LAP 6

1.3K 190 25
                                    

Tangan pemuda itu mengepal kuat, sangking kuatnya sampai bergetar hebat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangan pemuda itu mengepal kuat, sangking kuatnya sampai bergetar hebat. Peluh keringat sudah membanjiri kening sampai pelipisnya. Sesekali kerutan nampak di antara alisnya, dengan kepala yang bergerak gelisah.

Dia terjebak di alam mimpi. Mimpi buruk.

Para petugas medis terlihat menyeret tubuh seseorang dari dalam sebuah mobil yang sudah berposisi terbalik. Suara sirine tanda darurat begitu memekakkan telinga, memenuhi kepala. Hingga membuat perasaan semakin gusar.

Teriakan makian dari beberapa orang, terdengar begitu berisik. Tapi tidak masalah dengan hal itu. Kecuali satu suara dari seseorang, yang seakan terus menghantui. Terdengar jelas di antara suara lainnya, memenuhi indera pendengarannya. Lagi-lagi sukses menciptakan perasaan yang resah.

Peluh keringat semakin membanjiri wajah Jongseong, maniknya masih terpejam. Namun raut wajahnya semakin terlihat tersiksa.

Suara itu, menggema berkali-kali di telinganya. Menciptakan gelombang setruman kuat di dadanya. "Kamu memalukan?! Tidak sepantasnya kamu menjadi bagian dari keluarga ini!"

Napas Jongseong tercekat sesaat. Dadanya naik turun dengan cepat. Suara napasnya terdengar semakin berisik dan berat.

"Gue baik-baik aja." Sunghoon keluar dari kamarnya dengan kondisi lebih baik.

"Serius? Lo di mana? Biar gue samperin?" Suara Sunoo kembali terdengar dari seberang telepon.

Sunghoon melangkah ke ruang tengah. Sampai kemudian gerak kakinya terhenti, saat melihat Jongseong masih tertidur di atas sofa. Keningnya mengerut, ada yang aneh dari pemuda itu. "Sun, gue tutup." Tanpa menunggu jawaban, ia segera memutuskan sambungannya. Berlari ke arah sofa sembari mengantongi ponselnya.

"Jongseong." Sunghoon menggoyang kedua pundak lebar Jongseong, yang terlihat semakin bergerak gelisah dalam tidurnya. Baju t-shirt pemuda itu sudah terlihat basah oleh keringat. Napas Jongseong semakin memburu, seakan ruangan itu tanpa oksigen saat ini.

Sunghoon semakin terlihat khawatir. "Park Jongseong!" Nadanya meninggi, sontak membuat Jongseong langsung membuka matanya. Napasnya terdengar berat, Sunghoon dapat merasakan otot-otot lengan pemuda itu mengeras hebat.

Jongseong menatap Sunghoon dengan sorot menyakitkan. Entah penglihatan Sunghoon yang salah atau bagaimana, dia bisa melihat kalau manik pemuda dengan rahang tegas itu berair, dan memerah. Penuh akan luka.

"Mimpi buruk?" Nada Sunghoon terdengar hati-hati.

Jongseong mengambil duduk, menurunkan kakinya ke lantai, dan menyandarkan tubuhnya di kepala sofa. Maniknya terpejam sesaat, tangannya menarik rambutnya, frustrasi.

Sunghoon yang duduk di samping pemuda itu, memandang lamat-lamat wajah Jongseong. Ini ekspresi baru lagi yang dapat dia saksikan dari wajah pemuda itu.

Merasa napasnya mulai kembali teratur, dan emosinya mulai bisa dikontrol, Jongseong kembali membuka matanya, lalu menoleh untuk menatap Sunghoon. "Cuma mimpi buruk biasa." Dia kembali dengan senyumnya.

Who's he? [ JayHoon ] ✔️Where stories live. Discover now