BAB 15 • MORNING WITH HIM

5.4K 307 21
                                    

15. MORNING WITH HIM

Pagi hari sekali, Luna terbangun dari tidurnya. Gadis itu merasakan tubuhnya pegal karena kegiatannya dan Xavier semalam.

Ya, Xavier kembali datang ke rumahnya semalam. Sudah sering cowok itu melakukannya, untung saja kelakuan mereka tidak ketahuan tetangga ataupun Aidan.

Saat mengucek-ngucek matanya dan memperhatikan kasur di sebelahnya, Luna menyadari bahwa Xavier sudah tak ada di sana. Ia kemudian bangun dari kasur dan berjalan tertatih ke kamar mandi. Luna mulai membersihkan tubuhnya dengan tenang.

Setelah selesai mandi, Luna pun memakai daster berwana abu-abu sepaha.

"Kakak pacarnya Kak Luna, ya?"

Seketika tubuh Luna langsung menegang kaget mendengar suara adiknya yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang.

Luna pun segera keluar dari kamarnya. Dan benar saja, saat di ruang keluarga, ia melihat Xavier yang sedang duduk berdua dengan Aidan di sofa.

Xavier dan Aidan pun kompak menatap Luna yang baru saja keluar dari kamar.

Luna merasa tak nyaman saat Xavier menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia kira lelaki itu langsung pulang seperti biasanya.

"Pacar Kak Luna ganteng banget. Keren," puji Aidan dengan antusias kepada Xavier.

"Dia bukan pacar Kakak," ujar Luna dengan lembut kepada sang adik. Dirinya sama sekali tidak salah, kan? Ia dan Xavier tidak memiliki hubungan apapun.

Luna dapat merasakan sorot mata elang Xavier yang kini memperhatikannya. Ia pun membuang muka, berusaha menghindari tatapan mata Xavier.

"Aku ke belakang dulu, mau buat nasi goreng buat sara-"

"Nggak usah. Gue udah pesan makanan tadi," ujar Xavier memotong perkataan Luna.

Luna mengernyit bingung. "Kakak pesan makanan?" beonya. Ia menghela nafas saat Xavier mengangkat sebelah alisnya sebagai jawaban.

"Permisi, pesanan anda," sahut seseorang di depan pagar rumah yang Luna ketahui itu adalah makanan yang sudah dipesan oleh Xavier.

"Iya, sebentar," sahut Luna. Saat gadis itu hendak masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil dompet, suara Xavier pun kembali terdengar.

"Mau ngapain lo?"

"Ambil dompet, Kak, buat bayar."

"Lo pikir gue cowok apaan yang pesan makanan, tapi ceweknya yang bayar? Lo pikir gue miskin?" omel Xavier dengan kesal.

Luna menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Iris coklatnya kemudian memperhatikan Xavier yang mengambil dompetnya di saku celana jeans cowok itu. Xavier kemudian memberikan beberapa lembar uang seratusan kepada Luna dan segera diterima dengan Luna walaupun sedikit ragu.

"Bayar pakai itu," suruh Xavier dengan tampang sensinya.

Luna mengangguk meskipun ia sebenarnya bingung kenapa Xavier memberikan uang yang sangat banyak. "Iya, Kak," jawabnya yang kemudian keluar dari rumah, meninggalkan Xavier dan Aidan yang kini saling bertatapan di dalam rumah.

XAVIERWo Geschichten leben. Entdecke jetzt