chapter 5 (🐹x🐰)

485 64 17
                                    

Entah kenapa , pagi ini tepat tanggal 1 September , suasana panti sendu . Mungkin karena efek hujan atau karena satu dari anak-anak panti hari ini ada yang akan pergi bersama keluarga barunya ? People Come and Go bukan ? Begitu pun di panti , ada yang masuk dan ada juga yang pergi . Terlebih yang pergi adalah seorang kakak tertua kedua setelah Naya . Sosok yang selama ini sangat menyayangi adik-adiknya dipanti , memberi banyak perhatian dikala salah satu dari mereka ada yang sakit . Juga orang yang selalu membantu Naya juga ibu panti .

Anak tersebut adalah anak yang saat ini sedang termenung di teras panti , sambil menatap rintik hujan yang turun basahi bumi . Apakah langit tahu kalau saat ini dirinya sedang sedih ? Layaknya orang yang melamun , seokjin tidak sadar dengan kehadiran Jungkook . Sampai akhirnya si kecil menggenggam tangan seokjin , seokjin yang terkejut langsung menoleh , dan mendapati Jungkook yang sedang tersenyum manis , iya manis namun seokjin tahu betul ada pahit disana , pahit menerima kenyataan kalau hari ini seokjin harus meninggalkannya . Tanpa aba-aba , ditariknya tubuh kecil itu , dikecupnya berkali-kali pucuk kepala Jungkook , membuat yang menerima sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis .

" Aku akan sangat merindukan kamu kook " ucap seokjin

" Aku juga kak , kakak janji sama kookie kalau kakak bakalan sering datang kesini "

" Kakak janji "

Seokjin melepaskan pelukannya , dan merogoh saku celana seragamnya . Kini ada secarik kertas ditangannya , entah apa . Seokjin lantas memberikan Jungkook kertas tersebut .

" Bukanya waktu kakak ga ada yaa "

" Kenapa ? "

" Ya bukanya pas kakak ga ada aja... Ngerti ? "

" Hmm.. baiklah .. "

Mereka kembali terdiam , keduanya menatap lurus ke depan . Entah apa yang ada dalam pikiran ke duanya . Mungkin mereka sedang menyiapkan hati untuk menerima kenyataan kalau hari ini , di hari ulang tahun Jungkook ke duanya harus berpisah .

===========================================

Seokjin pulang lebih awal , dirinya minta izin untuk sekolah setengah hari , karena harus siap-siap untuk berkemas . Maka yang dia lakukan setelah sampai dirumah adalah mengemas semua pakaiannya dan barang-barangnya juga dengan dibantu kak Naya .

" Kamu ingatkan pesan bunda ? " Tanya naya

" Aku ingat kak , akan selalu aku ingat " jawab seokjin

" Kalau ada waktu , main ke panti yaa... Jangan lupain anak-anak disini , bunda , Kaka dan juga jungkook " ucap Naya

" Kak , tolong jaga Jungkook buat aku yaa... "

" Hubungan kamu sama Jungkook tuh apa sih ? Yang Kakak lihat kamu sayang banget bahkan lebih dari sekedar adik sepertinya "

" Entah kak , seokjin sendiri belum paham , yang pasti seokjin pengen Jungkook jadi bagian hidup seokjin saat ini atau pun di masa depan "

" Kak Naya cukup paham , Kaka bakalan jaga jungkook seperti yang kamu mau "

" terima kasih kak "

Seokjin tengah berdiri diluar sekarang , mondar mandir seperti setrikaan . Seokjin terlihat sedang menunggu seseorang , bukan orang tua angkatnya , melainkan jungkook . Ada perasaan khawatir , seokjin ingin melihat Jungkook sekali lagi sebelum dirinya pergi dari panti tersebut.

Namun , kedatangan orang tua angkat seokjin lebih awal dibanding Jungkook . Seokjin bingung harus bagaimana , pasalnya dia tidak ingin pergi begitu saja tanpa pamit secara langsung pada Jungkook .

" Seokjin , sudah siap semuanya ? Tanya Bu Dalia

" Sudah Bun , tapi seokjin lagi nunggu Jungkook dulu " jawab seokjin

" Baiklah , bunda kasih waktu 1 jam yaa gppkan ? "

" Terima kasih bunda "

Seokjin pun bergegas keluar rumah dan setia menunggu kedatangan Jungkook . 10 menit , 30 menit , 45 menit , 1 jam , Jungkook tidak kunjung juga datang . Seokjin hanya bisa tertunduk lemah , matanya merah menahan tangis . Namun akhirnya pecah ketika ibu panti datang dan memeluknya .

" Biar ibu yang sampaikan salam perpisahan kamu sama jungkook yaa... Jangan buat bunda Dalia kecewa "

Seokjin pun akhirnya berpamitan pada semua penghuni panti , di iringi hujan deras , suasana haru tidak bisa dihindarkan , keberadaan seokjin di panti asuhan adalah sebuah anugerah , betapa sayangnya seokjin kepada anak-anak panti lain dan juga ibu panti yang sudah dirinya anggap sebagai ibunya sendiri .

Meanwhile

Ditempat lain , ada anak kecil yang sedang menangis dalam diamnya , tangisannya terasa perih , bahkan untuk bersuara saja tidak mampu . Jungkook tengah berdiri di pos keamanan yang berada tidak jauh dari panti asuhan . Matanya merah karena menangis , kakinya seketika melemah saat mobil hitam mewah melewatinya begitu saja .

" Kak.... " Ucapnya lirih

Jungkook pun terduduk , karena kakinya tidak mampu lagi menopang tubuhnya . Terlalu lemah , hatinya pun lemah , penyesalan menyelimutinya sekarang , namun dirinya pun tidak sanggup jika harus berpisah secara langsung dengan seokjin . Maka ia putuskan untuk melihatnya dari kejauhan .

Tapi Jungkook manusia biasa , dia tidak bisa selapang itu , maka ia berlari mengejar mobil yang membawa kakak kesayangannya itu m dibawah hujan deras , Jungkook hanya bisa berlari sambil meneriakkan nama kakaknya itu . Namun sayang , laju mobil tersebut cukup cepat , Jungkook tidak bisa mengejarnya , lagi-lagi dia runtuh ditengah jalan , ditengah derasnya air hujan , bertambah deras pula airmatanya . Kedua tangannya dikepal erat , satu tonjolkan dia layangkan dipipinya , dia menyesal , sangat menyesal atas tindakannya sendiri yang mencoba untuk acuh dengan kepergian kakaknya tersebut .

===========================================

Siang berganti malam , Jungkook tengah berbaring di tempat tidur . Tubuhnya mendadak demam , mungkin akibat dirinya yang membiarkan tubuhnya dibasahi oleh hujan .

Kak Naya yang siaga , menemani Jungkook dari sore tadi . Jungkook tiba-tiba pingsan , membuat ibu panti dan Kak Naya panik. Syukurlah hanya demam biasa , hanya saja jiwanya sedikit terguncang , mungkin karena peristiwa yang dialaminya siang tadi .

Jungkook terbangun , dia masih terlihat sangat lemah , maka Naya menyuruhnya untuk tetap tiduran saja .

" Kalau kamu butuh apa-apa , bilang aja biar kak Naya yang ambil " ucap kak Naya

" Kak , boleh tolong ambilkan tas kookie ga ? "

" Boleh dong... "

Naya pun memberikan tas sekolah milik Jungkook , Jungkook merogoh sebuah saku yang berada di tas tersebut , dilihatnya sebuah amplop berwarna putih bertuliskan " kesayangan kakak Jungkook " . Naya yang paham , langsung meninggalkan Jungkook sendirian .

Jungkook buka isi amplop tersebut , baru dilihat saja matanya sudah mengeluarkan air mata.

" Dear Jungkook ...
Aku sengaja meminta kamu untuk baca surat ini saat aku tidak ada karena aku tidak ingin melihat kamu menangis , bodoh , bahkan untuk menulis surat ini saja aku menangis .

Jungkook , maafkan kakak yang egois karena lebih memilih pergi dari panti . Tapi kakak yakin kamu masih ingat apa yang kakak cita-citakan , iyakan ? Jangan menangis ya kesayangan kakak .

Kita pasti akan bertemu kembali , kita akan seperti dulu lagi . Biarkan kakak berjuang disini sendiri , kelak kakak akan jemput kamu . Jemput kamu untuk menjalani hidup baru berdua saja .

Hidup dengan bahagia yaa kook ... Jaga bunda , kak Naya dan anak-anak lainnya . Belajar yang rajin dan serius .

Aku mencintaimu Jungkook , sangat mencintaimu

Sampai bertemu kembali

Kaka kesayanganmu

Seokjin "



🐹🐰






Selamat pagi....
Selamat membaca yaa....

Jangan lupa vote dan vommentnya 💛💛💛

All About Us and Memories ( Jinkook )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang