur yang dalam setelah pengaruh obat penenang. Meskipun demikian, terlihat tegang dan gelisah di wajahnya, seolah-olah dia masih terbawa oleh kecemasan dan stres yang baru saja dialaminya.

Sementara itu, Tin tengah berada di tempat tidur yang lain, sedang ditangani oleh dokter dengan cermat. Banyak luka-luka di wajah dan tubuhnya, m Dokter dengan teliti membersihkan luka-lukanya dan memberikan perawatan yang diperlukan,

Selang infus dan oksigen terpasang di tubuhnya, menyediakan bantuan vital yang sangat dibutuhkan. Tubuh Tin terbaring lemah

Ruang pribadi Kasiel tampak tenang, dihiasi dengan lampu redup dan perabotan yang mewah. Udara di ruangan terasa hening, terputus dari keramaian dunia luar. Di sudut ruangan, Kasiel duduk dengan wajah serius, menatap kedua orang yang menjadi tanggung jawabnya dengan perasaan campuran antara kekhawatiran dan penyesalan.

"Childish-Boy" [ PoohPavel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang