LAP 7

1.4K 195 23
                                    

"Pake mata lo, bajingan!"

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Pake mata lo, bajingan!"

"Tutup mulut lo, brengsek!" Geram Heeseung. Walaupun begitu, dia tetap fokus mengontrol gerak mobilnya yang berbelok tajam 90 derajat—nyaris saja menabrak para pejalan kaki yang ingin menyebrang.

Haruto mengeratkan genggamannya pada hand grip mobil, berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya agar tetap aman dari guncangan hebat. "Sialan Jake! Dasar pembohong ulung!"

"Sengaja dia, bangsat! Mau bikin tantangan dadakan!" Heeseung kembali meningkatkan kecepatan mobilnya di atas rata-rata, ketika jalur lurus nampak di hadapannya.

Mereka bukan tipe pembalap jalanan yang selalu menunggu waktu subuh, di saat para pengendara berkurang, dan jalan umum telah kosong. Melainkan, biasanya mereka akan menutup beberapa jalur jalan, bermodal plang peringatan semacam 'Jalan sedang dalam masa perbaikan', hingga pada akhirnya membuat para pengendara lainnya tertipu, dan tidak ada yang melalui jalan itu, membuat anak-anak nakal ini dapat dengan leluasa menguasai jalan.

Tapi kali ini, jalur mereka balapan jelas tidak ditutup—seperti apa yang bandar mereka katakan. Melihat ada begitu banyak pengendara mobil yang melintas, mereka menyadari jika itu semua hanyalah akal-akalan Jake—yang nyatanya memberi surprise menuju alam baka secara mendadak.

Vernon yang bersedekap, menoleh, baru menyadari plang peringatan dan kerucut lalu lintas masih utuh di tempatnya. "Jake, lo bilang jalan udah pada ditutup?"

Jake yang sudah terlihat tidak sabar menunggu—siapa mobil pertama yang datang—seketika terkekeh puas. "Gue boongin mereka." Dia mengulum lidahnya. "Kita lihat, siapa yang paling unggul, sekalipun tanpa persiapan."

Mendengar itu Vernon hanya menggeleng, tersenyum miring. "Emang licik lo."

"Nyesal gue ikut sama lo!" Sunoo yang berada di satu mobil yang sama dengan Sunghoon tak ada hentinya berteriak protes.

Sunghoon masih tak buka suara. Dengan cekatan ia menarik rem tangan, hingga mobilnya berbelok 180 derajat tanpa menyenggol sudut jalan sedikitpun, menciptakan traksi yang sempurna dari ban belakangnya—yang seketika membekas di atas aspal.

Kedua tangan Sunoo menggenggam dengan erat hand grip, dengan tubuhnya yang terus terguncang-guncang hebat bersamaan dengan suara jeritannya. "Udah berapa kali lo hampir nabrak orang, bego!" Dia tidak mau mati sekarang.

"Perasaan kerjaan lo duduk anteng aja di situ!" Sunghoon membanting stirnya ke kanan, menghindar dari pengendara lain—tanpa menurunkan kecepatannya, hingga tubuh mereka kembali terhempas ke samping dengan kasar. "Gue yang lagi usaha mati-matian di sini! Jadi mending lo diem!" Manik Sunghoon dengan gesit melirik kaca spionnya, menyadari posisi mobilnya tengah terancam, fakta mobil pesaingnya berposisi semakin dekat.

Di tengah kegaduhan, Sunoo menoleh ke belakang, "nos lo mana, bejirr!" Sial, kenapa dia baru menyadarinya.

Sunghoon menggeram, berkali-kali menghalang—menutup jalan, agar mobil balap di belakangnya tidak berhasil menyalip. "Sekali-kali fair, bangsat!"

Who's he? [ JayHoon ] ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें