LAP 5

1.4K 184 8
                                    

"Arhh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Arhh.. bangsat."

Wajah Sunghoon sudah dipenuhi dengan peluh keringat, bibirnya pucat dengan luka bonyok di mana-mana. Kondisinya sekarang benar-benar kacau ditambah rambutnya yang sudah lepek.

Dia menginjak rem secara mendadak, menepikan mobilnya. Kota jauh berada di belakang sana, digantikan dengan hutan lebat di sepanjang jalan.

Sunghoon memejamkan matanya, tangannya yang memegang perutnya sudah dilumuri darah.

Dengan tangan bergetar Sunghoon meraih ponselnya, dan mendial kontak sahabat satu-satunya—yang paling ia percaya.

Sunoo..

Napas Sunghoon memburu, dan pendek-pendek, membuat paru-parunya terus meminta lebih dan lebih, hingga membuat Sunghoon mulai kehabisan tenaga. Tubuhnya menyandar ke jok. Pemuda itu berdecak, tak kunjung mendapat jawaban dari oknum yang dihubungi.

Berulang kali Sunghoon berusaha menghubungi sahabatnya, tapi tak ada jawaban. Pemuda itu mulai kehabisan akal.

Memiliki banyak teman, tidak menjamin Sunghoon mudah dalam mendapatkan banyak bantuan ketika ia tengah dalam kesulitan seperti ini.

Pemuda pinguin itu tidak mudah percaya sekalipun dengan teman-teman lintasannya, sejauh ini hanya Sunoo. Terlebih lagi dalam kondisi sialnya sekarang, Sunghoon tidak sudi kalau harus ada anak lintasan yang menyaksikan kesialannya.

Sunghoon masih terlihat berpikir, kepalanya mulai pening, dan pandangannya mulai mengabur. Dia jelas harus secepatnya memutuskan, sebelum mati konyol di tempat seperti ini akibat kehabisan darah.

Sejauh ini, hanya ada satu nama yang terbesit di benaknya.

Jongseong.

Jemarinya kembali bergerak, mendial sebuah nomor—yang bahkan belum dia simpan kontaknya—dan didapat dari daftar anggota grup lintasan.

Manik Sunghoon yang semula terpejam seketika kembali terbuka, entah kenapa ia merasa begitu lega luar biasa saat mendengar suara seseorang dari seberang telepon.

"Ya?"

"Jongseong.." Sialan, Sunghoon tidak bisa mempertahankan nada bicaranya agar tetap terdengar tenang.

"Sunghoon?"

"Samperin gue sekarang, bisa? Bisa, ya?"

"Lo oke?"

Sunghoon refleks menggeleng, "nggak."

"Sharelock, Hoon."

Tepat setelahnya, Sunghoon segera membagikan lokasinya saat ini. Dan ketika sambungan telepon berakhir, Sunghoon kembali memejamkan matanya, menaruh asal ponselnya.

Sunghoon tidak tahu, berapa lama ia dalam kondisi nyaris tidak sadar. Karena setelahnya, ia merasa seseorang menyadarkannya, memanggil namanya, sudah dengan pintu di sampingnya yang terbuka.

Who's he? [ JayHoon ] ✔️Where stories live. Discover now