Hari pertama tanpa kehadiran seokjin di panti , suasana sepi , ibu panti berada di ruang kerjanya , Kak Naya yang sibuk membersihkan meja makan , beberapa anak asuh yang sudah berangkat ke sekolah pagi-pagi , sisanya hanya 2 anak lagi yg memang belum menginjak usia sekolah , ditambah Jungkook .
Hari ini Jungkook dilarang masuk sekolah oleh ibu panti , karena suhu badannya yang masih panas . Namun Jungkook yang tidak mau diam itu merasa bosan kalau harus tiduran saja di tempat tidur , rasanya seperti di penjara . Biasanya kalau dirinya sakit pasti seokjin selalu menemaninya , entah buat sekedar menemani atau membacakan cerita untuknya . Mengingat itu semua terasa sakit bagi Jungkook .
Jungkook melangkahkan kakinya keluar kamar menuju ruang tengah . Ia dudukan tubuhnya di sofa sebari melihat ke arah pintu layaknya seorang yang menunggu sesuatu .
" Apa hari ini kak seokjin akan ke panti ? " Tanyanya pada diri sendiri
Sial , baru sehari saja rasa rindunya sudah seperti ini . Bagaimana kedepannya . Dalam pikiran Jungkook , semua isi rumah ini adalah tentang dirinya dan seokjin saja .
Jungkook melangkahkan kakinya keluar rumah . Dia berdiri seperti saat menunggu kedatangan seokjin di depan pintu . Namun kali ini rasanya akan sia-sia karena seokjin tidak akan pernah pulang ke panti lagi . Itu kenyataannya.
Mata Jungkook memanas , ia menahan agar dirinya tidak kembali nangis . Ia sudah berjanji agar tetap menjadi Jungkook yang ceria namun ternyata itu sulit tanpa kehadiran seokjin disampingnya . Maka mengalirlah air bening dari kedua netranya itu . Isak tangis Jungkook semakin menjadi ketika ingatannya kembali pada kenangan dirinya saat menunggu seokjin kembali dari sekolah , senyum seokjin dan pelukan hangat seokjin bagaimana bisa dia lupakan begitu saja . Naya yang berada di balik pintu sedari tadi langsung keluar menghampiri Jungkook , lalu memeluknya erat . Mengelus punggung sikecil untuk memberikan rasa tenang .
" Badan kamu masih panas , kita kembali ke kamar ya kook " ucap Naya sambil memapah Jungkook , mengantarnya ke kamar .
Jungkook kembali ke tempat tidurnya , namun tangisnya belum juga reda . Membuat Naya dan ibu panti khawatir dengan kondisi Jungkook saat ini .
" Bun , bagaimana ini ? Naya ga tega lihatnya " tanya Naya
" Ibu pun bingung nay ... Coba ibu telpon ibu Dalia yaa... "
Ibu panti kembali ke ruang kerja dan mengambil ponsel dari tas miliknya . Beliau mencoba menghubungi orang tua angkat seokjin . Namun nihil . Tidak ada satu pun yang menjawab panggilannya . Ibu panti tidak kehabisan ide , beliau lantas menelpon ke rumah Bu Dalia , semoga kali ini ada yang bisa ia hubungi .
" Selamat siang kediaman bapak Hermawan , ada yang bisa saya bantu " ucap seseorang di ujung sana
" Selamat siang , saya dari panti asuhan mutiara hati , ingin bicara dengan Ibu Dalia "
" Maaf ibu , nyonya dan tuan baru saja berangkat ke Bandara "
" Bandara ? Mereka mau pergi kemana kalau boleh tahu ? "
" Mereka pindah ke London Bu , bersama anak angkatnya "
" Owh... Ya sudah kalau begitu , terima kasih yaa "
Ibu panti menutup telponnya , bagaimana caranya menyampaikan kabar ini kepada Jungkook ? Keadaan Jungkook sedang tidak baik-baik saja saat ini , ibu panti tidak akan tega membuat anak asuh kesayangannya itu lebih menderita lagi ketika tahu seokjin pindah Ke luar negeri .
" Bagaimana Bun ? " Kedatangan Naya sontak membuat ibu panti terkejut .
" Bunda ga apa-apa ? Bunda kayak yang kaget lihat Naya ? "
YOU ARE READING
All About Us and Memories ( Jinkook )
FanfictionBXB 18+ maybe homophobic and minor go away cw lainnya menyusul 👍🏻 " apakah kelak kita akan bertemu lagi ? aku harap iya . banyak hal yang ingin aku ceritakan , begitu juga tentang perasaan " main cast : Kim seokjin - seokjin Jeon Jungkook - Jun...