PART 18

630 97 6
                                    

Mentari itu terbit menyinari laut merah dengan suhu permukaan laut yang tidak pernah melebihi 25 derajat celcius ketika musim panas. Itu terasa sejuk dengan mentari yang menyorot didataran yang dikelilingi oleh tiga musim itu.

Aroma garam kali ini terasa cukup menyengat dengan para kru dan anak buah kapal yang kini tampak menikmati paginya dengan para penumpang kapal.

Sang Kapten melakukan rutinitasnya seperti biasa, memberikan sapaan, bicara pada penumpang yang bertanya atau sekedar bicacra dengan mereka yang menghalangi jalannya— Ataupun menemani Jimin dan juga temannya untuk sarapan. Jimin dingin seperti biasa.

Kim Taehyung melangkahkan kakinya dengan lencana kapten di kerah kemeja putih dan rompi hitam tanpa lengan kearah kabin karena ia meninggalkan seorang pemuda yang masih tertidur begitu nyenyak. Taehyung akan sarapan setelah pemuda itu bangun.

Taehyung membuka pintu kabin begitu pelan, melangkahkan kakinya perlahan dan menemukan Jungkook yang masih memejamkan matanya dengan posisi yang sama. Taehyung terdiam, ia bersandar pada dinding ketika mata itu mengerjap pelan.

Mata monolid itu mengerjap pelan dengan iris sehitam arang yang perlahan terlihat setelah mengedipkan matanya berkali- kali. Taehyung tertawa kecil karena untuk pertama kalinya, Taehyung melihat Jungkook tertidur dan terbangun seperti ini—Jika Taehyung boleh memujinya, Jungkook sangat cantik seperti ini.

Taehyung membulatkan matanya ketika Jungkook tersentak dan membentur pada headboard membuat kakinya melangkah cepat dan mengulurkan lengannya untuk memastikan jika Jungkook tidak terluka, namun Jungkook menghindar dengan matanya yang membulat membuat Taehyung mengurungkan niatnya.

"Kau baik- baik saja?" Tanya Taehyung yang kini duduk ditepi ranjang dengan Jungkook yang mencoba untuk melipat kakinya dengan pandangan yang menunduk. Taehyung terdiam ketika Jungkook hanya mengangguk tanpa suara.

Taehyung merasa jika dirinya telah melakukan banyak kesalahan, ketika Taehyung mengatakan pelacur begitu mudahnya dan tadi malam Taehyung memeluknya begitu saja. Hal itu membuat Taehyung memilih untuk bangkit dengan jemari yang dimasukan kedalam saku celana.

Jungkook menggenggam erat jemari yang ini sedikit berkeringat, jantungnya berpacu begitu cepat dengan tubuhnya yang bergerak tidak nyaman. Jungkook merasa bersalah karena pria itu harus membawanya berlayar. Pria hebat dengan lencana di kerahnya itu harus membawa pelacur sepertinya.

"Ma—af"

Suara itu terdengar gemetar membuat Taehyung menundukkan pandangannya, bahkan pemuda itu meminta maaf ketika Taehyung pun tak tahu apa kesalahannya, yang Taehyung tahu kali ini, ia lah yang bersalah. Taehyung tak menyukai suasana seperti ini—Ini, tidak nyaman.

"Jangan mengatakan itu—Aku yang harus meminta maaf disini" ucap Taehyung yang kini menundukkan pandangannya, menatap Jungkook dengan harapan pemuda itu menatapanya seperti hari sebelumnya. Namun, pemuda itu terus menunduk dengan jemari yang gemetar.

"Maafkan aku—Aku pria yang buruk" ucap Taehyung yang kini tak berani menatap Jungkook—Mendengar hal itu membuat Jungkook mengangkat pandangan dan menggelengkan kepalanya—Jungkook tidak setuju mengenai hal itu, Jungkook harus bicara—Pria itu tidak akan memukulnya.

The Light After Nightfall [TAEKOOK]Where stories live. Discover now