chapter 2 ( 🐹x🐰 )

522 66 10
                                    

Hari-Hari Jungkook tidak jauh dari sekolah , pulang , mandi , menunggu seokjin di depan pintu . Seperti itu saja setiap hari kecuali Minggu . Tapi itu tidak membuat Jungkook maupun seokjin bosan . Malah akan sangat aneh kalau Jungkook tidak berdiri didepan pintu , bahkan penghuni panti pun sudah hafal betul .

Hari ini panti asuhan harus kehilangan satu lagi anak asuhnya , Hans namanya , dia baru saja di adopsi oleh keluarga kecil yang sudah 11 tahun menanti kehadiran seorang anak , namun sayang Tuhan belum juga memberi mereka rezeki , berbekal keyakinan mereka datang untuk adopsi Hans , semoga dengan adanya Hans rumah mereka tidak sepi dan mungkin saja apa yang dikatakan orang tentang angkat anak sebagai pemancing itu benar adanya .

Suasana panti penuh haru , anak-anak panti menangis , mereka sedih karena salah satu teman mereka harus pergi tapi disisi lain mereka juga tidak boleh egois .

" Hans... Belajar pipis sendiri yaa.. jangan ngompol lagi " pesan salah satu anak panti

Hans mengangguk , sesekali pundaknya itu terangkat karena Hans terisak . Tangisnya kembali pecah ketika seokjin meminta semua anak panti memeluk Hans .

" Hans , ingat kata Kaka yaa... Sebelum tidur tidak boleh minum air banyak , kalau Hans haus boleh minum tapi ingat apa ? "

" Pipis dulu baru naik tempat tidur "

" Anak pintar , kak seokjin sayang Hans , Hans jaga diri baik-baik yaa... Nurut sama orang tua baru Hans , ini keinginan Hans bukan ? Punya mama dan papa ? "

" Iyaa... Makasih kak seokjin "

Hans pun pergi bersama orang tua barunya , meninggalkan semua kenangan bersama teman-temannya di panti asuhan. Lambaian tangan terakhir Hans menjadi kenangan terakhir untuk Hans dan juga teman-temannya .

Seperginya Hans , semua orang kembali masuk ke dalam , tanpa terkecuali Seokjin dan Jungkook . Mungkin 8 tahun umur yang masih dibilang kecil , tapi tidak dengan Jungkook , meskipun umurnya 8 tahun tapi dia terlalu pintar untuk anak seusianya, pemikirannya yang selalu out of the box .

Alih-alih masuk kedalam , Jungkook malah mengajak seokjin ke halaman belakang . Entah ada apa disana , yang pasti seokjin menurut saja pada adik kesayangannya itu .
Mereka duduk di ayunan , sekali lagi seokjin selalu dibuat terkejut dengan segala perilaku Jungkook . Seperti sekarang , mereka tengah duduk di ayunan. Satu tangan Jungkook merogoh saku celananya . Sedang satunya lagi menarik tangan seokjin . Jungkook rupanya mengeluarkan sebuah gelang dengan liontin berbentuk bulan .

" Aku beli ini di Abang yang jual jepit , buat kenang-kenangan " ucap Jungkook polos sebari memasangkan gelang itu di pergelangan tangan seokjin .

Seokjin tertawa , bagaimana bisa Jungkook kepikiran buat beli gelang yang katanya buat kenang-kenangan . Bahkan dirinya saja tidak tahu harus memberi apa pada Jungkook .

" Jangan ketawain , pokoknya Kaka harus pake terus , biar nanti kalau ktemu di jalan aku bisa kenalin kakak "

Kedua netra itu saling bertemu , ada secercah harap dari keduanya , berharap setelah perpisahan itu terjadi mereka akan dipertemukan kembali . Si kecil langsung menghambur ke pelukan sang kakak . Dia menangis untuk pertama kalinya di usia 8 tahun . Seokjin membalas pelukannya tak kalah erat , sesekali dia ciumi pucuk kepala Jungkook . Berharap Jungkook tahu sebesar apa rasa sayangnya itu . Tidak berlebihan rasanya ketika keduanya terlihat sangat begitu dekat dan tulus , keduanya dibesarkan bersama , keduanya saling membutuhkan satu sama lain . Jungkook sebenarnya dekat dengan anak panti asuhan lainnya , mereka juga sering main . Namun untuk yang satu ini Jungkook beda . Entahlah sulit dijelaskan untuk anak usia 8 tahun . Sepertinya terlalu dini untuk disebut " jatuh cinta "

All About Us and Memories ( Jinkook )Where stories live. Discover now