PART 34

628 78 10
                                    

Hujan turun semakin deras dengan pria bermarga Min yang melangkahkan kakinya keluar dari pengobatan ilegal di daerah yang begitu sepi, cukup jauh dari pelabuhan. Lehernya kini dililit oleh kain kasa dengan jejak merah, memperlihatkan jika lukanya masih basah.

Wajahnya begitu pucat dengan jemari yang menyentuh bahunya yang terkena luka tembak dan perlahan mengusap lehernya yang terasa begitu perih membuatnya ingin menangis. Yoongi ingat sesuatu yang manis, ketika Yoongi terluka karena irisan pisau kecil—Park Jimin begitu khawatir dan segera mengobatinya—

Kakinya kini melangkah pelan, tubuhnya tak sanggup lagi melangkah namun misinya belum selesai. Tugasnya adalah membunuh Zoey dan Yoongi harus bisa melakukan hal itu, dan juga Yoongi harus bisa menyelamatkan Jeon Jungkook—menyelam sambil minum air. Itulah yang Yoongi lakukan.

Topinya kini basah, jaketnya pun turut basah—Namun, jemarinya kembali terangkat dan menyentuh sebuah kalung yang diberikan oleh Jimin, kekasih nya beberapa tahun lalu. Entahlah, jika Yoongi merasa kesakitan maka pikirannya akan dipenuhi oleh Park Jimin—Pria yang begitu menyayanginya.

Yoongi melirik pada jam dipergelangan tanganya, sudah 30 menit Yoongi meninggalkan Jungkook. Tak ada pelayaran laut hingga 150 menit kedepan dengan lokasi Jungkook yang tak jauh dari tempatnya.

Yoongi berharap Jungkook bertahan sebentar dengan Yoongi yang kini berusaha untuk menyusun rencana, membawa Jungkook ke badan keamanan tanpa dicurigai jika Jungkook adalah bagian dari kejahatan yang Utara ciptakan.

Pandangannya menunduk, namun telingannya mendengar suara langkah kaki—Dan matanya kini menangkap seorang pria yang melangkah pada kotak trotoar yang sama. Hal itu membuat Yoongi memilih untuk bergeser, karena tampaknya pria itu mabuk.

Namun—Yoongi tersentak ketika pria itu menjatuhkan kepala pada bahunya membuat Yoongi menatap tajam dengan jemari yang kini mencengkram erat pada lengan atas pria itu, Yoongi bersiap untuk membanting tubuh itu sebelum akhirnya, Yoongi kembali tersentak dengan mata yang menangkap jelas wajah pria yang mengangkat pandangannya.

"Maafkan aku—Aku—sangat mabuk—"

Yoongi tidak bisa mengalihkan pandangannya, jarinya kini mengepal ketika ia menangkap mata yang begitu sayu dan tampak lelah walaupun suara itu terdengar begitu lembut. Air matanya menetes dengan tatapan kosong—Park Jimin kini ada di hadapannya, begitu mabuk dengan aroma alkohol yang begitu kuat.

"Su—gar?"

Yoongi mendengarnya, panggilan sayang yang Jimin berikan membuat Yoongi melepaskan genggamannya pada lengan atas pria itu, perlahan Yoongi menundukkan pandanganya sebelum ia merasa tubuhnya ditarik ditengah hujan rintik- rintik, masuk kedalam pelukan yang begitu hangat membuat Yoongi menangis dengan jemari yang menggenggam erat ujung jaketnya.

"Aku mencarimu—Kenapa meninggalkanku—"

Yoongi terisak dengan jemari yang kini terulur, merengkuh tubuh Jimin yang begitu dirindukannya. Park Jimin yang selalu memeluknya setiap malam, memeluknya ketika ia mengadu, kedinginan ataupun ketika Yoongi menangis tiba- tiba entah karena apa. Hanya saja, malam ini—Jimin mabuk.

The Light After Nightfall [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang