BAB 01. Masuk Pesantren

2.2K 70 2
                                    

✨HAPPY READING✨

"Gio sedang berkumpul bersama teman-temannya ketika tiba-tiba Reza Putra, musuh Gio, datang menghampiri Gio. Reza menantang Gio untuk balapan."

"Gio sedang berkumpul bersama teman-temannya tiba-tiba Reza Putra (musuh Gio) datang menghampiri Gio dan menantang Gio untuk balapan."

"Hei, Gio! Ayo kita adu kecepatan. Siapa yang menang, motor lawannya jadi milik pemenang!" Ujar Reza

"Wah! Lo berani banget nantangin gue. Tapi ingat, motor gue ga akan gampang lo rebut!" Ujar Gio

"Haha, kita liat aja nanti siapa yang akan ketinggalan di belakang. Black Vipers pasti bakal ngalahin The night riders!" Ujar Reza percaya diri

"Jangan terlalu percaya diri, lo. The Night riders ga akan nyerah gitu aja. Ayo kita tunjukkin siapa yang memang!

"Gue memang! Lo kalah lagi!" Ujar Gio

"Ah, kalah lagi gue. Tapi jangan seneng dulu, lo, gue pasti bakal bisa ngalahin lo!" Ujar Reza

"Haha, jangan cuma ngomong doang lo, kalo lo berani, lawan gue di balapan selajutnya. Ujar Gio

"Tunggu aja. Kali ini gue kalah, tapi lain kali gue yang menang!" Ujar Reza

"Setelah balapan sengit, Gio akhirnya keluar sebagai pemenang. Semua penonton bersorak dan memberikan tepuk tangan meriah untuk Gio yang telah menunjukkan kemampuannya dalam balapan."

"Wooohooo! Gio memang hebat! Selamat, Gio!" Ujar para penonton

"Gue memang! Motor lo sekarang jadi milik gue, sesuai kesepakatan kita!" Ujar Gio

"Ya, gue tau lo menang, ambil aja motor gue" Ujar Reza

"Setelah balapan, motor yang dimenangkan oleh Gio ternyata dibawa oleh temannya."

"Namun, dalam perjalanan pulang, Gio tiba-tiba melihat pacarnya, Dea, bersama seorang pria lain. Hatinya terasa hancur dan dia merasa sangat terluka. Tanpa berpikir panjang, Gio turun dari motornya dan menghampiri Dea."

"Dea, apa yang lakuin disini hah!? Gue liat lo jalan sama cowok lain!' Ujar Gio

"Gio, maafkan aku. Aku bisa menjelaskan semuanya sekarang." Ujar Dea minta maaf

"Nggak ada yang perlu dijelaskan lagi. Gue udah liat sendiri. Kita berdua sudah selesai." Ujar Gio

"Gue udah ngasih segalanya buat lo, Dea. Gue udah berjuang mati-matian buat dapetin hati lo. Tapi lo mutusin untuk mengkhianati gue?" Ujar Gio

"Gio, aku tahu aku salah. Aku menyesal. Tapi aku merasa terjebak dan tidak tahu harus bagaimana." Sesal Dea

"Nggak ada alasan yang bisa benerin pengkhianatan lo, Dea. Gue cinta sama lo, tapi gue nggak bisa terus sama seseorang yang nggak setia." Ujar Gio

"Gio dengan hati yang hancur memutuskan hubungan dengan Dea dan melanjutkan perjalanan pulangnya dengan perasaan campur aduk."

Pukul 02.00

"Gio, yang baru saja pulang dan masuk ke rumahnya, terkejut saat melihat ayahnya, Hartono Wijaya."

"Gio ingin naik tangga menuju kamarnya, tetapi terhenti ketika Hartono berbicara."

"Gio, duduk sebentar. Papa ingin berbicara denganmu." Ujar Hartono tegas

"Gio duduk di samping ayahnya, merasa tegang dan tidak yakin apa yang akan diungkapkan oleh Hartono."

"Gio, Papa sering melihat kamu pulang larut malam. Papa sangat kecewa dengan tindakan kamu yang sering balapan liar. Papa telah memberikan segala fasilitas buat kamu, tapi kamu memutuskan untuk menggunakannya dengan tidak baik." Ujar Hartono tegas

"tenang aja, Pa. Aku baik-baik kok. Lagian, aku kan udah gede, bisa ngurus diri sendiri." Ujar Gio cuek

"Tapi itu bukan alasan buat pulang larut malam gitu! Papa khawatir sama keselamatanmu. Kamu harus mikirin perasaan orang tua, Gio." Ujar Hartono semakin marah

"Maaf, Pa. Tapi Aku pengen ngejar passionku di balapan, dan itu nggak bakal berubah." Ujar Gio menggelengkan kepala

"Maaf tidak cukup, Gio. Aku ingin kau menyadari betapa pentingnya pendidikan dan nilai-nilai agama dalam hidupmu. Jika kau tidak mau mengubah sikapmu, aku akan memasukkanmu ke pesantren." Ujar Hartono

"Gio terkejut mendengar ancaman tersebut."

"Apa maksud Papa? Mengapa Papa ingin memasukkanku ke pesantren?" Ujar Gio terkejut

"Gio, Papa melihat perubahan dalam dirimu. Papa khawatir dengan pergaulanmu dan lingkungan yang kamu pilih. Papa ingin kamu mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan hidup yang lebih terarah di pesantren." Ujar Hartono

"Tapi, pa, aku sudah menemukan passionku dalam balapan. Aku ingin melanjutkan karirku di dunia balap motor. Pesantren tidak akan membantu aku mencapai impian itu." Tolak Gio

"Gio, Papa hanya ingin yang terbaik untukmu. Papa khawatir dengan masa depanmu. Pesantren akan memberikanmu disiplin dan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan." Ujar Hartono memohon

"Oke, Gio mau masuk pesantren" Ujar Gio terpaksa, setelah menghela nafas sejenak

Balapan Cinta Di Pesantren {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang