BAB 7 • MALAM YANG PANAS

7.9K 259 9
                                    

7. MALAM YANG PANAS

Virza : Gue udah dapat orang yang mau beli lo dengan harga 300 juta.

Luna : S-serius, Za?

Virza : Iya. Dia mau booking lo malam ini.

Luna : Eh? Malam ini, ya?

Virza : Lo harus pakai pakaian seksi, menggoda, dan terbuka. Itu penting dan wajib biar kliennya tertarik.

Luna : Kami ketemu di mana, Za?

Virza : Hotel Diamond, suite room lantai 16, nomor 5. Datang jam 9 malam, jangan sampai telat.

Luna : Makasih banyak, Virza. Kamu beneran udah ngebantuin aku banget.

Virza : Hmm.

Luna mengusap wajah adiknya yang terlihat sangat pucat. Ia tak mampu melihat kondisi adiknya yang seperti ini. Ia tak kuasa melihat keadaan Aidan yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

Luna ingin agar adiknya segera sembuh dan sehat seperti anak-anak yang lain.

"Nggak apa-apa, aku pasti bisa, kok. Demi Aidan," gumam Luna sambil mengusap air matanya yang mengalir membasahi wajahnya.

Luna mengecup kening Aidan cukup lama dengan air matanya yang mengalir, membuat Aidan yang sedang tertidur langsung terbangun ketika merasakan jidatnya basah.

"Kakak kenapa nangis?" tanya Aidan sambil mengusap matanya yang baru bangun.

Luna menggeleng pelan. "Kakak nangis karena Aidan bakal segera sembuh."

Mendengar itu, Aidan pun sontak memekik gembira. "Horeee. Beneran, Kak, aku bakal sembuh? Jantung aku bakal bisa normal kayak anak lainnya? Aku udah bisa main-main sama anak-anak yang lain? Aku nggak bakal ngerasain sakit di dada aku lagi?" ujarnya dengan mata yang berbinar.

Luna mengangguk sambil mengusap air matanya yang semakin deras membasahi wajahnya. "Iya, Dek."

"Kalau gitu, Kakak pulang dulu, ya, ke rumah? Ada yang harus kakak kerjain soalnya," ujar Luna yang diangguki oleh Aidan dengan semangat.

Setelah kembali mengecup Aidan dan menyuruh adiknya itu agar beristirahat, Luna pun bergegas keluar dari ruangan Aidan.

Sesampainya di rumah, Luna pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya sebersih mungkin.

Luna kemudian bergegas keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya. Gadis itu membuka lemarinya untuk mencari pakaian yang disuruh untuk ia gunakan.

Pakaian seksi, terbuka, dan mampu memancing hasrat.

"Nggak ada yang cocok kayaknya. Coba aku pinjam baju punya Mama aja." Luna pun bergegas memasuki kamar mamanya yang untung saja tidak terkunci.

Kamar mamanya terlihat bernuansa merah. Di tempat riasannya terdapat banyak sekali alat makeup, wewangian, serta aksesoris lainnya.

XAVIERWhere stories live. Discover now