HAPPY READING!
o∆o
Terik mentari di pagi ini membuat siswa-siswi menggerutu kesal. Pasalnya, kegiatan upacara bendera sudah selesai. Namun, instruksi untuk bubar barisan ditunda.
"Mau ngapain, sih?"
"Panas begini malah dijemur."
"Mereka mana tau, kan di sana nggak kepanasan."
Cibiran para murid terdengar saling bersahutan. Barisan dari berbagai kelas pun sudah tak berbentuk. Bahkan, sebagian dari mereka memilih duduk dan menepi di bawah pohon besar di pinggir lapangan untuk menghindari sinar matahari.
"Tolong diam sebentar!" gertak seorang pria paruh baya berkacamata hitam dengan tangan di pinggang berdiri di atas podium.
"Si tua bangka gaya banget!"
"Itu namanya gaul, guys!"
"Gaul matamu!"
"Kelamaan. Buruan, kek!"
"Bacot mulu!"
"Udah diem! Kalau berisik makin lama malah."
Pria paruh baya yang diketahui salah satu staf kesiswaan itu memperhatikan keadaan yang sudah tidak se-berisik tadi.
"Nah, gini kan enak. Cuman sebentar, saya mau kasih kabar gembira untuk semuanya," tuturnya.
"Jadi, sekolah kita telah ikut serta dalam LKS Nasional yang diwakilkan jurusan TI dalam bidang lomba Cyber Security."
"MANA TEPUK TANGANNYAAA???!"
PROK PROK PROK
"WAH! KEREN BANGET!
"Dimana lombanya?"
"Siapa aja yang jadi perwakilan?"
"Kalau ganteng, mau gua pepet."
"Ya, kalau yang ikut cowok."
"Yang dari TI pasti cowok!"
"MOHON DIAM!!!"
"Selamat kepada Ananda Laksana Bagaskara yang sudah berhasil meraih Juara 1 LKS Cyber Security dengan hasil yang sempurna. Kepada Ananda Laksana Bagaskara dipersilahkan untuk ke atas podium."
"SUMPAH LAKSANA??!"
"DEMI APA???"
"Yang kemarin jadi most wanted dadakan nggak, sih?"
"Kayaknya iya. Namanya sama."
"Sana maju! Cie-cie menang nih, ya." Seorang siswa menyenggol lengan temannya yang bersandar di pohon.
Sang empu berdecak sebal. "Apaan, sih!"
"LAKSA! LAKSA! LAKSA!"
Sorak sorai dari semua orang di sana membuat sang juara melangkah dengan malas ke arah podium.
"Tuh, kan. Si Laksana yang jadi most wanted dadakan."
"Eh--sekarang makin jadi most wanted nggak, tuh?"
Para siswi berdesak-desakkan untuk melihat paras sang juara yang mempesona. Tak peduli lagi sinar matahari yang menyilaukan.
"Selain ganteng, ternyata dia berprestasi juga."
"Keren banget sumpah!"
"Calon pacar gua, tuh!"
"Dih! ngaku-ngaku, kayak dia kenal lo aja," cibir seorang gadis yang berdiri paling depan di barisan kelasnya.
"Ini dia sang juara kita...."
"LAKSANA BAGASKARA!!!"
"MANA TEPUK TANGANNYA???"
PROK! PROK! PROK!
Suasana yang tadinya panas dan penuh keluhan, seketika menjadi ramai akan pujian dan tepuk tangan.
"Kiw kiw! Ajarin aku ngoding dong, mas!"
"Ya ampun, Laksa!"
"Damage banget, cuy!!!"
"Emang benar, nggak ada yang bisa menolak pesona mas-mas TI."
Nampak di depan sana Laksana berdiri dengan gagahnya di samping guru gaul itu.
"Penyerahan piala, medai, sekaligus piagam penghargaan oleh Bapak Junedi dan Ibu Diana selaku kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMK MARTHAPURA. Waktu dan tempat dipersilahkan."
Pria paruh baya dan wanita dengan sedikit riasan menghampiri keduanya dengan senyuman lebar. Diikuti seorang petugas upacara yang membawa baki berisi piala, medali, serta piagam penghargaan.
"Selamat ya, Nak Laksa! Terima kasih telah mengharumkan nama sekolah kita," tutur Junedi menjabat tangan anak didiknya itu bergantian dengan Diana.
Diana tersenyum. "Selamat, Laksa. Terima kasih, saya sangat bangga dengan kamu."
Laksana mengangguk. "Sama-sama," ucapnya setelah jabat tangannya terlepas.
Junedi mengalungkan medali dan menyerahkan piala. Kemudian Diana menyerahkan piagam penghargaan milik Laksana. Seseorang mendokumentasikan momen itu.
"SEKALI LAGI, BERIKAN TEPUK TANGAN YANG MERIAH UNTUK MASTER CODING KITA!!!"
Riuhan tepuk tangan antusias terdengar sangat meriah.
"Semoga di awal bulan yang juga diawali dengan kejuaraan ini, bisa menjadi semangat untuk anak-anak yang lain. Ada kejuaraan-kejuaraan yang menyusul nantinya, aamiin!"
"AAMIIN!!!"
"MARTHAPURA MANA SUARANYA???"
"JUARA! JUARA! JUARA!"
"Keren keren! Terima kasih, anak-anak semuanya. Barisan dibubarkan! Silahkan kembali ke ruang kelas masing-masing untuk bersiap mengikuti mata pelajaran pertama. Semangat!"
Seorang gadis melangkah malas menuju kelasnya dengan topi yang diputar-putar menggunakan jari telunjuknya.
"Kenapa? Doi juara tuh, bukannya kasih selamat malah cemberut gitu," ujar Tari melihat sahabatnya nampak murung.
Asyela membuang napas kasar. "Males, banyak yang berharap sama dia."
Tari terkekeh. "Kamu juga berharap sama dia, tuh! Emang boleh, cemburu tapi nggak ada hubungan?"
"Berisik!" kesal Asyela menghentakkan kakinya berlalu memasuki kelas meninggalkan Tari yang tertawa terbahak-bahak.
o∆o
Central Java,
Saturday, 27 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER VS PROGRAMMER [ON GOING]
Teen Fiction⚠️ WARNING !!! 🚫 NO PLAGIAT !!! 🥇Rank: #1 - laksanabagaskara [2/3/2024] #1 - asyeladinatra [2/3/2024] #1 - screetadmirer [4/5/2024] #1 - cyber [10/6/2024] #1 - accounting [6/10/2024] Ketika suhu menampakkan batang hidungnya. Seorang siswa mendadak...