LAP 10

1.4K 189 39
                                    

Los Angeles, CA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Los Angeles, CA.
5 tahun yang lalu..

Jongseong melangkah keluar, meninggalkan suara keributan yang masih berlangsung di dalam rumah keluarganya.

Melihat penampilannya yang begitu rapi; dengan tubuh besar yang dibalut hoodie berwarna putih, ditambah jaket jeans hitam di luar, pemuda itu jelas terlihat begitu siap. Jangan lupakan pundak kanannya yang sudah menenteng tas.

Sebelum ia melangkah semakin jauh, seorang pemuda seketika saja keluar dari balik gerbang rumah, dan memanggil namanya. "Don't take what Dad says seriously."

Langkah Jongseong terhenti, lantas ia menoleh. Sorotnya begitu kacau, tapi sudut bibirnya masih bisa membentuk sebuah senyuman tipis. "Just calm down." Tatapan dua bersaudara itu beradu. Sama-sama menguar kelam.

"I mean.. " Aidan terlihat ragu mengatakannya, tapi dia merasa harus. "Maksud gue lo nggak harus pergi." Setidaknya mengatakan itu bisa membuatnya sedikit merasa lega. "Ayah cuma lagi nggak berpikir jernih. Besok juga pasti dia bakal membaik." Itu terdengar seperti sebuah bujukan.

Jongseong mengubah posisinya, menjadi sepenuhnya menghadap adiknya. "Gue mutusin buat pergi bukan karena Ayah. Cuma gue yakin, buat sekarang emang lebih baik gue pergi dulu. Setidaknya itu bisa bikin situasi di rumah bakal cepat membaik." Sorotnya berusaha meyakinkan adiknya. "Nggak akan lama. Gue pasti bakal balik."

"Keep contacting me." Aidan jelas tahu sejak awal, kalau ia tidak akan bisa menahan Kakaknya agar tidak pergi. Tapi setidaknya ia sudah berusaha mencobanya, bukan?

Jongseong mengangguk. "Bakal gue hubungin." Lantas, pemuda itu segera melangkah pergi, lalu masuk ke salah satu taxi yang baru saja ia hentikan.

Setelah kendaraan kuning itu melaju, Jongseong menoleh ke belakang. Mendapati adiknya masih berdiri di sana, memandang kepergiannya. Seketika ia menghempaskan punggungnya ke jok, memejamkan matanya sesaat. Bergulat dengan pikirannya yang sebagian memenuhi kepala.

Lama terdiam. Sebelum kemudian ia meraih ponselnya, dan mengeluarkan kartu simnya. Tanpa ragu melipatnya hingga rusak, lalu membuangnya ke luar jendela.

Dalam hati ia berusaha meyakinkan dirinya, kalau apa yang ia pilih sudah tepat, dan ia tidak akan menyesal.

Beberapa saat setelahnya, taxi itu akhirnya berhenti di depan sebuah bandara, dengan Jongseong yang segera turun.

Dia berbalik dan lagi-lagi terdiam. Memandang sekali lagi Kota tempatnya selama ini tinggal, tempat di mana keluarganya berada. Mungkin suata saat ia akan merindukan semua ini.

Who's he? [ JayHoon ] ✔️Where stories live. Discover now